Semua Tentang Belajar Teknologi Digital Dalam Kehidupan Sehari - Hari

  • IC Timer 555 yang Multifungsi

    IC timer 555 adalah sirkuit terpadu (chip) yang digunakan dalam berbagai pembangkit timer, pulsa dan aplikasi osilator. Komponen ini digunakan secara luas, berkat kemudahan dalam penggunaan, harga rendah dan stabilitas yang baik

  • Ayo Migrasi TV Digital

    Kami bantu anda untuk memahami lebih jelas mengenai migrasi tv digital, apa sebabnya dan bagaimana efek terhadap kehidupan. Jasa teknisi juga tersedia dan siap membantu instalasi - setting perangkat - pengaturan antena dan distribusi televisi digital ke kamar kos / hotel

  • Bermain DOT Matrix - LOVEHURT

    Project Sederhana dengan Dot Matrix dan Attiny2313. Bisa menjadi hadiah buat teman atau pacarmu yang ulang tahun dengan tulisan dan animasi yang dapat dibuat sendiri.

  • JAM DIGITAL 6 DIGIT TANPA MICRO FULL CMOS

    Jika anda pencinta IC TTL datau CMOS maka project jam digital ini akan menunjukkan bahwa tidak ada salahnya balik kembali ke dasar elektronika digital , sebab semuanya BISA dibuat dengan teknologi jadul

  • Node Red - Kontrol Industri 4.0

    Teknologi kontrol sudah melampaui ekspektasi semua orang dan dengan kemajuan dunia elektronika, kini semakin leluasa berkreasi melalui Node Red

Rabu, 06 April 2022

Menata Audio Sistem Pura Menjadi Lebih Baik Dan Berkualitas [Part 2]

 



Kebanyakan pura dan tempat suci yang berada di pulau Bali menggunakan speaker corong atau secara umum disebut TOA, sebagai pengantar suara kidung maupun pengumuman dari pura kepada masyarakat sekitar pura. Ini tidak jauh berbeda dengan TOA masjid yang kadang juga digunakan untuk memberikan pengumuman kepada masyarakat sekitar disamping fungsi utama sebagai pemanggil waktu sholat. Jadi penggunaan Speaker corong TOA lebih ditujukan untuk jangkauan namun menghilangkan faktor kenyamanan.

Pada dunia audio, tingkat kekuatan suara diukur melalui besar kecilnya nilai dB alias decibel. Ini merupakan standar pengukuran yang mengukur seberapa kuat gelombang suara memberikan tekanan di telinga manusia. Speaker corong merek Toa memiliki nilai tingkat tekanan suara sebesar 110 dB. Sementara itu, speaker musik memiliki nilai tingkat tekanan suara sebesar 100 dB. 

Alexander Sengpiel, ahli audio asal Jerman, membeberkan percakapan antara manusia berada di tingkat tekanan suara sebesar 60 dB. Sedangkan tekanan suara sebesar 110 dB setara dengan suara speaker corong, ini setara dengan suara gergaji mesin yang terdengar pada jarak satu meter. Sedangkan lebar frekuensi yg dikeluarkan oleh speaker corong adalah 1000 hz - 6000 hz, sehingga speaker corong akan memotong suara bernada bass dan treble. Inilah kenapa suara speaker corong TOA menekankan pada vokal manusia saja dan cenderung memekakkan telinga pendengar yg berada di lokasi yang relatif dekat.






Berdasarkan survey yg dilakukan Aisi555 pada sistem audio di Pura Agung Jagat Karana Surabaya, sudah sangat tepat apa yang dilakukan oleh perancang audio sistem sebelumnya yg menempatkan 6 buah speaker aktif, dengan 4 posisi didalam utama mandala yang menyasar pemedek yg sedang sembahyang dan 2 buah di madya mandala yang akan meng-cover pemedek di ruang tunggu dan parkiran. Seperti yang sudah dibahas pada tulisan sebelumnya ( klik disini ) peralatan speaker yg digunakan adalah speaker aktif yang meiliki jangkauan frekuensi lebar 20 hz - 20000 hz. Jadi suara gong gamelan lelambatan dapat dinikmati dengan jelas dan begitu juga suara kidung akan terdengar merdu. Amplifier juga dapat dipasang pada level suara yang tidak terlalu tinggi karena jumlah 6 speaker aktif mampu mendapatkan coverage pendengar yg cukup.

