Semua Tentang Belajar Teknologi Digital Dalam Kehidupan Sehari - Hari

  • IC Timer 555 yang Multifungsi

    IC timer 555 adalah sirkuit terpadu (chip) yang digunakan dalam berbagai pembangkit timer, pulsa dan aplikasi osilator. Komponen ini digunakan secara luas, berkat kemudahan dalam penggunaan, harga rendah dan stabilitas yang baik

  • Ayo Migrasi TV Digital

    Kami bantu anda untuk memahami lebih jelas mengenai migrasi tv digital, apa sebabnya dan bagaimana efek terhadap kehidupan. Jasa teknisi juga tersedia dan siap membantu instalasi - setting perangkat - pengaturan antena dan distribusi televisi digital ke kamar kos / hotel

  • Bermain DOT Matrix - LOVEHURT

    Project Sederhana dengan Dot Matrix dan Attiny2313. Bisa menjadi hadiah buat teman atau pacarmu yang ulang tahun dengan tulisan dan animasi yang dapat dibuat sendiri.

  • JAM DIGITAL 6 DIGIT TANPA MICRO FULL CMOS

    Jika anda pencinta IC TTL datau CMOS maka project jam digital ini akan menunjukkan bahwa tidak ada salahnya balik kembali ke dasar elektronika digital , sebab semuanya BISA dibuat dengan teknologi jadul

  • Node Red - Kontrol Industri 4.0

    Teknologi kontrol sudah melampaui ekspektasi semua orang dan dengan kemajuan dunia elektronika, kini semakin leluasa berkreasi melalui Node Red

Sabtu, 30 April 2022

Analog Switch Off Tahap 1 - Ternyata Kita Belum Terlalu Siap


Setelah menunggu sekian lama, dari tahun 2008 saya telah mengikuti kick off penyiaran digital oleh Presiden SBY di studio TVRI Jakarta, akhirnya hari yg dinanti telah tiba, hari dimana akan dilaksanakan ASO tahap pertama di Indonesia. Namun terkejutnya saya ketika teman sesama teknisi di Bali yang seharusnya mendapatkan giliran ASO paling awal, memberikan update bahwa dia seperti kena "prank".

Kenapa ? 

Karena dia sudah ber Woro-Woro ke seantero desa dan berharap akan dapat durian runtuh pemasangan STB dan setting TV digital di warga desa yg kehilangan tayangan sinetron saat ASO terjadi.

Dan kemudian saya sedikit tidak percaya lalu menengok berita pagi TVRI dan melihat liputan pak menteri kominfo melakukan kick off ASO kemarin malam. Beritanya pendek saja namun saya tidak puas dan lanjut melihat kanal youtube kemkominfo dan saya terkejut. Begini selengkapnya:


UPDATE TENTANG ASO TAHAP 1 :

1) ASO Tahap 1 (30 April 2022 jam 24.00) dimulai di wilayah layanan  di 3 propinsi, 8 kab/kota :

  1. Propinsi Riau (Riau 4 : Dumai, Bengkalis, Meranti)
  2. Propinsi NTT (NTT 3 : Timor Tengah Utara + NTT 4 : Belu, Melaka)
  3. Propinsi Papua Barat : Kota Sorong, Kabupaten Sorong.

Ini adalah wilayah dimana STB sdh terdistribusi 100% untuk Rumah Tangga Miskin (dari Bantuan Kominfo dan TVRI).

2) Wilayah lain tetap dilanjutkan simulcast/atau siaran analog. 

3) Setelah lebaran, Dirjen SDPPI diminta Menkominfo utk membentuk Task Force yg melibatkan para penyelenggara Mux untuk menyusun bersama2 rencana, monitoring, dan mencari solusi atas masalah dalam distribusi STB yang menjadi komitmen para penyelenggara Mux. Termasuk wilayah yg akan ASO apabila distribusi STB telah mencapai 100 %.

4) Seluruh TV diminta tetap meningkatkan sosialisasi ASO dan migrasi digital dg "diksi" yang mudah dipahami masyarakat seperti sisi manfaat misalnya makin banyak tontonan program, atau akan dapat terus menonton program unggulan suatu stasiun TV.

Setelah rapat dilanjutkan konpers oleh Menkominfo didampingi para wakil penyelenggara mux dan para pejabat kominfo.



Bagaimana ? Prank atau tidak ? Ternyata kerja keras kita sebagai teknisi - tukang antena menjadi seperti diii...... Ahhh siapalah saya hanya setitik nila di susu sebelahnya..ehh sebelanga. Sebagai seorang penganut stoik, maka hal external yang tidak mungkin saya rubah maka sebaiknya saya ambil sikap " BODO AMAT".


Namun tidak ada salahnya juga bersiap kalau kalau siaran analog di TV tabung kamu keluar gambar seperti gambar paling atas.




