Semua Tentang Belajar Teknologi Digital Dalam Kehidupan Sehari - Hari

  • IC Timer 555 yang Multifungsi

    IC timer 555 adalah sirkuit terpadu (chip) yang digunakan dalam berbagai pembangkit timer, pulsa dan aplikasi osilator. Komponen ini digunakan secara luas, berkat kemudahan dalam penggunaan, harga rendah dan stabilitas yang baik

  • Ayo Migrasi TV Digital

    Kami bantu anda untuk memahami lebih jelas mengenai migrasi tv digital, apa sebabnya dan bagaimana efek terhadap kehidupan. Jasa teknisi juga tersedia dan siap membantu instalasi - setting perangkat - pengaturan antena dan distribusi televisi digital ke kamar kos / hotel

  • Bermain DOT Matrix - LOVEHURT

    Project Sederhana dengan Dot Matrix dan Attiny2313. Bisa menjadi hadiah buat teman atau pacarmu yang ulang tahun dengan tulisan dan animasi yang dapat dibuat sendiri.

  • JAM DIGITAL 6 DIGIT TANPA MICRO FULL CMOS

    Jika anda pencinta IC TTL datau CMOS maka project jam digital ini akan menunjukkan bahwa tidak ada salahnya balik kembali ke dasar elektronika digital , sebab semuanya BISA dibuat dengan teknologi jadul

  • Node Red - Kontrol Industri 4.0

    Teknologi kontrol sudah melampaui ekspektasi semua orang dan dengan kemajuan dunia elektronika, kini semakin leluasa berkreasi melalui Node Red

Tampilkan postingan dengan label televisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label televisi. Tampilkan semua postingan

Senin, 08 Maret 2021

Kenangan Lama Dengan Kabel Antena Pipih Tahun 80an



Jika anda berkunjung ke rumah kakek yang punya antena TV jadul tahun 80an, kemungkinan besar antena tersebut menggunakan kabel pipih yang belum pernah kamu lihat di tempat lain. Kabel "twin-lead" 300-ohm ini populer di tahun 1980-an karena murah produksinya dan mudah pemasangannya. Namun, akhirnya digantikan oleh jenis kabel koaksial yang kini dapat dilihat di mana-mana.


Sejujurnya, kabel pipih sangat cocok untuk antena VHF karena karakteristik impedansinya dan kalau dilihat dari seberapa baik sinyal TV “mengalir” melalui kabel, ini cukup mirip dengan impedansi pada antena itu sendiri. Untuk menggunakan kabel koaksial , antena menggunakan peralatan yang disebut "balun" yang mengubah impedansi 300-ohm antena menjadi impedansi 75-ohm kabel koaksial. Balun juga dulu cukup mahal, yang merupakan alasan lain orang tidak menggunakan koaksial kabel. Hari ini harganya sangat murah.




Jaman ketika siaran TV tahun 80an hanya terdapat 1 sampai 2 saluran TVRI di jalur VHF, maka antena yang akan ditemukan adalah seperti gambar diatas. Meskipun kabel pipih dengan isi ganda cukup bagus untuk sinyal antena VHF, kabel ini sepenuhnya tidak tertutup dan rentan terhadap gangguan dari ponsel yang jelas tidak perlu dikhawatirkan oleh orang-orang di tahun 1980-an. Namun hari ini… kamu memang perlu khawatir tentang hal itu dan juga mungkin perlu khawatir tentang kerusakan akibat sinar matahari yang telah meradiasi kabel selama 30 tahun lebih akibat paparan langsung terhadap kabel  lama di rumah kakek.





Biasanya ayah berpesan, jika barang kakek tidak rusak ... jangan perbaiki, bisa marah kasian sudah sepuh kalau di utak-atik.Tetapi kemarin di rumah kakek saya melihat gangguan  pada gambar TV  saat menonton sinetron favorit. Saya gatel dan ingin mengganti Antena TV kakek dan mengganti instalasi dengan kabel koaksial. 


