Semua Tentang Belajar Teknologi Digital Dalam Kehidupan Sehari - Hari

  • IC Timer 555 yang Multifungsi

    IC timer 555 adalah sirkuit terpadu (chip) yang digunakan dalam berbagai pembangkit timer, pulsa dan aplikasi osilator. Komponen ini digunakan secara luas, berkat kemudahan dalam penggunaan, harga rendah dan stabilitas yang baik

  • Ayo Migrasi TV Digital

    Kami bantu anda untuk memahami lebih jelas mengenai migrasi tv digital, apa sebabnya dan bagaimana efek terhadap kehidupan. Jasa teknisi juga tersedia dan siap membantu instalasi - setting perangkat - pengaturan antena dan distribusi televisi digital ke kamar kos / hotel

  • Bermain DOT Matrix - LOVEHURT

    Project Sederhana dengan Dot Matrix dan Attiny2313. Bisa menjadi hadiah buat teman atau pacarmu yang ulang tahun dengan tulisan dan animasi yang dapat dibuat sendiri.

  • JAM DIGITAL 6 DIGIT TANPA MICRO FULL CMOS

    Jika anda pencinta IC TTL datau CMOS maka project jam digital ini akan menunjukkan bahwa tidak ada salahnya balik kembali ke dasar elektronika digital , sebab semuanya BISA dibuat dengan teknologi jadul

  • Node Red - Kontrol Industri 4.0

    Teknologi kontrol sudah melampaui ekspektasi semua orang dan dengan kemajuan dunia elektronika, kini semakin leluasa berkreasi melalui Node Red

Kamis, 04 Oktober 2018

Persaingan Televisi Satelit Berbayar di Pasar Indonesia Yg Sempit Dan Gempuran TV Generasi Milenial



Nonton televisi kok bayar ? Pernah terdengar gak di telinga pembaca kata-kata TV harus gratis ! Ya ini realita yg saya alami sejak dulu kala masa ketika HBO ESPN STAR CARTOON NETWORK dan MTV masuk di palapa dan ternyata hanya MTV yg bertahan bebrapa bulan kemudian tanpa diacak. Juga terlintas di memory saya bagaimana kesalnya sekeluarga saat EURO 96 babak semifinal antara inggris vs jerman harus diacak SCTV. Ya itu mungkin awal dari pengacakan siaran premium - film dan olahraga di persatelitan Indonesia. Tak berselang lama Era TV berbayar muncul dengan Indovision mengudara di palapa. Lalu umpatan dan cacian para pengguna parabola pun bermunculan dimana mana , terutama saat piala dunia 2002 diacak RCTI dan harus menggunakan tv berbayar.

Gak ada yg salah kok membayar untuk menonton televisi satelit karena akan menjadi lebih mudah bagi seseorang yg tidak hobi utak atik parabola. Dapat dibayangkan tidak semua orang dapat menyeting parameter saluran tv satelit digital. Ya betul , dengan perangkat STB atau decoder yg otomatis maka channel akan langsung terupdate dan tersedia siarannya sesuai paket yg telah dibayar. Mungkin karena kita di Indonesia terbiasa disuguhkan siaran langsung GRATIS acara TV premium semacam liga sepakbola , Film block buster atau olimpiade di era 90an, jadinya ketika era 2000an terasa bagi beberapa orang, siaran TV swasta walau semakin banyak stasiunnya namun acaranya cenderung sinetron produksi lokal. Saya beruntung sekali menikmati kejayaan menonton serial TV amrik macam X files, Baywatch , Mac Gyver dsb gratis di TV UHF. Lihatlah era 2000an keatas, siaran TV amrik hanya bisa ditonton di TV kabel kecuali mau menonton tv dinihari (itupun  sudah seri yg jadul). Siang harinya apa gak sekolah atau kerja?


Perkembangan televisi satelit D2H (Direct to home) di Indonesia awalnya merupakan monopoli skyvison group (indovision kemudian jadi mnc vision), tanpa persaingan yg berarti dari penyedia kabel tv kabelvision yg hanya beroperasi di kota besar saja. Layanan luas diseluruh Indonesia bahkan sampai ada berita di sebuah blog jikalau STB indovision sampai di perjual belikan di Fiji. Peluang muncul ketika UU anti monopoli mengharuskan ada pesaing di bisnis tv satelit berbayar dan ini diambil oleh astro nusantara dan telkom Indonesia. Kacaunya persaingan terlihat ketika astro nusantara di perkarakan karena telah mengeksklusifkan beberapa ch premium macam HBO, Discovery dll terutama hak siar liga inggris. Apalagi astro nusantara menjual paket dengan harga sangat jauh dibawah pesaingnya. Dapat ditebak astro nusantara yg dari malaysia di obok-obok dengan pasal-pasal ijin usaha dan harus wafat setelah 2 tahun (2006 - 2008)