Oooo iya apa kamu sudah punya STB Digitalnya ? Baca dulu review STB berikut ya, jangan sampai  siaran kamu putus - putus kayak VCD rusak seperti gambar contoh diatas:


 - Matrix Apple  - Matrix Kuning   - Polytron PDV 600T2   - Venus Cabe Rawit  - Evinix H-1  - Akari ADS2230 Tanaka 


Antena Digital paling jernih :

- Fleco AT-56   - Venus Cabe Rawit Indoor/Outdoor


Bagi anda yg berada di lokasi lain di Nusantara dapat juga membaca update perkembangan  migrasi TV digital di  kota-kota besar seluruh Indonesia :

Surabaya  MNC  ,  EMTEK , VIVA )

Malang

Jember 

Kediri

Jombang & Mojokerto

Madiun

Jogja

Semarang

Banjarmasin

Makasar

Medan

Palembang

Perbatasan Malaysia

Singaraja Bali 


Hubungi kami jika anda terkendala seting TV digital di wilayah Surabaya dan sekitarnya :

TV Digital Pasti Jernih

Jl. Ikan Mujaer No.7 P, Perak Bar., Kec. Krembangan, Kota SBY, Jawa Timur 60177

0815-5737-755 

https://g.co/kgs/No6JmP


Share:

Jumat, 29 April 2022

Pembagi Siaran TV Digital Untuk Hotel dan Kos - Kini Semakin Simple dan Murah

 



Terkenang kembali ketika saya pertama kali memulai bisnis distribusi TV parabola sekitar 6 tahun lalu, saat itu saya dihadapkan suatu kondisi, dimana kawan saya yang memiliki usaha kos-kosan premium berjumlah ratusan kamar (maklum juragan ex tambang yg baru resign dan dapet pesangonnya gak muat di dompet), sedang kebingungan karena kehilangan kontak dengan teknisi  yg biasa maintenance TV di kos2an itu. 

Dijelaskan pula oleh kawan itu kalau setiap bulannya, teknisi TV paling tidak 2-3 kali datang untuk memperbaiki kualitas jaringan CATV TV di kamar kos. Dan ketika saya kunjungi, terkejutnya saya  melihat gambar TV di kamar kos, yg dibilang kualitas "Jernih" dari siaran TV di kos tersebut sangatlah jauh dari kebiasaan penglihatan saya yg sudah mode "HD". 

Selain itu,  kawan saya mengeluh harus selalu membayar ongkos pergantian "IC power " dari ampli / booster tv kabel tiap bulan sekali, karena ada saja komponen yang melemah atau rusak. Ini sih namanya bikin capek kedua pihak baik owner maupun teknisi, yang walau sering dapat ceperan namun capek juga kalau yg rusak itu lagi itu lagi.


Baca Juga : Jenis gangguan TV analog yang akan kita tinggalkan di era TV digital




Sistem TV kabel analog yang digunakan umumnya terdiri dari Parabola - Switch / Splitter - STB DVB S/S2 - Modulator - Combiner - RF Amplifier - Distribusi UHF ke kamar. Sangat banyak perangkat yang perlu di sediakan dan kemungkinan error ataupun interference (gangguan sinyal) menjadi sangat terlihat dilayar TV. Tampilan di layar bisa saja telihat jernih bagi orang awam, namun bagi mata saya terlihat ada noise bintik yg teratur yg kemungkinan berasal dari sambungan kabel yg berada dekat dengan perangkat CCTV. Namun setelah saya belajar dari internet dan setelah menemukan bahan-bahan untuk distribusi TV satelit Digital ( yg ternyata tersedia di pasaran), maka saya berhasil mengerjakan pertama kalinya di sebuah kos2an elite di jimerto surabaya, dan sudah saya pernah bahas di blog ini juga (baca disini).




Lalu beberapa tahun kemudian munculah era TV DIGITAL, dimana sinyal TV yang melalui udara (UHF) kini telah dikodekan menjadi sinyal Digital yang lebih tahan terhadap gangguan sinyal. Ya tentu saja karena teknologi DVB-T2 adalah saudara dekat dari teknologi 4G-LTE dimana prosesor canggihnya dapat menangani "error correction" dari sinyal UHf dan telah terbukti memberikan kenyamanan dalam menonton siaran berkualitas HD (high Definition). Namun kendalanya banyak hotel yang masih menggunakan televisi LCD/LED analog, apakah dapat di ubah menjadi TV Digital ?





Dan kami pun telah mengerjakan sebuah proyek "percontohan" dimana sebuah proyek mess bumn ternyata terlanjur membeli TV LED yang tanpa memiliki tuner DVB-T2. Pantas saja langsung di ACC pimpinan karena harga TV LED analog ini sedang obral murah cuci gudang. Dikarenakan di kota tempat mess ini berada TV digitalnya sudah lengkap, maka solusi termurah adalah dengan membuat pembagi antena UHF untuk setiap kamar. Cilakanya mess ini renovasi bangunan jadul sehingga tidak memungkinkan untuk banyak-banyak naik plafon dan tenggat waktu peresmiannya sempit ! Alamak..apa solusinya ?




Pilihannya adalah dengan menggunakan antena UHF mini yang saya pasang dirumah dan pernah saya bahas disini. Karena kualitas penerimaan TV digital di lokasi cukup baik, maka saya putuskan untuk memasang antena ini di tiap kamar, dengan menyembunyikannya dibelakang furniture atau AC atau apapun asal tangkapan sinyalnya memungkinkan dengan tingkat sinyal dan BER yang bagus.




Jadi di proyek percontohan ini saya dapat memuaskan pemilik mess karena dapat menekan anggaran dan dengan kualitas siaran TV yang bagus. Gak tau juga kalau dana nya di mark up dan di sunat sama teknisi di bumn itu, saya gak ikut-ikut yang penting saya BAYARAN !




Jika lokasinya jauh dari pemancar TV dan cukup riskan kehilangan sinyal, maka penggunaan antena UHF outdoor dan booster mungkin bisa menjadi solusi. Namun permasalahannya sinyal TV jika dibagi banyak bisa mengalami los / rugi-rugi di splitter. Sehingga berdasarkan pengalaman saya terdahulu, jika terdapat 5 lantai usahakan di tiap lantai memiliki 1 antena UHF + Booster lalu dibagi ke tiap kamar, dengan catatan panjang kabel ke tiap tv dibuat seragam, sehingga tiap kamar memiliki tingkat sinyal yang seragam pula. Jadi usahakan splitter UHF berada di lokasi tengah-tengah plafon tiap lantai.