Namun saya mendapatkan kabelnya ditanam di dinding. Kakek melarang saya ribut-ribut diatas plafon dan solusinya saya ganti coaxial dengan balun converter (seperti gambar diatas) untuk menyambungkan antena baru namun dengan masih menggunakan kabel pipih. Ini akan memberikan hasil yang jauh lebih baik, termasuk sinyal yang lebih kuat dan kemampuan untuk membagi sinyal dengan mudah ke beberapa TV. Kamu bahkan mungkin dapat menggunakan kembali beberapa kabel sisa perusahaan kabel untuk tujuan ini.


Kabel koaksial adalah jenis kabel listrik yang terdiri dari konduktor dalam yang dikelilingi oleh pelindung konduktor konsentris, dengan keduanya dipisahkan oleh dielektrik (bahan isolasi); banyak kabel koaksial juga memiliki selubung atau selubung luar pelindung. Istilah "koaksial" mengacu pada konduktor dalam dan pelindung luar yang berbagi sumbu geometris.


Kabel koaksial adalah jenis saluran transmisi, digunakan untuk membawa sinyal listrik frekuensi tinggi dengan rugi-rugi rendah. Ini digunakan dalam aplikasi seperti saluran telepon, kabel jaringan internet broadband, bus data komputer berkecepatan tinggi, sinyal televisi kabel, dan menghubungkan pemancar dan penerima radio ke antena mereka. Ini berbeda dari kabel berpelindung lainnya karena dimensi kabel dan konektor dikontrol untuk memberikan jarak konduktor yang konstan dan presisi, yang diperlukan agar dapat berfungsi secara efisien sebagai saluran transmisi.


Kabel koaksial digunakan pada tahun pertama (1858) dan setelah pemasangan kabel transatlantik, tetapi teorinya tidak dijelaskan hingga tahun 1880 oleh fisikawan, insinyur, dan matematikawan Inggris Oliver Heaviside, yang mematenkan desain pada tahun itu (paten Inggris No. 1.407) . 



Kabel koaksial pendek biasanya digunakan untuk menyambungkan peralatan video rumah, dalam pengaturan radio orari / HT. Meskipun sebelumnya umum digunakan untuk mengimplementasikan jaringan komputer, khususnya Ethernet ("tebal" 10BASE5 dan "tipis" 10BASE2), kabel twisted pair telah menggantikannya di sebagian besar aplikasi kecuali di pasar modem kabel konsumen yang sedang berkembang untuk akses Internet broadband.


Kabel koaksial jarak jauh digunakan pada abad ke-20 untuk menghubungkan jaringan radio, jaringan televisi, dan jaringan telepon Jarak Jauh meskipun ini sebagian besar telah digantikan oleh metode selanjutnya (serat optik, T1 / E1, satelit).


Koaksial yang lebih pendek masih membawa sinyal televisi kabel ke sebagian besar penerima televisi, dan tujuan ini menghabiskan sebagian besar produksi kabel koaksial. Pada 1980-an dan awal 1990-an kabel koaksial juga digunakan dalam jaringan komputer, terutama di jaringan Ethernet, di mana kemudian pada akhir 1990-an hingga awal 2000-an digantikan oleh kabel UTP di Amerika Utara dan kabel STP di Eropa Barat, keduanya dengan konektor modular 8P8C.


Impedansi paling umum yang banyak digunakan adalah 50 atau 52 ohm, dan 75 ohm, meskipun impedansi lain tersedia untuk aplikasi tertentu. Kabel 50/52 ohm banyak digunakan untuk aplikasi frekuensi radio dua arah industri dan komersial (termasuk radio, dan telekomunikasi), meskipun 75 ohm umumnya digunakan untuk siaran televisi dan radio.




Kabel coax sering digunakan untuk membawa data / sinyal dari antena ke penerima — dari parabola ke penerima satelit, dari antena televisi ke penerima televisi, dari tiang radio ke penerima radio, dll. Dalam banyak kasus, kabel coax tunggal yang sama membawa daya ke arah yang berlawanan, ke antena, untuk memberi daya pada penguat noise rendah. Dalam beberapa kasus, satu kabel coax membawa daya (searah) dan data / sinyal dua arah, seperti di DiSEqC.