Berikut ini sedikit timeline dari beberapa TV satelit berbayar yang masih dan pernah hidup di Indonesia

  • Indovision - MNC Vision  (Masih On Air di Ses 7)
  • TelkomVision - Transvision (Masih On Air di Measat 3)
  • Astro Nusantara (Wafat 2008)
  • Aora (Wafat 2015 - tapi sewa transponder masih jalan di thaicom 4 sehingga FTA 9 chanel)
  • Centrin (Wafat 2013)
  • K vision ( Masih On air Measat 3, Telkom dan palapa - Di akuisisi MNC Group)
  • Orange TV ( Wafat 2018)
  • Matrix TV ( Masih On air di palapa-telkom dan ses9)
  • Topas TV ( Minggat mei 2020)
  • Skynindo (Masih On Air di chinasat 10)
  • Big TV (OFF Air juni 2020 )


Terdapat juga layanan model Free To View dengan menggunakan receiver khusus tanpa harus membayar langganan. Siaran yg dihadirkan rata-rata bukan channel premium.

  • Ninmedia (On Air di Chinasat 11)
  • SMV Freesat (On Air di ABS 2A)


Ketatnya persaingan apalagi dengan munculnya siaran parabola mini ku band tanpa biaya bulanan membuat para "senior" di dunia per-satelitan berbayar harus memutar otak. Keluarlah beberapa layanan prabayar alias isi ulang yg sangat flexible dalam pengisian paket vouchernya. Pola lain adalah paket beli lepas perangkat menjadi hak milik dan mendapatkan siaran premium dalam jangka waktu tertentu. Permainan ide marketing yg saling tiru meniru ini juga terjadi di berbagai platform TV berbayar baik satelit maupun kabel. Yang terbaru adalah pola meng-gratiskan siaran tv "lokal" dan "internasional" terutama televisi swasta lokal, daerah, religi dan tv berita internasional yg memang kurang terkenal macam al jazera atau NHK. Saya kurang tau juga akan tetapi menurut analisa saya TV internasional ini memang meng-gratiskan relay siarannya.


Saling serobot pelanggan pun sangat lazim terjadi, apalagi jasa modif dari TV berbayar ke TV satelit FTV. Mengenakkan juga bagi teknisi parabola karena kerjaan akan ada terus asal mau memasang muka tembok saja. Gak papa lah yg penting dapur ngebul.. Apalagi dengan medsos yg sudah menjadi acuan para treker parabola maka jangan heran jika ada parabola gratis yg dapat menyaksikan siaran premium dengan syarat hoby utak atik parabola dan sering mengupdate di forum-forum facebook.




Ini mungkin tak mengenakkan tapi harus diperhatikan juga oleh para senior dunia persatelitan, yaitu generasi milenial kelahiran 2000 an yg semakin lengket dengan gadget Smartphone nya. Pernah suatu hari penulis mendapat panggilan gangguan di sebuah kos yg saya pasangkan TV satelit, alangkah terkejutnya ketika saya tanyakan "mas siaran yg gangguan ch apa? " Jawabannya diluar dugaan "ya jelek semua sih soalnya saya gak pernah liat lagi, udah ada HP" . Nah generasi milenial kini kebanyakan menonton TV atau youtube di HP sedangkan televisi hanya buat main game console (inipun sudah berkurang). Ya benar saja platform OTT (Over The Top) macam vidio dot com , metube , kodi dan lain sebagainya baik gratisan , berbayar atau hasil Crack sudah lazim  dan liat saja bagaimana 10 tahun ke depan. Sepertinya saya harus mulai memikirkan cara modifikasi siaran parabola yg nantinya di streaming wifi lokal agar tidak menghabiskan quota internet. Memang fasilitas receiver dengan webserver sudah umum di receiver parabola kelas wahid namun kurang di oprek di bagian OTT smartphone nya. Boleh juga ide ini...tapi jangan di bajak ya..hehehe

Jadi kiranya benar hanya perubahan lah yang abadi, badan boleh menua tapi OLD SOLDIER NEVER DIE ...begitu katanya, terus belajar kuncinya serta beradaptasi agar survive. 






Share:

Rabu, 03 Oktober 2018

[Parabola] Berkunjung (dalam tanda kutip) Ke Thailand demi tayangan lebih beragam



Sebagai treker satelit era 90an saya sangat bangga kalau negara kita INDONESIA adalah pelopor persatelitan di negara- negara Asean. Satelit Palapa B2P saat itu sangat berjaya dengan mengangkut siaran televisi dari hampir semua negara Asean. TV1 - TV3 malaysia adalah favorit saya mungkin dikarenakan bahasa yg mirip dan terdengar lucu di telinga saya saat itu, sampai saat saya dewasa dan  upin ipin hadir, tanpa kesulitan berarti saya dapat mengartikan istilah-istilah melayu macam "comel"  , "percuma" atau kata "susah - senang " yg artinya sedikit berbeda dengan bahasa Indonesia.