Berapa sih nilai investasinya ?


Perkiraannya seperti berikut :


1. STB DIGITAL (Jika TV hotel masih Analog) = 250.000

2. Antena Indoor = 100.000, Outdoor = 150.000

3. Asesories seperti klem + ducting, holder STB  = 50.000

4. Booster UHF = 250.000

5. Splitter UHF isi 4 = 100.000

6. Remote Copy = 50.000 , penjelasannya bisa dibaca disini

7. Jasa tekinisi = 150.000 / kamar


*) Item bisa dikurangi sesuai kondisi di lapangan

*) Dapat memanfaatkan sistem distribusi CATV sebelumnya sehingga menghemat biaya

Berminat ? kontak kami ya ..


TV Digital Pasti Jernih

Jl. Ikan Mujaer No.7 P, Perak Bar., Kec. Krembangan, Kota SBY, Jawa Timur 60177

0815-5737-755 

https://g.co/kgs/No6JmP

Share:

Selasa, 26 April 2022

Cara Menggabungkan 2 Remote TV dan STB Dalam 1 Remote Copy

 



Sangat merepotkan memang kalau menambah remote di depan TV akibat penambahan STB atau dekoder maupun DVD player. Apalagi jika penggunanya adalah generasi lansia yang ingin kemudahan dalam penggunaan remote tv dirumahnya. Jadi saya akan sharing cara mudah menggunakan remote copy yang dapat dibeli melalui online shop maupun toko elektronik (yang lumayan lengkap) disekitar rumah anda.


 



Sepengetahuan saya ada 2 type remote copy yang ditemukan dipasaran yaitu model chunghop dengan ciri khas tombol yang sedikit dan model Chung He - RM yang menyerupai remote universal dengan banyak tombol. Ada kelebihan dan kekurangan sesuai pengalaman saya  menggunakan 2 jenis remote copy ini dalam pemanfaatan nya di distribusi TV Hotel yang saya sering kerjakan (bisa dibaca disini) .





Remote Chung Hop memiliki relatif sedikit tombol sehingga dapat menghindari kesulitan pengguna lanjut usia, begitu juga menghindari tangan-tangan jahil yang ingin mengutak-atik setting Tv maupun STB. Namun kekurangan yang terasa adalah proses copy yang agak susah, kadang tidak ter rekam dengan benar, dan harus direkam  satu persatu per tombol seperti gambar paling atas. Kadang bisa melakukan multi copy atau banyak tombol bersamaan, namun umumnya terjadi error. Tapi karena tombol jumlah relatif sedikit ya tidak menjadi masalah penting.



Remote model Chung He lebih lengkap tombolnya dan kadang sudah bisa untuk mengoperasikan STB parabola merek Garmedia / kvision. Nah ini bisa menjadi masalah karena harus menghapus sekiranya tombol yg kritikal/penting seperti menu dan sebagainya. Kemudahan dari remote ini adalah proses rekam yang bisa dilakukan secara terus menerus atau dapat dilanjutkan ke tombol berikutnya sampai selesai. 

Dengan tombol yang banyak, maka untuk penggunaan dirumah yang memiliki 2-3 atau lebih perangkat di depan TV dapat memanfaatkan jumlah tombol yang tersedia, asal mampu menghapalnya dengan baik. Jadi kesimpulannya jika remote ini digunakan oleh lansia, maka cukup merekam tombol power, channel up - down serta volume saja.


Pilih yang mana kawan? Oooo iya apa kamu sudah punya STB Digitalnya ? Baca dulu review STB berikut :


 - Matrix Apple  - Matrix Kuning   - Polytron PDV 600T2   - Venus Cabe Rawit  - Evinix H-1  - Akari ADS2230 Tanaka 


Antena Digital paling jernih :

- Fleco AT-56   - Venus Cabe Rawit Indoor/Outdoor


Bagi anda yg berada di lokasi lain di Nusantara dapat juga membaca update perkembangan  migrasi TV digital di  kota-kota besar seluruh Indonesia :

Surabaya  MNC  ,  EMTEK , VIVA )

Malang

Jember 

Kediri

Jombang & Mojokerto

Madiun

Jogja

Semarang

Banjarmasin

Makasar

Medan

Palembang

Perbatasan Malaysia

Singaraja Bali 


Hubungi kami jika anda terkendala seting TV digital di wilayah Surabaya dan sekitarnya :

TV Digital Pasti Jernih

Jl. Ikan Mujaer No.7 P, Perak Bar., Kec. Krembangan, Kota SBY, Jawa Timur 60177

0815-5737-755 

https://g.co/kgs/No6JmP


Share:

Senin, 25 April 2022

Matrix Apple Kuning - TV Digital Bukan Youtube Tiktok Maupun Streaming - Namun Tetap Menjadi Nilai Jual

 


Kemolekan bodi para tiktokers yang sedang bergoyang memang menyilaukan mata, awas anak-anak baik cowok cewek jangan sampai tenggelam di dunia goyang-goyang gak jelas. Namun tantangan media sosial yang kini dapat menghasilkan uang ini menjadi dilema juga bagi para konten kreator dunia maya. Tanpa memamerkan visual yang memancing mata untuk melirik, maka konten yg dibuat bisa jadi sepi dan akhirnya tenggelam di rangking paling bawah. Jadi umpan yang diberikan harus cukup jitu untuk mendapatkan waktu tayang yang banyak.