Share:

Rabu, 03 Maret 2021

RCTI sejak awal berdiri 1989 merupakan siaran TV berbayar, mau tahu kisahnya ?

Pada 1986, pemerintah menerapkan kebijakan langit terbuka atau open sky policy dengan Keputusan Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi No. Km/49/PL.104/MPPT-86 tanggal 20 Agustus 1986. Dengan kebijakan ini, masyarakat diperbolehkan memakai antena parabola untuk menangkap siaran televisi selain TVRI. Kebijakan ini menjadi pondasi awal bagi industri televisi swasta Indonesia.


Pada 21 Agustus 1987, Bambang Trihatmojo, Peter Sondakh, dan Peter Gontha mendirikan stasiun televisi swasta pertama di Republik Indonesia, Rajawali Citra Televisi Indonesia atau RCTI di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Izin siaran RCTI diperoleh pada 1 Januari 1987. Kompleksnya mulai dibangun pada 23 Juni 1988 dan siaran percobaan dimulai pada 13 November 1988 dan menjadi siaran televisi swasta pertama di Indonesia. 




Siaran percobaan dapat disaksikan oleh semua pemilik televisi di Jakarta sampai 20 November 1988 dan setelahnya, mereka diharapkan memasang dekoder agar dapat menonton RCTI yang digratiskan dari iuran bulanan sampai Maret 1989, cukup membayar untuk dekodernya saja. RCTI memulai siaran resmi setelah diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 24 Agustus 1989, bertepatan dengan 27 tahun sejak TVRI memulai siaran perdana. Pada mulanya, hanya mereka yang memiliki dekoder saja yang dapat menyaksikan siaran RCTI. Untuk memperoleh dekoder, masyarakat pada waktu itu dikenakan harga Rp131.000 (setara dengan Rp1.697.452 pada 2018 disesuaikan dengan inflasi) dan iuran bulanan sebesar Rp15.000 - Rp30.000 (setara 200-300 ribu pada masa sekarang).




Sejak ada siaran RCTI, bioskop sepi pengunjung. Menurut Manajer Bioskop Galaxy Group Doso Wardoyo, bahkan ada satu pertunjukan film  yang hanya ditonton 37 orang. “Rata-rata merosot 50 persen,” kata Doso, 4 September 1990. Ia menjelaskan fenomena itu berlangsung di seluruh bioskop grup perusahaannya di Bogor.


Selain itu, diperoleh keterangan juga dari pemilik rental kaset video “Irama Nusantara”, Faruk Sungkar. Jumlah penyewa kaset video juga turun sampai 50 persen. Hal itu juga diamini Ketua Pengedar Video Kabupaten dan Kotamadya Bogor Edward Saputra. Ia pun melakukan verifikasi data pada 35 rental di Bogor untuk keterangan lebih lanjut.


Hadirnya RCTI juga meningkatkan pemasaran antena UHF (Ultra High Frequency), juga televisi berwarna. Soalnya pada saat itu, mayoritas TV di rumah-rumah warga masih hitam-putih. Pedagang pun ramai-ramai menaikkan harga sampai Rp 30.000 padahal dulu banderol antena UHF hanya sekitar Rp 12.500. Sementara pesawat televisi berwarna dengan ukuran 14 inci makin laris. Meskipun warga harus membayar Rp 500.000-an per unit.


Berikut ini dokumentasi siaran perdana - trial RCTI minggu 13 November 1988 yang hanya dapat ditangkap di wilayah jakarta dan sekitarnya.



Share:

Senin, 01 Maret 2021

Nex parabola / Matrix Garuda Mengganti Discovery Group dengan FOX Group mulai 1 Maret 2021

 



Entah ini menjadi kabar gembira atau tidak, karena bagi saya penulis blog ini,  alasan pasang parabola dan menonton matrix garuda / nex parabola bukan karena saya pencinta LIVERPOOL saja, tapi karena ada saluran favorit HITS yang menampilkan film-film jadul tahun 70-80 an di layar TV. Jadi sedih juga berpisah dengan Laura, Marry, Pa Charles dan Ma caroline - keluarga Ingals yang bersahaja di Desa Walnut Groove. Sejak 2018 HITS selalu memperbarui season serial little house on the prairie dan sekarang sudah sampai ke season 9 dimana laura sudah menikah dan menjadi guru. Jadi akan ada ritual yg hilang bagi saya, karena selama 2 tahun ini, tiap akhir pekan  HITS menyajikan secara marathon 5 episode film seri yg dulu di TVRI kami kenal dengan Film Laura.