Lalu apa saja yang aisi555 lakukan saat melakukan perbaikan audio sistem pada Pura Agung Jagat Karana Surabaya ? Berikut saya urutkan berdasarkan urutan langkah dari yg paling sederhana dan saya susun agar dapat ditiru oleh pengurus pura di daerah lain.



- Cek konektor dan perkabelan





Langkah yang paling mudah ketika terjadi gangguan suara berupa suara mendengung ataupun suara kemresek / mencuit adalah dengan melakukan pengecekan konektor balance / XLR / Canon yang umumnya ada pada sambungan antar perangkat audio. Untuk perbaikan yang saya lakukan terdapat noise suara kemresek yg sangat menggangu diakibatkan oleh terjadinya korosif pada terminal jack XLR ( pada kabel yg berumur dan konektor di perangkat audio, akibat faktor cuaca ) sehingga perlu menggunakan contact cleaner atau de-Oxit. Mungkin untuk menghemat anggaran dapat membeli contact cleaner warna merah seperti pada gambar.



Beberapa merek dengan harga yg tidak berbeda juga hadir seperti Rexco atau WD-40 namun berdasarkan pengalaman merek diatas lebih ampuh melunturkan kotoran apalagi dibantu dengan cotton bud / kapas kecil untuk menggosok permukaan terminal sambungan audio.

Untuk perkabelan yang bagus, dapat menggunakan kabel Mic stereo / Balance / XLR yg umum dijual dan jenis apapun, dan yang saya pilih dalam pekerjaan kali ini bermerek Makita ( 1 rol sekitar 90m). Sebagai kabel audio sejuta umat yg cukup ekonomis dan berkualitas ini tidak membebani anggaran untuk pengurus pura. Saya tidak memilih kabel rol bermerek canare karena selain KW (aslinya muahal banget), juga 1 roll nya kurang panjang (70 m) untuk proyek kali ini. 

Diupayakan semua perkabelan tanpa sambungan ditengah-tengah kabel untuk menghindari gangguan akibat kemasukan air atau impedansi yg kacau akibat sambungan. Saya ganti semua perkabelan dari mixer - splitter - dan ke speaker aktif,  karena mengingat umur kabel audio lama yg dipasang outdoor ini sudah tua dan berdasarkan saran teman takmir masjid yg menyarankan perlu diganti tiap 2-4 tahun.

Sedangkan konektor XLR saya gunakan merek audiocraft yg lumayan kokoh dan gampang menyoldernya. Jika ditempat kalian jack dan kabelnya masih dirasa bagus, sebaiknya dilakukan penyolderan ulang untuk menguatkan kembali ikatan timah antar logam terminal dengan kabel. Pastikan koneksi kabel sesuai standar (gambar sambungan xlr diatas), dan yang saya lakukan lebih spesial adalah menyambungkan pin 1 (ground/shield) ke pin ke 4 / body pada jack canon / xlr.


 
- Pasangkan grounding / arde / pentanahan pada perangkat audio




Ingat cerita saya kesetrum mic pada tulisan sebelumnya ? Ini terjadi karena perangkat audio jaman now kebanyakan menggunakan power supply switching yang kadang menyebabkan arus bocor / induksi tegangan AC ke body perangkat audio. 

Secara teori kenapa saya kesetrum dikarenakan ketiadaan grounding / pentanahan pada sistem audio, sehingga ada aliran listrik dari mixer yg listriknya bocor, terhubung kabel mic ke body / besi mic yang saya pegang, lalu melewati tubuh kemudian menuju arah tanah ( karena di area utama mandala pura alas kaki harus dilepas, otomatis tubuh menyentuh tanah). Hilangnya  grounding ini juga terkadang menyebabkan efek suara mendengung pada perangkat speaker aktif. 