Ujung dari semua bisnis adalah "SALE" alias penjualan. Tidak ingin menjadi seorang yang munafik, kadang saya geli melihat trik marketing yang dilakukan oleh para entrepreneur di Indonesia. Dalam kaitan dengan migrasi TV Digital di Indonesia, yang cilakanya sangat telat, menyebabkan "mind set" orang menganggap cara menonton Audio-Visual mereka sudah DIGITAL. Padahal migrasi yang dilakukan oleh negara di dunia sebelum era smartphone umum digunakan, bertujuan untuk meng-efisien-kan penggunaan spektrum frekuensi sembari memberikan peluang dunia televisi membuat channel televisinya semakin beragam. 






Namun di Indonesia kasusnya berbeda, dimana saat dunia serentak melakukan migrasi tv digital di era 2010-an, masyarakat kita disuguhkan revolusi menonton TV ke layar smartphone yang dipelopori oleh youtube. Ketika migrasi yang rencana awal pada tahun 2013, namun oleh beberapa pihak regulasinya dipatahkan mahkamah agung, maka saat itulah awalnya terjadi pemahaman yang keliru kalau menonton sepakbola melalui aplikasi vidio atau mola tv adalah berarti sudah menonton TV secara Digital. Apalagi belakangan harga Smart TV semakin terjangkau dengan xiaomi android tv dilego dengan harga 2 jutaan. Hasilnya ketika layanan OTT semakin banyak seperti Wetv dan Disney+ maka lengkaplah kekeliruan pemahaman masyarakat.




Sementara itu produsen elektronik penyedia STB Digital DVB-T2 harus memutar otak menghadapi kesalah-pahaman ini. Salah satunya dilakukan oleh matrix parabola yang sejak awal menghadirkan youtube dan streaming iptv di seri receiver satelit mereka. Dan diera TikTok dengan menggunakan chipset yang sudah modern maka API dari aplikasi video sharing dan streaming kini dapat disematkan bersanding dengan TV Digital lewat UHF.

 


Receiver matrix apple kuning ini merupakan saudara dari matrix apple merah yg pernah saya bahas disini. Ukurannya hanya selebar kartu kredit atau ktp anda, jadi sangat simple untuk disembunyikan dibelakang TV LED yang belum memiliki tuner digtial didalamnya. Untuk versi awal STB ini hanya memiliki fasilitas youtube dan streaming iptv saja. namun untuk versi firmware 2022 sudah memiliki kemampuan memutar video tiktok, vidio dan wetv. Tentu saja pemilik stb dengan software lama dapat meminta upgrade di toko penjual tv / parabola terdekat.




Syarat untuk menghubungkan STB dengan internet diperlukan alat tambahan berupa Wifi Dongle seri MT seperti pada gambar dibawah dan pastikan ada jaringan wifi atau hotspot dari HP di rumah anda.







Setelah terhubung internet dan dengan bandwith diatas 4Mbps maka anda pengguna STB matrix kuning dapat menonton youtube, tiktok, vidio layaknya Smart TV pada umumnya.





Waduhhh mata bafack bafack bisa gak berkedip nih kalau liat goyangan tiktok....hmmmm...Tapi mau gimana lagi segala usaha harus dilakukan oleh produsen STB agar menjadi berbeda dengan produk STB digital yang sangat banyak beredar dengan atau tanpa ijin resmi. 

Semoga tulisan ini dapat membantu kalian yang sedang bingung untuk memilih STB apa yang akan dibeli menyambut Migrasi TV Digital serta Analog Switch Off  yang akan dimulai 30 April 2022. 


Sebagai panduan pemilihan STB digital, blog ini telah me-review nya pada tulisan sebelumnya:

 - Matrix Apple     - Polytron PDV 600T2   - Venus Cabe Rawit  - Evinix H-1  - Akari ADS-2230 Tanaka


Antena Digital paling jernih :

- Fleco AT-56   - Venus Cabe Rawit Indoor/Outdoor


Bagi anda yg berada di lokasi lain di Nusantara dapat juga membaca update perkembangan  migrasi TV digital di  kota-kota besar seluruh Indonesia :

Surabaya  MNC  ,  EMTEK , VIVA )

Malang

Jember 

Kediri

Jombang & Mojokerto

Madiun

Jogja

Semarang

Banjarmasin

Makasar

Medan

Palembang

Perbatasan Malaysia

Singaraja Bali 


Hubungi kami jika anda terkendala seting TV digital di wilayah Surabaya dan sekitarnya :

TV Digital Pasti Jernih

Jl. Ikan Mujaer No.7 P, Perak Bar., Kec. Krembangan, Kota SBY, Jawa Timur 60177

0815-5737-755 

https://g.co/kgs/No6JmP


Share:

Sabtu, 23 April 2022

Antena Digital UHF - Venus Cabe Rawit - Mini Yagi Indoor/Outdoor Dengan Booster Internal

 


Mungkin semua teknisi televisi dan parabola akan merasa familier bahkan nyengir kalau dengar merek Venus Cabe Rawit. Hampir beberapa produk besutan PT SUBUR SEMESTA ini dinamakan cabe rawit, entah kenapa kok seneng banget dengan bumbu dapur merah nan panas di mulut itu. Seinget saya ada merek yang sama untuk produk mounting parabola dari venus, juga STB digital UHF tak lepas dengan merek legendaris cabe rawit seperti yg saya tulis disini.