Yahh..mungkin sasaran pasar dari Nex parabola yg mengakuisisi Matrix Garuda tahun 2020 lalu , menyasar anak muda dimana yg ditonjolkan adalah film dari FOX Group dan yang paling bahagia mungkin para anak-anak yang mendapatkan sajian kartun baru di saluran Disney Channel dan Disney junior. Apa saja yang berubah ? Bisa dilihat pada table berikut :




Kembalinya FOX SPORTS menjadi sedikit pengobat rindu akan tayangan sports selain sepakbola, dimana dulu sebelum tahun 2019 Matrix garuda merupakan favorit untuk segala jenis olahraga dengan harga yang cukup murah meriah. Ada bein sports juga dengan hampir semua Liga sepakbola besar hadir kala itu. 






Jadi dengan kehadiran FOX group menjadi pertanda baik bahwa Nex Parabola serius juga mengambil pasar parabola C band dan Ku band, dan semoga salurannya dapat seramai saudaranya di OTT yaitu vidio dot com.

Share:

Senin, 08 Februari 2021

Kabar Gembira RCTI-MNC-GTV kembali hadir di channel 41 TV Digital Surabaya

 


Sesuai janji seorang rekan teknisi di stasiun transmisi relay RCTI di surabaya, bulan februari 2021 akan kembali hadir siaran digital dari grup televisi kesayangan banyak pemirsa TV di Indonesia yaitu MNC GROUP. Berdasarkan pengamatan minggu 7 februari 2021 siaran percobaan telah dilakukan pada gelombang UHF 41 atau 634 Mhz. Ini merupakan frekuensi lama yang dipakai MNC group saat mengudara di tahun 2013-2014 sebelum mereka sendiri menjegal usaha migrasi tv digital melalui putusan MA saat itu.



Kita flashback dulu bagaimana sih kejadian hingga tahin 2014 itu membuyarkan migrasi yang seharusnya menjadwalkan 2018 sudah FULL ASO ?


Dikutip dari tempo (2014) -- Migrasi TV digital ini menemui banyak kendala. Hambatan itu datangnya dari perusahaan televisi swasta nasional yang terancam dengan digitalisasi. Teknologi digital akan membuat satu channel televisi analog bisa diisi 6 - 9 program siaran. Dalam skema digitalisasi di Jakarta dan sekitarnya, pemerintah menetapkan ada tujuh channel. Artinya ada sekitar 42-63 program siaran.

Pemerintah memutuskan penyelenggara MUX adalah group besar media yaitu Group MNC (RCTI, Global TV, MNC TV), Group Bakrie (TV One dan ANTV), Group Trans Corp (Trans TV dan Trans7), Group Elang Mahkota (SCTV dan Indosiar), Group Rajawali (RTV dulu bernama B-Channel), dan Group Lippo (BSTV, salah satu produknya Berita Satu). Penyelenggara MUX ini rata-rata memiliki 2-3 program siaran padahal kanal digital berkisar 6-9 slot. Pemerintah mewajibkan penyelenggara MUX membagi kanal digital kepada penyelenggara program siaran lain dengan sistem sewa. Kewajiban inilah yang sulit dilakukan televisi swasta.

Anang mengakui adanya sikap kurang terbuka televisi swasta nasional kepada televisi lokal tunggal dan berjaringan. “Merasa kurang level,” ujarnya. Sikap ini menghambat migrasi televisi analog ke digital yang rencananya mulai bisa dinikmati masyarakat tahun depan. “Kita terus mendorong agar penyelenggara MUX memberika sewa kepada penyelenggara siaran"

Suasana saat diskusi menentang aturan kominfo tentang digitalisasi jaman menteri tifatul sembiring


Sedangkan Kontan co id  pada beritanya tahun 2014 menyebut, terbitnya peraturan baru pelaksanaan Televisi(TV) Digital kembali mendapatkan tentangan dari kalangan pengusaha TV lokal yang tergabung dalam Asosiasi TV Lokal Indonesia (ATVLI).