Negara asean lainnya yg sempat menyewa transponder di palapa pada era itu adalah GMA -Philipines, BBTV / Army TV Thailand , RTB brunei, MWD myanmar, Macau TV judi dan SITV singapore. Di penghujung 90 harga satelit mulai terjangkau oleh negara-negara asean dimulai dengan peluncuran measat malaysia dan kemudian manila sukses mengakuisisi satelit palapa B2R milik PSN menjadi miliknya dan dinamakan AGILA. Begitu juga thailand dengan thaicom nya membuat tahun 2000 awal Palapa C2 seperti kesepian sehingga kekurangan siaran televisi apalagi saat satelit Telkom mengudara . 



Singkat cerita tahun berganti dan lama saya tinggalkan hoby treking satelit dan hanya sesekali melirik website dan forum satelit tujuannya untuk mengupdate channel di tv orang tua di kampung jika tiba-tiba ada komplain siaran sinetron nya menghilang. Dan ternyata makin ramai saja saat Ninmedia muncul ke angkasa persatelitan Indonesia, akibatnya ramailah orang membelokkan parabola mini bekas seperti gambar diatas, dimana di rumah saya sejak dulu nangkring parabola YES TV milik telkom yg sudah tak berguna akibat diakuisisi transvision. Jadilah saya kembali tertarik menggeluti hobby yg sangat saya cintai di masa saya SMP - SMA - Kuliah.



Sesuai judul diatas, kali ini kita akan berjalan-jalan melalui ke negeri gajah satelit Thaicom 5/6/8 yg berada di Bujur 78.5 derajat. Menurut informasi di website lainnya satelit thaicom memiliki beam ke indonesia yg sangat kuat dan jumlah siaran televisi yg sangat beragam. Banyak negara penyewa dari asia africa, dari laos sampai somalia , nepal sampai korea utara pun ada. Wah seru ini, mengingatkan saya akan keberagaman televisi di satelit palapa di era 90an.



Seperti gayung bersambut, salah seorang teman menawarkan pekerjaan untuk memasang parabola di rumahnya yg berkamar 11, maklum pengusaha kaya raya dan rumahnya di kawasan elite taman rafles citraland surabaya. Namanya aja pebisnis yg mumpuni dan benar saja,  apa pun bisa jadi uang,  rumah nya di "kost" kan ke expatriat yg kebetulan  kerja di surabaya atau yg membutuhkan tempat singgah ketika kunjungan bisnis trip ke surabaya. Kan bisa jadi penghasilan  jika di sewakan terutama  tambahan biaya pemeliharaan rumah yg kolam renangnya membuat saya pingin nyebur saja. Ditawarkanlah oleh saya siaran prabayar TOPAS yg free 1 tahun channel premium HBO FOX dll, akan tetapi  ternyata pebisnis jika disodori siaran TV yg berbayar sedikit aja, maka hitung2an untung ruginya muncul. Hahahaha Thaicom menjadi pilihan yg terbesit dipikiran, lalu bagaimana dengan siaran TV lokal ? Ninmedia di satelit chinasat 11 menjadi penyelamat bersamaan dengan munculnya siaran FTA lokal  dari kvision  di measat 3a




Dengan terpaksa saya turun tangan bersama dengan 2 anak buah yg kebetulan saja belum berpengalaman memasang parabola jaring selalin arah palapa-telkom. Apalagi kesulitan tambahan dengan menggabungkan 1 parabola bersamaan dengan siaran Ninmedia dan kvision FTA. Mencari sinyal thaicom sebenarnya bukan hal yg sulit karena beam tumpah ruah dan dengan dish 7 feet hampir 80% transponder dapat di jangkau. Sinyal patokan di transponder 4080 H symbol rate 30000 pun ditangkap dengan angka yg bagus SQ 75%. Bagaimana cara menentukan arah dan jarak lnb nya ? perhatikan gambar berikut.




Baiknya untuk menjelaskan cara penghitungan jarak LNB maka saya jelaskan perhitungan patokan dari dish atau parabola yg saya gunakan yaitu merek venus AL7210 berukuran 7 feet. Sehingga rekan rekan pembaca yg ingin praktek harus mengikuti perhitungan awalnya ya, agar tepat hasilnya. Disini saya menggunakan patokan pencarian 2 satelit palapa vs chinasat 10 (skynindo) dimana kebetulan saya lebih sering menggabungkan cara ini dibandingkan menggabungkan palapa dan telkom, kenapa? Karena cukup menempelkan LNB kedua di timur PALAPA maka CHINASAT 10 sudah didapatkan dengan sempurna. Lalu apa Hubungannya ?