Kali ini Venus kembali memberikan nama yang sama untuk produk baru mereka untuk menyambut gempita  (atau kehebohan) migrasi Televisi analog ke Digital. Antena yang baru saya dapat di pusat elektronika pasar genteng surabaya ini menurut saya merupakan solusi yang "berbaloi" kata upin-ipin alias lumayan membantu penerimaan siaran tv digital baik di dalam maupun luar kota.


 


Dari brosur buku panduan telah jelas dituliskan bagaimana instalasinya baik indoor maupun outdoor. Yang menjadi kasus spesial adalah adanya 2 output (atau disini disebut input) 5 volt dan 0 volt. Ini bagi beberapa orang akan membingungkan, namun akan saya bahas kenapa sampai didesain dengan 2 output. Untuk mountingnya berupa plat dan tiang penyangga aluminium yang dapat dipasang secara mendatar maupun secara vertikal dengan bantuan siku L yang sudah tersedia. Jadi ini memudahkan pemasangan diberbagai posisi dalam dan luar rumah. Terdapat kabel coax 10 meter yang cukup panjang jika dipasang didalam rumah.




Bahan elemen yagi yaitu dipole dan reflektornya sekilas seperti terbuat dari tabung tembaga. Ini menjadi daya tarik kenapa saya langsung meng-iya-kan membeli tadi ditoko. Warna kuning tembaga mengingatkan saya saat membuat antena FM jaman 90-an dulu dimana bahan yang paling baik untuk dipole atau yagi adalah kawat bekas instalasi PLN. Jadi dulu itu ada program penggantian kawat penghantar listrik PLN yang berupa tembaga telanjang menjadi kabel aluminium bersalut pvc. Nah kadang kalau beruntung sisa kawat tembaganya dibuang oleh bapak PLN dan bisa dimanfaatkan sebagai antena radio FM untuk menangkap siaran yang jauhhhhhh..

Namun setelah saya buka dirumah...ealahhh antena ini berbahankan aluminium namun berwarna agak kuning dan kemungkinan saja ada aloy antara tembaga dan aluminium, entahlah saya gak terlalu paham ilmu metalurgi. Namun yang penting saya coba aja gimana kualitas penerimaannya untuk mengganti antena indoor Taffware tipis yang telah mengecewakan saya.




Antena ini memiliki 2 output apa input ? Bingung kan ? Begini...Input yang dimaksud adalah tegangan Phantom yang diberikan oleh STB ke Antena. Sedangkan output merupakan sinyal Radio Frekuensi yang ditangkap oleh yagi antena ini. Jadi ada tegangan 5 volt yang bisa diberikan untuk menjadi suplai tegangan rangkaian booster internal. Pernah melihat pengaturan daya antena ON /OFF pada saat melakukan pencarian siaran ? Coba deh gunakan multimeter pada colokan antena dan lihat tegangan saat daya antena hidup atau mati.




 


Semoga gambar diatas dapat dilihat pengukuran multimeternya, dan benar saja ketika On maka akan menghasilkan tegangan phantom pada antena sebesar 5volt. Inilah menyebabkan beberapa STB jebol saat disambungkan  ke antena jadul yg ternyata konslet kabelnya. Jika diingat pada penggunaan STB parabola maka tegangan phantomnya senilai 13/18 volt untuk membedakan polaritas V dan H. Sedangkan pada penggunaan pada antena televisi digital maka tegangan 5 volt akan dibutuhkan oleh booster internal pada antena.

Lalu bagaimana hasil penerimaan dan perbandngannya versus antena tipis taffware ?



Saya berhasil mendapatkan semua siaran jernih termasuk siaran Mux TVRI surabaya yang terkenal pelit. Daripada penasaran silahkan order online atau tanya ke toko tv terdekat karena harganya cukup terjangkau sekitar 100rb an, bahkan kalau online shop bisa murahhhh bangeetttt...


Hubungi kami jika anda terkendala seting TV digital di wilayah Surabaya dan sekitarnya :

TV Digital Pasti Jernih

Jl. Ikan Mujaer No.7 P, Perak Bar., Kec. Krembangan, Kota SBY, Jawa Timur 60177

0815-5737-755 

https://g.co/kgs/No6JmP




Sebagai panduan pemilihan STB digital, blog ini telah me-review nya pada tulisan sebelumnya:


Matrix Apple     - Polytron PDV 600T2   - Venus Cabe Rawit  - Evinix H-1  - Akari ADS-2230 Tanaka


Antena Digital paling jernih :

- Fleco AT-56


Bagi anda yg berada di lokasi lain di Nusantara dapat juga membaca update perkembangan  migrasi TV digital di  kota-kota besar seluruh Indonesia :

Surabaya  MNC  ,  EMTEK , VIVA )

Malang

Jember 

Kediri

Jombang & Mojokerto

Madiun

Jogja

Semarang

Banjarmasin

Makasar

Medan

Palembang

Perbatasan Malaysia

- Singaraja Bali 

Share:

Jumat, 22 April 2022

Singaraja Siap Menyambut Era TV Digital - Update Frekuensi di Bali Utara

 



Kalau menggunakan istilah ANALOG SWITCH OFF mungkin menjadi " tidak tepat " jika di wilayah bali utara dikatakan akan mematikan Televisi Analog. Kenapa begitu? Ya hampir di setiap rumah di bali utara akan tampak payung "jamur" parabola baik berupa jaring 7 feet maupun piringan kecil yg umumnya mengarah ke siaran satelit berbayar. Jadi sebenernya kota Singaraja dan sekitarnya tidak terlalu terdampak akan migrasi ini, karena mereka telah mengalami sejarah migrasi teknologi TV lewat satelit atau umum disebut  parabola, dari era dekoder analog ke digital pada awal 2000-an. Mungkin sih ada juga yg salah informasi mengenai migrasi Tv digital seperti halnya di lokasi lain di Nusantara yang menganggap siaran parabola akan ikutan "berhenti" seperti yang pernah dibahas di tulisan sebelumnya mengenai kegaduhan dan kebingungan masyarakat awam terhadap migrasi televisi digital (klik disini).