Solusi terbaik dan mungkin satu-satunya adalah melihat kelistrikan PLN pada lokasi pura, apakah sudah memiliki grounding yang baik atau belum. Caranya paling mudah adalah dengan memeriksa apakah kabel dari jalur listrik utama memiliki sambungan kabel ke 3 pada stop kontak. Jika tidak yakin ya kita pasang sendiri saja sistem pentanahan / arde yang baru.



Lalu bagaimana jika saya memiliki colokan / steker cuman 2 terminal saja, dan masih terasa sengkring-sengkring saat menggenggam mikrofon ? Untuk itu perlu dipasangkan stik arde dan terhubung dengan tanah seperti pada gambar diatas. Stik ground rod / arde dapat dipasang 1 terpusat atau seperti pada perbaikan saya di pura perak surabaya adalah dengan membagi stik rod menjadi potongan kecil 40 cm dan ditanam pada tanah di setiap simpul perangkat audio, yaitu pada mixer dan masing-masing speaker aktif. Lalu nyambungnya kemana ? Ini bisa disambung ke terminal ground pada stop kontak listrik perangkat audio atau kabel yg nyambung dari tanah di hubungkan / tempelkan ke sekrup pada body perangkat audio. 

Dengan penambahkan grounding dan jangan lupa membasahi lokasi grounding sebelum menggunakan perangkat audio dijamin menghindari resiko tersengat listrik bagi yg memiliki sensitifitas terhadap listrik rendah sekalipun. Umumnya dialami oleh ibu-ibu sekaa kidung yang tangannya cenderung basah sehingga kontak ke body besi mikrofon lebih langsung terasa. Ini tidak akan terjadi jika menggunakan mic wireless ya ... ( operatornya yg kesetrum mungkin, makanya usahakan gunakan sandal ya saat ngayah ..)



- Gunakan perangkat Mixer, Microphone dan Amplifier yang masih waras 




Ketika kabel sudah dirasa benar dan sambungannya sudah bersih serta yakin solderan tanpa  timah yang meluber, maka jika tetap terjadi kondisi gangguan yg tiba-tiba saat operasional, kemungkinan besar ini terjadi akibat kerusakan pada perangkat audionya. Penerima mic wireless mungkin saja frekuensinya sudah bergeser  sehingga kresek-kresek dan putus putus atau paling gampang baterai nya perlu diganti yang baru dan diusahakan gunakan baterai alkaline. Jadi selalu konsultasikan dengan tukang servis audio yang terdekat jika terjadi gangguan ditengah penggunaan padahal di awal baik - baik saja.

Karena project perbaikan di Pura Agung Jagat Karana Surabaya ini mendesak dan mixernya yg lama sudah mencapai berakhirnya masa pakai, maka diputuskan untuk membeli mixer sederhana dengan fasilitas cukup bagus. Kini umum ditemukan mixer merek ashley, soundqueen, hardwell yang kalau dibilang KW namun memiliki kualitas dan fasilitas yang dapat dihandalkan. Pengoperasiannya cukup dengan beberapa tombol saja dan sudah dilengkapi pemutar MP3-Bluetooth dan soundcard yg mendukung koneksi ke PC / Laptop jika ingin melakukan siaran langsung ke youtube misalnya.

Suara yang dihasilkan pun sangat dapat dinikmati kerenyahan echo-reverb dengan effect yang sudah digital DSP. Ini menjadi solusi yang tepat jika dana yg dianggarkan tidak begitu besar namun dapat memuaskan pengurus di pura.






Lalu bagaimana untuk melakukan seting terhadap microphone dan mengatur penempatannya sehingga tidak mengganggu kegiatan ratu peranda serta pemangku ? Akan dibahas pada bagian selanjutnya ( disini ).