ATVLI menegaskan, beleid baru TV digital tersebut bertentangan dengan putusan Mahkamah Agung (MA) dan Undang-Undang (UU) Nomor 31 Tahun 2002 tentang Penyiaran. Seperti diketahui, akhir Desember 2013 lalu, pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika (Permenkominfo) No 32/2013 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Televisi Secara Digital dan Penyiaran Multipleksing Melalui Sistem Terestrial.

Beleid ini menggantikan Permenkominfo Nomor 22 /2011 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Televisi Digital Terestrial Penerimaan Tetap Tidak Berbayar (Free to Air) yang dibatalkan Mahkamah Agung (MA) pada September 2013 lalu. Saat itu, yang menggugat aturan TV Digital itu adalah pihak ATVLI.

Direktur Eksekutif Asosiasi TV Lokal Indonesia (ATVLI), Jimmy Silalahi, mengatakan, sesuai putusan MA, pemerintah tak bisa melanjutkan proses persiapan menuju era TV Digital.  "Peraturan baru hanya mengganti redaksionalnya saja tetapi prinsipnya ya tetap sama juga," ujarnya.

Ia menyatakan, seleksi TV digital seharusnya berhenti dan tidak bisa dilanjutkan kembali karena bertentangan dengan UU Penyiaran. Menurut ATVLI, dampak putusan MA itu membuat tak ada lagi penghentian siaran atau switch off dari analog ke digital, tidak adanya kelembagaan (Lembaga Penyiaran Penyelenggara Penyiaran Multipleksing) dan tidak adanya sistem zonasi siaran digital.



Praktis hanya TVRI yang terlihat niatnya untuk migrasi, dimana sejak 2010 sudah mengelar MUX digitalnya di berbagai kota. Dan tahun 2014 saat aturan MUX yang zonasinya diperkirakan membunuh banyak tower pemancar milik MNC group dan TV swasta lainnya, maka hilanglah gairah migrasi digital dari pihak TV swasta setelah putusan MA tahun 2014 itu. Namun ini berakhir sudah saat 2020 UU cipta kerja - Omnibuslaw telah membungkus migrasi televisi digital ke produk undang-undang yang lebih paten. Jadi kini siaran TV harus bergegas migrasi digital sebelum akhir 2022, dan dapat dibaca pada tulisan sebelumnya di : https://www.aisi555.com/2020/12/omnibus-law-televisi-digital.html.



Dengan siaran percobaan ini, tinggal hanya NET TV sebagai tv nasional yang belum kembali ke mux lamanya bersama MUX TVRI surabaya. Total ada 23 saluran tv digital di  udara kota surabaya dan sekitarnya.


 

Frekuensi

Nama TV

1

490 MHz

(23 UHF)

1

TV ONE

2

ANTV

2

506 MHz

(25 UHF)

3

MetroTV

4

MetroTV HD

5

Magna Channel  HD

6

BN TV HD

7

BBS TV

3

522 MHz

(27 UHF)

8

Trans TV HD

9

Trans 7 HD

10

CNN Indonesia HD

11

CNBC Indonesia HD

12

Kompas TV

 

4

538 MHz

(29 UHF)

13

SCTV HD

14

INDOSIAR HD

15

O CHANNEL HD

16

MENTARI TV HD

5

586 MHz

( 35 UHF)

17

TVRI SPORT HD 

18

TVRI 3

19

TVRI JATIM

20

TVRI NASIONAL

6

634 MHz

( 41 UHF)

21

RCTI

22

MNC TV

23

GTV





Untuk panduan, kami telah review beberapa merek STB digital yg sudah ada di pasaran dan anda kini bisa bandingkan sesuai fasilitas dan keunggulannya :


Matrix Apple     - Polytron PDV 600T2   - Venus Cabe Rawit  - Evinix H-1  - Akari ADS-2230