Sejarah agak "buruk" tentang siaran televisi mungkin akan terus  diingat oleh generasi 70-80-90 an di kota berlambang singa terbang ini, juga kenangan penggunaan "lompatan" teknologi televisi  yang dilakukan secara swadaya oleh wilayah yang dipagari barisan bukit memanjang dari timur hingga barat pulau Bali. Jadi kebanyakan cerita tentang perkembangan televisi akan sedikit terhalang perbukitan yang membuat sinyal TV dari kota Denpasar enggan sampai di Bumi Panji Sakti yang panas ini.

Karena saya dilahirkan di era 80-an, maka saat saya sudah bisa mengingat dan melihat acara si unyil, kami menerima siaran TVRI dengan kualitas baik di Singaraja. Pemancar relay TVRI yang menjadi sumber kebahagiaan penonton TV akhirnya hadir di Kintamani dan menjangkau bali timur sampai utara, namun tidak bagian barat buleleng. Tahun 90an mulai muncul relay TVRI di pucak sari kecamatan busungbiu dan otomatis rumah kakek saya di seririt tidak lagi memerlukan antena yagi VHF yang panjangnya sekitar 10 meter.


BACA JUGA : Perbandingan Kualitas TV Analog vs TV Digital Menggunakan Antena Indoor




Perkembangan televisi di Kota kelahiran saya ini di tahun 90-an tidak begitu berubah, masih setia dengan 1 saluran TVRI yang sudah berwarna. Pesawat TV sudah baru namun dial atau tombol pemilih channel dan remote tv seperti mubazir. Kemudian kota ini mengalami lompatan teknologi dimana saat itu di kota Surabaya meluncur Tv swasta pertama nya yaitu SCTV (1990) dari pemancar di bukit darmo Surabaya. Lhoo kan jauh apa bisa nyampai ke Singaraja ? 

Dan ternyata dengan memanfaatkan lengkung bumi dan pantulan pasang surut air laut dengan ajaibnya siaran SCTV surabaya dapat ditangkap dengan cukup lumayan jernih pada kondisi laut pasang, tentunya dengan antena UHF setinggi 20 meter lebih dan dengan tambahan booster nya dengan warna khas merah dibawah antena. Bahagianya masyarakat Singaraja saat itu namun mengotori pemandangan di atap rumah warga dengan kawat bentang penguat tiang antena yang saling bersilang. Ribet banget deh seinget saya waktu itu. 

Ketika di kota Denpasar SCTV melebarkan sayapnya di tahun 1992, ternyata bukit yang ada di tengah-tengah jalur Denpasar-Singaraja menjadi penghalang yang sangat menyesakkan, yah mau gak mau tetap mengarahkan antena UHF ke surabaya sampai teknologi TV parabola mulai mengecilkan ukuran piringan C band berbarengan dengan satelit palapa yg mulai meng-upgrade teknologi ke high power satelite (palapa B2P). Terjangkaunya harga parabola 9 feet ini  menyebabkan pemandangan kota berubah menjadi jamur parabola hadir hampir di setiap rumah. Puluhan channel dalam dan luar negeri kini dapat dinikmati dan bagi saya ini anugerah karena MTV lagi dalam format siaran terbaiknya kala itu. 




Cilakanya saat siaran sepakbola dilakukan scrambling atau pengacakan karena adanya aturan hak siar akibat melubernya jangkauan satelit palapa sampai ke India. Ini dimulai saat tahun 1996 saat gelaran piala euro 96 di Inggris dan membuat kesal. Alhasil penduduk bali utara kembali menonton melalui UHF ke surabaya. Dan ini tidak lebih baik saat parabola menjadi digital, hampir dipastikan setiap gelaran piala dunia dan eropa (kecuali 1998 saat kerusuhan reformasi, pemerintah menggratiskan semua siaran piala dunia agar masyarakat adem) akan dilakukan pengacakan, bahkan harus membeli decoder tertentu yang harganya mahal. Jadilah taman kota sebagai tujuan mereka penggila bola untuk menyaksikan nobar melalui layar lebar.

Namun perjuangan mendapatkan pemancar TV swasta di Bali utara terus dilakukan dan kemudian di era 2010-an mulai muncul pemancar Bali TV, Nirwana Tv, RTV dan beberapa stasiun swasta nasional muncul belakangan dengan pemancar low power yg kebanyakan disediakan secara swadaya independen atau inisiatif pemkab Buleleng. Jadi secara umumnya kota Singaraja dan Bali utara terasa berbeda dengan kebanyakan wilayah Bali lainnya dalam hal tangkapan siaran TV swasta.





Kini di Era digital di kota Singaraja telah hadir 3 mux TV digital dengan 18 channel meliputi :


SCTV HD - INDOSIAR HD - O CHANNEL HD - MENTARI TV HD -  TVRI NASIONAL HD  - TVRI BALI HD - TVRI WORLD HD - TVRI SPORT HD - METRO TV HD - MAGNA CHANNEL - BN TV - NUSANTARA TV - TVONE - TRAN TV - TRANS 7 - NET HD - KOMPAS TV HD - BALI TV






Sudahkah masyarakat Singaraja dan Kabupaten Buleleng siap dengan migrasi tv digital ini ? Jangan sampai kota tercinta ini juga mengalami salah informasi seperti yg terjadi di belahan nusantara lainnya yg telah saya ceritakan sebelumnya. Pengguna parabola tetap bisa menonton siaran seperti biasa dan yang tidak pakai parabola kini bisa menggunakan antena UHF biasa untuk menonton beragam siaran televisi nasional maupun daerah.