*) Sumber gambar dan video : FB Banjar Pakraman Madya Surabaya
Share:

Menata Audio Sistem Pura Menjadi Lebih Baik Dan Berkualitas [Part 1]

 



Alunan genta dari Ratu Pandita mengiringi ke khusyukan dan ketenangan hati saat menghaturkan panca sembah, begitu pula saat nunas tirta diiringi lantunan kidung warga sari - turun tirta yang mengalun halus melalui audio speaker yang membuat betah para pemedek yang hadir saat persembahyangan purnama/tilem maupun hari raya Hindu lainnya. Ini merupakan dambaan bagi panitia penyungsung pura dimanapun di Nusantara. Namun kadang tak dihindari juga beberapa kali menemui gangguan suara kemresek atau nyanyian kidung yang memekakkan telinga. Terlihat remeh tapi terkadang lumayan mengurangi kesempurnaan dalam melaksanakan ibadah.

Di lingkungan pura yang berada di daerah minoritas dan muslim menjadi mayoritas, acap kali suara audio dari masjid akan menjadi dominan disaat melakukan persembahyangan terutama saat petang yg bersamaan dengan sholat magrib. Pemerintah melalui kementrian agama telah mengeluarkan aturan speaker masjid dan ini menggugah Aisi555 untuk ikut mengatur audio sistem pada pura dimana aisi555 mulai melakukan 'ngayah' yaitu di Pura Agung Jagat Karana Surabaya. 






Posisi pura terbesar di kota Surabaya ini diapit lingkungan muslim yang memiliki beberapa mushola dan Masjid sehingga suara audio sistem di dalam pura terasa 'tenggelam' saat melakukan persembahyangan pada petang hingga malam hari. Padahal sound system yg berada didalam utama mandala merupakan audio sistem kelas atas dengan mixer dan speaker aktif  yang merupakan sumbangan dari rekan Telkom Surabaya beberapa tahun yg silam. Namun dengan lokasi yang 80% outdoor maka dibutuhkan perawatan yang cukup rutin agar suara yg dihasilkan tetap terjaga kualitasnya. Disinilah Aisi555 berperan dalam melakukan perbaikan dan perawatan audio sistem untuk mendukung kegiatan rutin di pura.

Aisi555 kemudian melakukan survey ke lokasi pura dan juga berkonsultasi dengan kawan-kawan yg memiliki pengalaman mengatur audio pada masjid dan gereja. Ini perlu dilakukan pada orang yg tepat karena kalau dipikir - pikir, takmir masjid yg paling rajin  menghidupkan minimal 5 kali audio sistemnya dan tentu saja butuh pemeliharaan yang berkala. Ilmu yang saya dapatkan dari salah satu mantan anak didik (yg kebetulan sering mengerjakan audio masjid) adalah mengenai pemilihan microphone yg tepat sesuai kebutuhan serta pemilihan perkabelan yang tidak memberatkan secara ekonomi, ini karena banyaknya tipe kabel audio yg beredar dengan range dari ribuan rupiah per meter sampai ratusan ribu. Salah satu channel youtube oleh Mas Ari juga membantu saya belajar mengatur sound system yang tepat.






Denah diatas merupakan orat-oret saya yg menggambarkan posisi peralatan audio. Peralatan yg sudah tersedia pada instalasi sebelumnya meliputi :


1. Mixer Yamaha 166CX




Mixer legendaris ini merupakan standar untuk audio sistem pada acara panggung di manapun, baik di kondangan maupun acara pemerintahan. Kualitas untuk produk yamaha ( asli ) memang tidak dapat dipungkiri kerenyahan suaranya. Namun sayangnya saya mendapatkan mixer ini sudah pernah direparasi dan beberapa controlnya mengalami kerusakan. Ada juga kekurangan atau kendala untuk operator audio di pura dimana controlnya terlalu ribet untuk di pahami orang awam. Jadi aisi555 menyarankan kepada pengurus pura untuk menggantinya dengan mixer sederhana kelas menengah yg umum dipasaran


2.  Audio Splitter 



Alat bermerek Behringer UltraLink Pro ini bertugas sebagai splitter dari output mixer ke banyak perangkat audio lainnya seperti speaker aktif atau power amplifier TOA. Sebenarnya untuk penggunaan speaker aktif di 6 titik pada pura ini bisa  tanpa splitter, namun untuk menjaga kemungkinan penambahan audio system atau tambahan speaker baru dikemudian hari maka alat ini mungkin dianggap perlu oleh pendesain awal. Terdapat 6 output yang dapat disambungkan ke perangkat audio selanjutnya.