-Tanaka


Bagi anda yg berada di lokasi lain di Nusantara dapat juga membaca update perkembangan  migrasi TV digital di  kota-kota besar seluruh Indonesia :

Surabaya  MNC  ,  EMTEK , VIVA )

Malang

Jember 

Kediri

Jombang & Mojokerto

Madiun

Jogja

Semarang

Banjarmasin

Makasar

Medan

Palembang

Perbatasan Malaysia

Share:

Kamis, 04 Februari 2021

ANTV dan TV ONE kembali memancar di 23 UHF - Digital TV Surabaya

 



Terakhir kalinya saya melihat siaran Viva Group (antv dan tv one) lewat jalur digital, dengan perangkat yang sama yaitu tv sony bravia keluaran 2013, adalah saat piala dunia 2014 di Brasil, dimana saya sangat kecewa karena harapan dapat menonton siaran sepak bola 4 tahunan "lebih cling" ternyata hanya angan saya saja. Saat mengudara di 23 UHF tahun 2014 itu, viva group tetap mengacak siaran piala dunia nya via digital, mungkin alasannya saat itu berhubungan dengan perangkat downlink parabola nya yang menuju ke TV digital tidak mensuport pembukaan acakan, alias pakainya receiver FTA biasa. Keselnya lagi ketika saya liat di fanpage facebook FORUM SATELIT , acakannya cuman BISS dan dibagi key nya dengan VULGAR ! Duhhh teknisinya gimana sih ?


Kini ditahun 2021 setelah adanya payung hukum migrasi televisi digital melalui UU Omnibus law Cipta kerja, maka keharusan tiap stasiun tv untuk migrasi digital adalah keniscayaan. Menurut rekan yg bekerja di tower relay viva grup di sambisari / tubanan surabaya, siaran digitalnya mulai juga dipancarkan kembali melalui perangkat broadcast digital yang lama, yaitu berada di UHF 23 - 490 MHZ dan telah beberapa kali melakukan uji coba siaran.



Sayangnya di 2021 ini ANTV maupun TV one kurang menarik lagi siarannya, dimana dulu liga Indonesia sangat dinanti sekali kehadirannya, begitu juga dengan ILC yang merupakan acara favorit bapak-bapak sok ngerti politik Hehehehe...Ya iyalah bapak-bapak senangnya acara TV nya harus ada yang ber "tarung" dan untungnya Tinju Tv One tiap weekend masih hadir menemani penggemar tinju dan mudah-mudahan tidak diacak juga via digital uhf. Kalau masih juga ya kebangetan !

Tapi ada satu yang bapak-bapak kangenin dari saluran asli sebelum TV ONE...Intinya ada yang begejolak mau bertempur dibagian celana...



DASAR BAPAK BAPAK BOOMER !


Untuk panduan, kami telah review beberapa merek STB digital yg sudah ada di pasaran dan anda kini bisa bandingkan sesuai fasilitas dan keunggulannya :


Matrix Apple     - Polytron PDV 600T2   - Venus Cabe Rawit  - Evinix H-1  - Akari ADS-2230


Bagi anda yg berada di lokasi lain di Nusantara dapat juga membaca update perkembangan  migrasi TV digital di  kota-kota besar seluruh Indonesia :

Surabaya  MNC  ,  EMTEK , VIVA )

Malang

Jember 

Kediri

Jombang & Mojokerto

Madiun

Jogja

Semarang

Banjarmasin

Makasar

Medan

Palembang

Perbatasan Malaysia

Share:

Kamis, 28 Januari 2021

Bagi - Bagi STB hanya Sekedar Wacana ? Padahal sudah gembar-gembor lhooo



Pembagian STB alias decoder digital gratis merupakan cara jitu yang dipakai negara maju untuk "memancing " masyarakat mau mengganti cara mereka menonton TV. Tapi ini memang untuk negara maju yang punya duit lhoo..kalau tidak ada anggaran tentunya bisa bekerjasama dengan pihak produsen elektronika sebagai CSR sekaligus promosi produknya. Saat penulis mengikuti awal siaran digital menggunakan standar DVB T di tahun 2010, saat itu beberapa produsen elektronika di indonesia diminta pemerintah untuk menyumbang program ini, dan beberapa kawan yg kebetulan bekerja di beberapa produsen elektronika dikirim ke korea dan china untuk mempelajari  standar teknologinya dan perakitan STB DVB T.