Sebagai panduan pemilihan STB digital, blog ini telah me-review nya pada tulisan sebelumnya:

 

Matrix Apple     - Polytron PDV 600T2   - Venus Cabe Rawit  - Evinix H-1  - Akari ADS-2230 Tanaka


Antena Digital paling jernih :

- Fleco AT-56   - Venus Cabe Rawit Indoor/Outdoor


Bagi anda yg berada di lokasi lain di Nusantara dapat juga membaca update perkembangan  migrasi TV digital di  kota-kota besar seluruh Indonesia :

Surabaya  MNC  ,  EMTEK , VIVA )

Malang

Jember 

Kediri

Jombang & Mojokerto

Madiun

Jogja

Semarang

Banjarmasin

Makasar

Medan

Palembang

Perbatasan Malaysia

Share:

TV Digital UHF - Piala Dunia Akan Diacak - Mungkin aja sih, tapi....

 



Kegaduhan migrasi TV Digital bak cerita sinetron yg tak pernah ada episode " season finale " nya, sepertinya orang di negeri ini sengaja ingin ditertawakan dunia luar sana. Mungkin orang di eropa kalau baca komentar dan kegaduhan netizen bakal teriak .." Eaalahhh.. mana udah telat rame pula ! ". Spekulan pedagang receiver parabola dan para teknisinya banyak menggemborkan isu-isu tak menarik seperti Parabola akan tidak bersiaran lagi saat Analog Switch OFF (seperti yg dibahas disini), ramai yang mengganti STB Parabola dengan STB Digital UHF padahal daerahnya tidak terjangkau siaran TV analog sekalipun, bahkan yang terakhir adalah kegaduhan poster STB Digital Matrix yg ekslusif untuk menonton Piala Dunia Qatar 2022. Waduuuhhh...


Hubungi kami jika anda terkendala seting TV digital di wilayah Surabaya dan sekitarnya :

TV Digital Pasti Jernih

Jl. Ikan Mujaer No.7 P, Perak Bar., Kec. Krembangan, Kota SBY, Jawa Timur 60177

0815-5737-755 

https://g.co/kgs/No6JmP




Tulisan kali ini seperti mengingat kembali review terhadap STB Matrix apple dan garuda  (baca disini) yang telah dengan jelas mengupas mengenai fasilitas SMC ID pada beberapa jenis STB DVB-T2 keluaran matrix, yang merupakan nomer unik identitas dari stb, serta kemampuannya untuk diberikan layanan berbayar / Pay TV. Ini umum kok di teknologi DVB yang sebelumnya kita kenal lewat satelit yaitu DVB S/S2. Jadi ketika pay TV melakukan siaran lewat parabola, maka siaran berbayar akan di-dekode-kan acakannya oleh modul SMC / CAS ini. Inipun berlaku ketika sinyal DVB nya mengalir lewat udara teresterial UHF maka DVB-T/T2 mampu dikombinasikan dengan modul CAS (de-scrambler / pembuka acakan) untuk  layanan berbayar Pay TV. Ingat NEXMEDIA ? Ya merek itu (dulu) adalah pay tv milik EMTEK group yg (dulu) bersiaran lewat UHF di Jakarta. Kini Nexmedia menjelma menjadi Nexparabola setelah Emtek kapok dihadapkan kenyataan harus membayar lisensi frekuensi UHF per kabupaten se NKRI ! Mending sewa transponder satelit aja irit...




Kegaduhan di grup diskusi lewat medsos maupun chat pun terjadi saat gambar STB Apple yg ditempelkan promo WC 2022 - EMTEK mulai viral dikalangan penggiat TV Digital. Ada yang bilang ini gimmick agar penjualan STB digital Matrix makin joss dan ini sah kok dilakukan. Kenapa ? Karena matrix merupakan penyedia peralatan STB untuk emtek sejak lama dan makin erat hubungannya saat EMTEK mengakuisisi matrix garuda di 2019. Jadi kenapa harus ribut ? Toh memang harus mengganti STB ketika TV kamu dirumah masih pake TV tabung. Namun..mungkin gak ya siaran piala dunia diekslusifkan di jalur UHF ?

Pada perhelatan piala dunia russia 2018 di Russia, harga yang harus dibayar oleh FMA - football momentum asia sangatlah besar yaitu 18 juta dolar amerika. Ini juga salah satu faktor bagaimana pusingnya FMA sampai harus merelakan 3 saluran TV mereka tutup akibat merugi di piala dunia yg dimenangkan Prancis itu. Ujungnya di momen sebelum kick off pertama kala itu, FMA harus berbagi - menjual murah hak siar ke hampir semua pay tv yg ada di Indonesia, tentunya berharap bisa menutup biaya yg keluar akibat mahalnya hak siar. Dan di 2022 ini EMTEK yg merupakan induk dari SCTV, Indosiar dan O channel serta vidio dan nexparabola berhasil membeli lisensi dari klikdaily sebagai pemenang lelang hak siar Qatar 2022 di Indonesia. 