3. Speaker Aktif



Speaker aktif Huper 15 inch ini merupakan standar tertinggi untuk audio sistem kondangan maupun rapat. Terbukti dijemur dan kehujanan bertahun-tahun di pura perak surabaya ( hanya ditutup dengan penutup seperti tutup mobil ) kualitasnya saya dapatkan masih cukup bagus. Kendala suara kemresek dan kadang mencuit ditemukan saat survey dan ini ciri khas adanya masalah pada sambungan perkabelannya.


 4. Microphone kabel dan wireless

Terdapat beberapa microphone ( yg berharga cukup  mahal ) namun sayang kondisinya mengenaskan karena terpapar cuaca lembab, sehingga memiliki tampilan yg buruk. Ketika dicoba suaranya masih bagus dan menggelegar, namun sempat bikin saya terkejut karena mendapatkan sengatan listrik yg cukup membuat saya secara reflek melempar mic ini. Ini menandakan kurangnya grounding pada kelistrikan di lokasi pura. Mic wirelessnya tidak bernasib lebih baik dan hanya bisa terselamatkan beberapa buah saja.


5. Automatic Voltage Regulator / Stavolt



Untuk kota besar sekelas Surabaya sebenarnya kelistikan PLN sudah cukup stabil. Namun karena sumbangan terdahulu menyertakan stavolt yg bagus (menggunakan servo motor) maka ya tetap dimanfaatkan agar tidak mubazir. 


Bagaimana kemudian proses perbaikan yang Aisi555 lakukan dan bagaimana hasil kualitas audio system yang dicapai ? Nantikan pada tulisan selanjutnya ( disini ).


*) Sumber gambar : FB Pandita Istri Sekar Arum, google earth dan beberapa sumber lainnya

Share:

Selasa, 05 April 2022

ASO dan Migrasi Televisi Digital Yang Membingungkan Masyarakat Awam - TV Via Satelit Sudah Migrasi Sejak 1999 lhoo

 



Wew.. jadul banget tampilan web legendaris rujukan para peng-Hobby tv parabola lyngsat.com. Gambar diatas merupakan hasil dari web archive, snapshot kembali ke masa lalu jaman internet baru saja lahir. Waktu itu website untuk mencari parameter tv satelit ada 3 seingat saya yaitu lyngsat, satcodx dan apsattv. Jika era parabola analog cukup dengan memutar tombol tuning sambil perhatikan layar tv apakah semut atau ada raster gambar burem (artinya ada siaran di TP itu)  lalu puter skew polaritas servo dikit-dikit sampai muncul gambar dan suara jernih. Ini tidak menjadi lebih mudah di-era satelit digital ketika receiver atau STB jaman itu masih harus memasukkan parameter frakuensi transponder, bitrate dan sid secara manual.  




Nah ini nih receiver legendaris yang hadir di tahun 1992 dan kemudian membuat geger ketika semua siaran tv nasional lewat parabola melakukan migrasi dari transmisi analog menjadi digital yang dimulai pada tahun 1999. Banyak suara konsumen parabola (yang sumbang) tampil di media cetak maupun elektronik saat itu. Maklumlah waktu itu kita baru saja keluar dari krismon dan televisi menjadi satu-satunya hiburan (di daerah tanpa jangkauan tv uhf) ditengah himpitan ekonomi yg menyebabkan harga bensin premium dari 700 rupiah menjadi 2500 per liter. Hasilnya banyak parabola yang di "tumbangkan" sampai beberapa tahun saat harga receiver DVB-S mulai terjangkau.



Blog ini mengkuti terus perkembangan digitalisasi televisi, sampai akhirnya di tahun 2008 saat olimpiade beijing berlangsung, TVRI melakukan launching pertama kalinya TV digital dan diresmikan oleh pak menteri M Nuh (dosen saya kuliah) serta disaksikan presiden SBY waktu itu. Memang saya sudah mengetahui negara maju seperti australia dan amerika serikat sudah melakukan ASO sejak 2003 dan 5 tahun telat ya gpp lah. Namun seperti cerita yg pernah saya tulis di blog ini, terjadi kegaduhan di 2012 saat teknologi tv digital lewat antena UHF yang sebelumnya menggunakan standar DVBT di upgrade menjadi teknologi DVBT2. Banyak peng-import STB digital yg harus gigit jari barangnya gak bisa dijual.