Dari perhitungan sederhana, kita akan dapat jarak 2 LNB untuk jarak derajat tertentu.

PALAPA = 113 derajat 
CHINASAT 10 = 110.5 derajat
SELISIH  = 2.5 derajat 

Lanjut dari hasil pengalaman di dish 7 feet Venus AL 7210, maka jaraknya mepet 0 cm, sehingga kita gunakan jarak dari tengah LNB , dimana LNB C band pada umumnya menggunakan diameter  5.5 cm, sehingga :

JARAK antar Tengah LNB PALAPA vs tengah LNB Chinasat 10 = 5.5 cm

Jadi bisa diambil perhitungan sederhana :

2.5 derajat = 5.5 cm , jadi 1 derajat berapa ?  Kalkulator menulis hasilnya = 2.2 cm 

Untuk parabola ukuran dan jenis lain di cari sendiri ya...dengan patokan Palapa vs Chinasat10

Bagaimana  dengan  Thaicom vs Measat vs Chinasat 11 ? Gampang aja...






Thaicom vs measat selisihnya =  13 derajat 
Sehingga jarak tengah LNB C band Thaicom ke measat (kvision) = 28.6 cm

Thaicom vs chinasat 11 =  19,5 derajat
Sehingga jarak tengah LNB C band Thaicom ke chinasat11 = 42.9 cm 

Disclaimer: jarak ini merupakan jarak patokan, bisa berubah sesuai kondisi dilapangan.



Ternyata tidak semudah yg dikira memodifikasi LNB ku band offset pada parabola jaring, dikarenakan adanya prinsip yg berbeda pada pemantulan sinyal parabola jaring prime fokus yg  harus dibelokkan sedemikian rupa agar dapat diterima LNB ku offset. Gambar hasil jepretan saya diatas merupakan contoh pengaturan yg mungkin dilakukan dan sukses mendapat sinyal minimum dan sedihnya hujan sedikit saja lenyap itu siaran ninmedia dan kvision nya. Akhirnya saya kembali ke penggunaan parabola mini untuk siaran ninmedia dan kvision FTA. Saya kembali sadar dan sesuaikan lah penggunaan alat pada fungsi sebenarnya.





Untuk penggunaan dish 100cm hasilnya hanya 3 transponder yg nyaut dan tidak masalah sebab siaran favorit PPTV HD yg banyak siaran bolanya dapat ditonton bersamaan dengan ninmedia dan kvision fta. 100 channel lebih menghiasi layar TV anda.

SELAMAT MENCOBA ..





Share:

Kontak Penulis



12179018.png (60×60)
+628155737755

Mail : ahocool@gmail.com

Site View

Categories

555 (8) 7 segmen (3) adc (4) amplifier (2) analog (19) android (12) antares (8) arduino (26) artikel (11) attiny (3) attiny2313 (19) audio (5) baterai (5) blog (1) bluetooth (1) chatgpt (2) cmos (2) crypto (2) dasar (46) digital (11) dimmer (5) display (3) esp8266 (25) euro2020 (13) gcc (1) iklan (1) infrared (2) Input Output (3) iot (58) jam (7) jualan (12) kereta api (1) keyboard (1) keypad (3) kios pulsa (2) kit (6) komponen (17) komputer (3) komunikasi (1) kontrol (8) lain-lain (8) lcd (2) led (14) led matrix (6) line tracer (1) lm35 (1) lora (7) MATV (1) memory (1) metal detector (4) microcontroller (70) micropython (6) mikrokontroler (1) mikrokontroller (14) mikrotik (5) modbus (9) mqtt (3) ninmedia (5) ntp (1) paket belajar (19) palang pintu otomatis (1) parabola (88) pcb (2) power (1) praktek (2) project (33) proyek (1) python (7) radio (26) raspberry pi (4) remote (1) revisi (1) rfid (1) robot (1) rpm (2) rs232 (1) script break down (3) sdcard (3) sensor (2) sharing (3) signage (1) sinyal (1) sms (6) software (18) solar (1) solusi (1) tachometer (2) technology (1) teknologi (2) telegram (2) telepon (9) televisi (167) television (28) transistor (2) troubleshoot (3) tulisan (93) tutorial (108) tv digital (6) tvri (2) vu meter (2) vumeter (2) wav player (3) wayang (1) wifi (3)

Arsip Blog

Diskusi


kaskus
Forum Hobby Elektronika