Tapi apa yang terjadi adalah ujug-ujug standar DVB T menjadi usang (karena memang telat migrasi di negeri kita) dan pemerintah berusaha catch up dengan kembali berkiblat ke wilayah eropa terutama Inggris yang sejak tahun 80an sangat ditiru oleh TVRI format televisinya. Terbukti dengan  pernah diadaptasinya sistem iuran TV yang sampai saat ini masih dijalankan di negara berbendera Union Jack. Kembali ke STB DVB T yang sudah kadung dipesan modulnya oleh beberapa produsen yaitu PF antenna bandung dan polytron kudus, yang menurut cerita teman banyak komponen STB harus dibuang karena tidak terpakai akibat perubahan standar menjadi ke DVB T2 (yang mendukung format HD TV). Ngambeklah para produsen elektronika ini alias kapok mendukung program bagi-bagi STB gratis.


Mengutip CNN Indonesia , Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menegaskan masih mengkaji pembagian sebanyak 6,7 juta set top box (STB) untuk masyarakat guna mempercepat migrasi televisi analog ke tv digital.

Juru Bicara Kemenkominfo Dedy Permadi mengatakan proses pengkajian harus melibatkan pihak televisi swasta.


"Setelah RPP Postelsiar disahkan, rencana pembagian set top box masih perlu dikaji dan dibahas terlebih dahulu dengan pihak Televisi Swasta mengenai seberapa besar Televisi Swasta akan berkontribusi," ucapnya kepada CNNIndonesia.


STB adalah perangkat penerima siaran TV digital yang dapat dikoneksikan ke pesawat televisi. Harga set top box termurah di marketplace memang masih dibanderol dengan kisaran Rp155 ribu.

Lebih lanjut ia menjelaskan, saat ini Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian sedang menyiapkan aturan untuk menghentikan produksi dan impor televisi analog.

Selain itu, pemerintah juga terus mendorong pelaku usaha dalam negeri agar dapat menaikkan kapasitas produksi STB buatan Indonesia.



Dedy menjelaskan, saat ini masyarakat dapat mengakses siaran digital di stasiun TVRI di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Namun untuk siaran televisi swasta lainnya baru dapat diakses di beberapa provinsi.


"Untuk siaran digital televisi swasta seperti Metro, Trans Group, MNC Group, Viva Group, dan Emtek, baru dapat diakses di 12 provinsi," ucapnya.


Sebanyak 12 provinsi tersebut meliputi Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Banten, DKI Jakarta, Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.

Lebih lanjut Dedy menjelaskan, pihaknya kini tengah melakukan seleksi kepada pihak televisi yang bertujuan untuk menguji kelayakan pihak televisi yang akan menyelenggarakan multipleksing karena sumber daya frekuensi yang terbatas.

Seleksi ini akan diatur dalam Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pelaksanaan Sektor Pos, Telekomunikasi, dan Penyiaran (RPP Postelsiar) yang kini masih dibahas dan disahkan.

Dedy berharap, jika RPP Postelsiar telah disahkan maka digitalisasi televisi dapat berlangsung di seluruh Indonesia.


Perkembangan TV Digital di Indonesia

Wacana TV digital telah dimulai sejak 1997. Kemudian pada 2004 mulai dilakukan migrasi dari analog telah dilakukan, namun sekadar uji coba.

Pemerintah menetapkan standar Digital Video Broadcasting Terrestrial (DVBT) tiga tahun kemudian. Saat itu pemerintah melakukan uji coba DVBT untuk format siaran digital.

Pada 2009, di era Menkominfo Muhammad Nuh, pemerintah mengeluarkan Roadmap infrastruktur TV digital disusun sebagai peta jalan bagi implementasi migrasi dari sistem penyiaran televisi analog ke digital di Indonesia. Peta jalan ini dimulai sejak awal 2009 sampai akhir 2018.