Hubungi kami jika anda terkendala seting TV digital di wilayah Surabaya dan sekitarnya :

TV Digital Pasti Jernih

Jl. Ikan Mujaer No.7 P, Perak Bar., Kec. Krembangan, Kota SBY, Jawa Timur 60177

0815-5737-755 

https://g.co/kgs/No6JmP



Bahkan hebohnya tambah lagi, saat muncul keanehan pada baliho sosialisasi migrasi tv digital yang lebih besar porsi gambar selfie dari pak menteri Tifatul Sembiring (hampir 80%) dibandingkan sosialisi siarta waktu itu. Kehebohan gak berhenti disini karena migrasi ini digagalkan pihak TV jaringan terbesar di negeri ini dan mux digital banyak yg ikutan turun dari udara di tahun 2014. Ribut-ribut migrasi tv ini akhirnya berhenti juga namun muncul kembali saat UU cipta karya OMNIBUS LAW meng-gas-kan kembali ASO karena negara kita mendapat teguran dari ITU (lembaga pbb bidang telekomunkasi). 


 


Duhh kok senengnya bikin heboh ya ? Apakah ini disengaja karena ada yang akan diuntungkan dengan keadaan serba tidak jelas ? Seperti tangkapan pada layar whatsapp saya kemarin malam.




Kebingungan yang sama terjadi pada keluarga saya di bali utara yg juga pengguna parabola, sama persis dengan chat dari rekan pembaca blog dari Sulawesi Barat. Jadi saya rangkum kesalahan sosialisasi yg awam ditemukan di masyarakat.





1.  TV digital bukan TV streaming atau youtube



Ini jelas diakibatkan karena proses migrasi tv digital di Indonesia  yg sangat telat sehingga masyarakat yg sudah lebih dulu mengenal youtube atau layanan streaming, sudah terlanjur mengangap cara menonton televisi mereka sudah "digital". Hal ini tidak terjadi di negara lain dikarenakan proses migrasi tv digital di negara mereka sudah dilaksanakan sebelum penetrasi TV platform OTT lewat smartphone menjamur di masyarakat. 

Bahkan saat saya ikut meeting lewat zoom mengenai sosialisasi migrasi TV digital, ada oknum nara sumber dari kementrian terkait yang dengan entengnya menyebut " Era tv digital akan menumbuhkan banyak konten kreator dan akan memudahkan masyarakat melakukan belanja secara online". Begitu membagongkannya bapak eslon 2 yg hampir pensiun itu, ya maklumlah kurang mendapatkan informasi yang benar di kementriannya.


2. Televisi Digital tetap menggunakan antena UHF biasa



Kehebohan migrasi ini ditunggangi oleh spekulan penjual antena TV dengan embel-embel "DIGITAL READY" bahkan dengan iklan di media sosial menampilkan tayangan tv berbayar macan CNN dan Sky Sport akan dapat ditangkap oleh tv anda jika menggunakan antena indoor tipis yang mereka jual. Ini penipuan karena untuk mrnonton TV Digital tetap saja menggunakan antena UHF standar yang digunakan sebelumnya dan diharapkan jangan menggunakan antena indoor yang tipis dan kecil karena itu hanya untuk mereka yang berada di lokasi perkotaan (jarak max pemancar 5 km).


3. Pastikan ada berada pada jangkauan pemancar / Mux TV Digital terdekat



 

Jangan terburu-buru membeli STB DVB-T2 atau TV LED genersi terbaru sebelum mengecek apakah tetangga sekitar kamu sudah mendapatkan sinyal digital di televisi mereka. Gunakan aplikasi android diatas yg cukup membantu masyarakat untuk melihat jangkauan tv digital di daerah sekitar. Namun cara termudah adalah tetap menggunakan akal sehat, cari teknisi tukang televisi atau orang pintar, guru, pejabat setempat dan tanyakan : " Bapak..apakah sudah ada sinyal tv digital ke desa kami ?"  Jangan lupakan juga ada program bagi-bagi STB ke masyarakat kurang mampu dari pemerintah dan tentu saja perangkat desa sudah mendapatkan sosialisasi dari pemerintah. 