Sampai bulan april 2022 Emtek masih memegang haksiar tunggal tanpa menjual sub-lisensi ke pihak lain. Namun ketika poster STB DIGITAL khusus untuk piala dunia 2022 muncul, pikiran saya menjadi berandai-andai apakah benar nih...akan terjadi peng-eksklusif-an siaran bola UHF? Apakah akan seperti di Amrik sana dimana pemilik haksiar adalah FOX Group, dimana FOX merupakan saluran TV UHF - Free To Air yg hadir dihampir semua wilayah USA dan juga menyiarkannnya melalui saluran Pay TV Fox Sport (FS 1). Jadi umumnya siaran pertandingan hanya ditayangkan GRATIS lewat digital UHF - 1 kali dalam sehari dan selebihnya jika ingin menonton pertandingan lebih banyak harus berlangganan paket piala dunia dan bisa menonton lewat bermacam jalur baik parabola, kabel maupun OTT / streaming. 

Dengan membagi pertandingan ke dua tipe UHF-FTA dan PAY TV ini tentunya akan mengurangi beban hak penyiaran yang mungkin jika digratiskan semua, akan menyebabkan slot tayangan iklan seperti tak ada habis-habisnya. Tidak nyaman bukan siaran bola 45 menit x 2 namun iklannya bisa 2 jam lebih ? Kalau mau ulasan komentator yg lebih mendalam mungkin tidak didapatkan di TV UHF, harus menonton via pay tv biar analisa pertandingannya lebih tepat. Di Indosiar contohnya, slot iklan Liga 1 sangat menjengkelkan, hingga bisa dijadikan bahan stand up komedi : ini nonton iklan ada bolanya apa nonton bola yg ada iklannya ya ?  

Di negara tetangga pun umumnya hak siar dibagi, seperti halnya di Malaysia TV1 / TV3 biasanya menayangkan pertandingan  pilihan 1 kali sehari, sedangkan selebihnya harus menonton di parabola maupun streaming ASTRO. Ini terjadi di beberapa episode piala dunia maupun piala eropa belakangan. Akankah EMTEK meniru trik negara jiran agar terhindar dari teguran  (bahkan cacian netizen) jika mengacak siaran DIGITAL UHF ?





Menurut PP Nomor 3 tahun 2019 mengenai Migrasi TV digital, maka semua siaran Televisi digital teresterial adalah Free To Air alias TIDAK BERBAYAR. Jadi dapat dipatahkan argumen beberapa postingan ( yg entah dari marketing STB Matrix atau ulah orang iseng ). Namun, kan kita sudah pada tahu kalau EMTEK punya pengalaman dengan  Pay TV UHF digital dengan nama NEXMEDIA ?

 



Pada masanya, sebuah pay tv diresmikan pada 23 November 2011 oleh Perusahaan raksasa Grup EMTEK dan menamakan layanan TV berlanggan ini dengan nama Nexmedia. 

Nexmedia membawa teknologi dekoder yang telah menggunakan Digital MPEG-4. Teknologi yang disebut-sebut dapat memberikan kualitas gambar yang lebih jernih audio yang lebih baik. Selain itu, pelanggan juga tidak harus membeli decoder untuk bisa menikmati layanan Nexmedia. Pelanggan, cukup meminjamnya saja dari pihak perusahaan. Bahkan, decoder yang dinamai STB (Set Top Box) ini bisa dibawa kemana saja. Juga dapat dipasang dengan menggunakan antena televisi biasa, tanpa parabola. 

Jadi, EMTEK sudah berpengalaman dengan masalah FTA atau Berbayar lewat UHF coyy..tinggal pertanyaannya mampu gak beli ijin frekuensi di seluruh wilayah NKRI ? Kita lihat saja perkembangan di bulan-bulan berikutnya. Namun kegaduhan poster STB Matrix Qatar 2022 ini telah membuat panik pemain pay tv saingan Emtek lhoo...




Share:

Kontak Penulis



12179018.png (60×60)
+628155737755

Mail : ahocool@gmail.com

Site View

Categories

555 (8) 7 segmen (3) adc (4) amplifier (2) analog (19) android (12) antares (8) arduino (25) artikel (11) attiny (3) attiny2313 (19) audio (5) baterai (5) blog (1) bluetooth (1) chatgpt (2) cmos (2) crypto (2) dasar (46) digital (11) dimmer (5) display (3) esp8266 (25) euro2020 (13) gcc (1) iklan (1) infrared (2) Input Output (3) iot (58) jam (7) jualan (12) kereta api (1) keyboard (1) keypad (3) kios pulsa (2) kit (6) komponen (17) komputer (3) komunikasi (1) kontrol (8) lain-lain (8) lcd (2) led (14) led matrix (6) line tracer (1) lm35 (1) lora (5) MATV (1) memory (1) metal detector (4) microcontroller (70) micropython (6) mikrokontroler (1) mikrokontroller (14) mikrotik (5) modbus (9) mqtt (3) ninmedia (5) ntp (1) paket belajar (19) palang pintu otomatis (1) parabola (88) pcb (2) power (1) praktek (2) project (33) proyek (1) python (7) radio (15) raspberry pi (4) remote (1) revisi (1) rfid (1) robot (1) rpm (2) rs232 (1) script break down (3) sdcard (3) sensor (2) sharing (3) signage (1) sinyal (1) sms (6) software (18) solar (1) solusi (1) tachometer (2) technology (1) teknologi (2) telegram (2) telepon (9) televisi (167) television (28) transistor (2) troubleshoot (3) tulisan (92) tutorial (108) tv digital (6) tvri (2) vu meter (2) vumeter (2) wav player (3) wayang (1) wifi (3)

Arsip Blog

Diskusi


kaskus
Forum Hobby Elektronika