Sebagai dukungan regulasi terhadap implementasi penyiaran TV digital, pada 2009 pemerintah menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 39 tahun 2009 tentang Kerangka Dasar Penyelenggaraan Penyiaran TV Digital Terestrial Penerimaan Tetap Tidak Berbayar (free-to-air).

Pada November 2011, di era Menkominfo Tifatul Sembiring, pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 22 tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Televisi Digital Terestrial Penerimaan Tetap Tidak Berbayar (free-to-air) sebagai pengganti Permen Kominfo No. 39/2009.

Kemudian pada 2012, Kemenkominfo menelurkan peraturan Menteri Kominfo No. 05 tahun 2012, mengadopsi standar penyiaran televisi digital terrestrial Digital Video Broadcasting - Terrestrial second generation (DVB-T2) yang merupakan pengembangan dari standar digital DVB-T yang sebelumnya ditetapkan pada 2007.

Kini, migrasi TV digital dari analog dinamakan (Analog Switch Off/ ASO) tertuang dalam UU Cipta Kerja Omnibus Law yang disahkan November 2020.

Dalam ayat 2 pasal 60A disebutkan bawah migrasi penyiaran televisi terestrial dari teknologi analog ke teknologi digital sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan penghentian siaran analog (analog switch off) diselesaikan paling lambat 2 (dua) tahun sejak mulai berlakukan UU Ciptaker, 22 November 2020.

Artinya siaran televisi di Indonesia akan dilakukan secara terestrial di seluruh Indonesia pada November 2022.


Untuk panduan, kami telah review beberapa merek STB digital yg sudah ada di pasaran dan anda kini bisa bandingkan sesuai fasilitas dan keunggulannya :


Matrix Apple     - Polytron PDV 600T2   - Venus Cabe Rawit  - Evinix H-1  - Akari ADS-2230


Bagi anda yg berada di lokasi lain di Nusantara dapat juga membaca update perkembangan  migrasi TV digital di  kota-kota besar seluruh Indonesia :

Surabaya  MNC  ,  EMTEK , VIVA )

Malang

Jember 

Kediri

Jombang & Mojokerto

Madiun

Jogja

Semarang

Banjarmasin

Makasar

Medan

Palembang

Perbatasan Malaysia


Di kutip dari : CNN Indonesia

Share:

Kontak Penulis



12179018.png (60×60)
+628155737755

Mail : ahocool@gmail.com

Site View

Categories

555 (8) 7 segmen (3) adc (4) amplifier (2) analog (19) android (12) antares (8) arduino (26) artikel (11) attiny (3) attiny2313 (19) audio (5) baterai (5) blog (1) bluetooth (1) chatgpt (2) cmos (2) crypto (2) dasar (46) digital (11) dimmer (5) display (3) esp8266 (25) euro2020 (13) gcc (1) iklan (1) infrared (2) Input Output (3) iot (58) jam (7) jualan (12) kereta api (1) keyboard (1) keypad (3) kios pulsa (2) kit (6) komponen (17) komputer (3) komunikasi (1) kontrol (8) lain-lain (8) lcd (2) led (14) led matrix (6) line tracer (1) lm35 (1) lora (7) MATV (1) memory (1) metal detector (4) microcontroller (70) micropython (6) mikrokontroler (1) mikrokontroller (14) mikrotik (5) modbus (9) mqtt (3) ninmedia (5) ntp (1) paket belajar (19) palang pintu otomatis (1) parabola (88) pcb (2) power (1) praktek (2) project (33) proyek (1) python (7) radio (26) raspberry pi (4) remote (1) revisi (1) rfid (1) robot (1) rpm (2) rs232 (1) script break down (3) sdcard (3) sensor (2) sharing (3) signage (1) sinyal (1) sms (6) software (18) solar (1) solusi (1) tachometer (2) technology (1) teknologi (2) telegram (2) telepon (9) televisi (167) television (28) transistor (2) troubleshoot (3) tulisan (93) tutorial (108) tv digital (6) tvri (2) vu meter (2) vumeter (2) wav player (3) wayang (1) wifi (3)

Arsip Blog

Diskusi


kaskus
Forum Hobby Elektronika