4.  BAGI PENGGUNA PARABOLA  TV ANDA SUDAH DIGITAL SEJAK 1999 , JANGAN TERGIUR BELI STB TV DIGITAL DARI ONLINE




Bagi mereka yang tidak terjangkau siaran tv UHF dan menggunakan parabola untuk menonton TV, JANGAN PANIK ! Televisi bapak dan ibu, kakak adik diseluruh pelosok nusantara yang menggunakan parabola itu sudah DIGITAL. Siaran TV nasional yg beberapa tahun belakangan hilang dari channel parabola (gelap / diacak) murni karena bisnis semata dan diharapkan menggunakan receiver terbaru seperti contoh pada gambar. Jadi jangan ganti dengan STB Digital lagi ya, cari informasi yang benar pada teknisi parabola terdekat anda.


Ini menjadi PR yang mungkin berat bagi kementrian terkait untuk menggiatkan kembali sosialisasi ASO - Migrasi TV digital. Diharapkan selain petugas sosialisai mendapatkan SPJ untuk jalan-jalan ke pelosok,  ya gak ada salahnya membantu masyarakat untuk lebih memahami migrasi TV digital. Kepuasan anda bekerja akan lebih nikmat walau hanya dengan hal sepele,  melihat senyum kepuasan masyarakat pelosok mendapatkan hiburan TV yang jernih dan acaranya beragam, yang terpenting TANPA di ACAK saat program favoritnya ditayangkan.

Share:

Senin, 21 Februari 2022

Cara Memperbaiki Mi Band 4 / 5 / 6 - Jangan Pernah Lupa ID Pertama Anda Pairing Di App Mi Fit !

 



XiaoMi Smart Band 4 mungkin sudah jadi barang jadul terlebih karena semakin banyaknya wearable gadget yang ditawarkan oleh berbagai produsen elektronika asal negeri tirai bambu. Namun ada kalanya kesimpelan yg ditawarkan Mi band 4 ini menjadi alasan banyak yg masih memakainya disamping kehandalannya tentunya ( asal bukan beli barang KW aja). Kita bisa memanfaatkannya untuk sekedar gaya-gayaan saat jalan pagi, pergi nge gym atau sekedar penunjuk waktu layaknya jam di pergelangan tangan.

Saya membeli Mi Band 4 sekitar 3 tahun lalu dan tentu saja ini buat hadiah buat istri tercinta, maklum saya kurang cocok dicantolin jam apapun di tangan, suka gatel ! Gatelnya bukan kena alergi atau apa, namun gatel oprek-opreknya. Wong jam tangan hadiah ultah dari kakak waktu SMP langsung face nya diganti dengan foto nyomot dari album. Saking seringnya gonta-ganti ya hasilnya rusaklah sebelum saya ulang tahun lagi. Yaahh dipastikan kapoklah yg mau ngasi hadiah berupa jam lagi.

Untungnya istri saya ini orangnya super teliti dalam menjaga barangnya, di "eman-eman" kalau orang jawa bilang, kalau gak dipakai disimpen dan dibungkus rapi sampai suatu ketika kita berpindah rumah dan terseliplah jam ini selama 3 bulan entah di kardus yg mana. Dan saat istri teringat punya barang berupa Mi Band 4 lalu dicarilah dan baterainya sudah habis. Lalu di charge sampe penuh namun layar Mi Band 4 nya muncul tulisan china. Seperti biasa sang suamilah yg menjadi sasaran untuk memeprbaiki. Ini mah gampang, tinggal lihat youtube aja beres.




Namun yg diharapkan pun "mbleset", para pembuat konten youtube umumnya menjelaskan tentang langkah awal pairing ketika baru beli Mi Band 4 kosongan. Maksudnya yg langsung beli tapi gak di test dulu sama si penjual maka akan muncul tulisan china atau kalau versi inggris muncul "Pair First" dan tulisan cmiit id 2019d p1398. Dengan menginstal aplikasi Mi Fit pada smartphone dan melakukan pairing bluetooth maka semua video tutorial di youtube akan menjadi benar. Lalu kenapa saya gagal seperti gambar diatas ?

Setelah install ini itu dan nonton bermacam-macam tutorial yg geje semua, gonta-gati HP pun sudah saya lakukan kecuali HP istri yg dipakai nonton youtube seharian, lalu pencerahan muncul ketika saya melihat aplikasi monitoring gelang kesehatan generic  yg menjelaskan kalau sejak Mi Band 4 terdapat Auth Key yg digenerate dari Mac Address Mi band nya dan apabila Mi Band 4 pernah dipairing sebelumnya dan belum di "lepas", maka server di cloud nya Xiaomi / Mi fit akan menolak untuk pairing di akun Mi fit berbeda. Nah inilah yg merangsang logika saya, dimanakah saya dulu menginstall Mi Fit dan pairing pertama kali saat gelang ini baru saya unboxing dari kurir paket ?

Wah HP nya sudah dijual ! Gawat...gimana ini ? Tenang saya masih punya tebakan yg mungkin saja jitu, saya coba login Mi Fit menggunakan akun Google di HP istri yg kebetulan masih sama dengan Hp yg dijual itu. Dengan perjuangan bertengkar rebutan HP bersama istri (padahal dia yg minta benerin jam nya lhoo) saya berhasil login dan...taaadaaa..saya melihat akun Mi Fit nya masih ter "Pair" pada Mi band 4 ini.



Setelah itu semua jadi gampang, tinggal melepaskan perangkat dari akun Mi Fit istri dan kemudian melakukan pairing ulang dengan smatphone saya biar tidak rebutan lagi !







Kemudian ikuti saja yg diminta oleh Mi Fit seperti melakukan update firmware dan upload data-data baru yang mungkin memakan waktu dan kuota sesuai kecepatan internet anda. Dan sekarang istri saya senang melihat Mi Band 4 kesayangannya dapat dipergunakan kembali. 






Share:

Kontak Penulis



12179018.png (60×60)
+628155737755

Mail : ahocool@gmail.com

Site View

Categories

555 (8) 7 segmen (3) adc (4) amplifier (2) analog (19) android (12) antares (8) arduino (26) artikel (11) attiny (3) attiny2313 (19) audio (5) baterai (5) blog (1) bluetooth (1) chatgpt (2) cmos (2) crypto (2) dasar (46) digital (11) dimmer (5) display (3) esp8266 (25) euro2020 (13) gcc (1) iklan (1) infrared (2) Input Output (3) iot (58) jam (7) jualan (12) kereta api (1) keyboard (1) keypad (3) kios pulsa (2) kit (6) komponen (17) komputer (3) komunikasi (1) kontrol (8) lain-lain (8) lcd (2) led (14) led matrix (6) line tracer (1) lm35 (1) lora (7) MATV (1) memory (1) metal detector (4) microcontroller (70) micropython (6) mikrokontroler (1) mikrokontroller (14) mikrotik (5) modbus (9) mqtt (3) ninmedia (5) ntp (1) paket belajar (19) palang pintu otomatis (1) parabola (88) pcb (2) power (1) praktek (2) project (33) proyek (1) python (7) radio (26) raspberry pi (4) remote (1) revisi (1) rfid (1) robot (1) rpm (2) rs232 (1) script break down (3) sdcard (3) sensor (2) sharing (3) signage (1) sinyal (1) sms (6) software (18) solar (1) solusi (1) tachometer (2) technology (1) teknologi (2) telegram (2) telepon (9) televisi (167) television (28) transistor (2) troubleshoot (3) tulisan (93) tutorial (108) tv digital (6) tvri (2) vu meter (2) vumeter (2) wav player (3) wayang (1) wifi (3)

Arsip Blog

Diskusi


kaskus
Forum Hobby Elektronika