Semua Tentang Belajar Teknologi Digital Dalam Kehidupan Sehari - Hari

Senin, 26 November 2018

Pertarungan abadi antara Kabel & Nirkabel


Sebuah satir yang cenderung sarkastik tapi tetap menggelikan tersebar luas dimedia sosial beberapa saat yg lalu. Langsung terbayang bagaimana pengalaman penulis yg saat itu naik motor menghindari untaian kabel fiber optik yg melintang terlalu rendah didepan komplek perumahan, mungkin karena hujan malam sebelumnya mengakibatkan klem atau pengikat kabelnya terlepas. Akhirnya dengan sukses kabel terputus oleh truk sampah yg melintas dibelakang saya. Seingat saya jaman kabel telpon sudah lewat nihh..maklum ingatan saya kalau kabel-kabel yg menjuntai seperti ini hanya saya temukan di era 90-2000 an dimana layanan telpon menggunakan kabel tembaga ke rumah hampir dipastikan ada di setiap rumah. Dan ketika penulis menjadi buruh di dunia seluler makin banyak kabel yg dibabat telkom karena semakin banyak pelanggan telkom yg beralih ke FWA (fixed wireless access) macam Telkom Flexi atau Fren. Kenapa sekarang muncul lagi ya fenomena hutan kabel ?



Gambar diatas bukan di jepang looo...itu di salah satu jalan di Surabaya yg sedang ketiban rejeki dimana november 2018 menjadi bulan spesial setelah 10 tahun lamanya pohon Sakura KW atau Tabebuya ini di tanam oleh walikota tercinta ibu Risma. Penulis sempat mengamati beberapa kali waktu mekar kembang bunga tabebuya ini selalu di bulan November dan di tahun 2018 menjadi yg paling meriah karena musim kemaraunya yg cukup panjang. Lalu apa hubungannya dengan kabel & Nirkabel ? Liat sendiri deh background kurang mengenakkan dari gambar diatas, ada yg sedikit mengganjal dari untaian kabel yg mungkin tidak ditemukan di versi gambar Bunga Sakura yg asli bukan KW.


Kembali ke topik pertarungan wired vs wireless yg sudah ada semenjak faraday menemukan efek magnetisme dalam aliran listrik, bersambung kemudian dengan telegraph nya morse, telepon nya Alexander graham bell, Rumusnya maxwell, Radionya marconi, Listrik nya tesla, Tv nya farnsworth dan sebagainya. Penyempurnaan dari teknologi sebelumnya akan kembali berulang disempurnakan kembali dengan teknologi rival yg sebelum nya "dikalahkan" . Bersambung ke jaman now yg mungkin lebih mudah dipahami pembaca, wireless sangat memudahkan pengguna nya. Bayangkan penyanyi rock tahun 80an harus diam statis gak bisa jingkrak-jingkrak jauh karena terbatas oleh panjang kabel. Ketika era mic wireless muncul maka AXL rose bisa leluasa berlari kesana kemari dan ini gak akan bisa dilakukan jimi hendrik di era 60an.




Era milenium ditandai dengan berkembangnya dunia seluler yg bukan hanya menawarkan layanan telefoni saja akan tetapi semakin lama menuju ke layanan DATA internet. Sebelumnya orang merasa terbebaskan oleh belenggu kabel telepon, kini bebas bergerak mobile kemana-mana . Saat orang merasa telepon hanya satu dimensi suara saja, kemudian manusia menciptakan komunikasi antar orang dengan dimensi suara + gambar melalui yg namanya voice call dan tentunya dibutuhkan layanan seluler 3G yg memakan bandwith data lebih besar. Pada jaman awal 3G di gelar umumnya jalur transmisi antar menara ke sentral telekomunikasi cukup menggunakan jalur radio microwave. Akan tetapi seperti yang disadari semua orang yg berkecimpung di dunia "radio" maka disadari spektrum frekuensi adalah barang langka yg harus di susun penggunaannya agar tidak saling mengganggu. Nah disinilah solusi yang diberikan oleh penyedia teknologi adalah kembali ke KABEL.




Serat optik menjamin bandwith yg lebih besar secara point to pint sehingga untuk layanan 3G - 4G dan generasi selanjutnya mutlak menggunakannya sebagai jalur transmisi dari tower pemancar ke sentral switching nya. Sepertinya jika kita ambil kesadaran paling dasar,  bahwa teknologi wireless seluler ini tidak semuanya tanpa kabel, ada sisi teknologi yg mengharuskan penggunaan kabel dari ponit to point.

Optik Bandwith tinggi ke rumah-rumah untuk layanan triple play ( Telepon - Internet - IPTV) kini mulai juga dilirik sebagai ladang bisnis bagi operator telekomunikasi di Indonesia. Dengan permintaan yg sangat tinggi inilah menyebabkan muncul beberapa layanan Fiber to Home walau kalau dilihat dari perkembangannya masih tertinggal 5 tahun dari negara lainnya (paling dekat dengan singapura atau malaysia ). Mungkin setelah dilihat pasar negara lain profitable barulah disini berani dijual. Maka bermunculanlah proyek REBOISASI hutan kabel di kota-kota besar di Indonesia.





Kapankah pihak wireless akan membalas? Layak ditunggu dan akan saya nantikan saat itu dan pastinya akan menulisnya dalam episode " WIRELESS STRIKE BACK " 


Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Kontak Penulis



12179018.png (60×60)
+628155737755

Mail : ahocool@gmail.com

Site View

Categories

555 (8) 7 segmen (3) adc (4) amplifier (2) analog (19) android (12) antares (8) arduino (25) artikel (11) attiny (3) attiny2313 (19) audio (5) baterai (5) blog (1) bluetooth (1) chatgpt (2) cmos (2) crypto (2) dasar (46) digital (11) dimmer (5) display (3) esp8266 (25) euro2020 (13) gcc (1) iklan (1) infrared (2) Input Output (3) iot (58) jam (7) jualan (12) kereta api (1) keyboard (1) keypad (3) kios pulsa (2) kit (6) komponen (17) komputer (3) komunikasi (1) kontrol (8) lain-lain (8) lcd (2) led (14) led matrix (6) line tracer (1) lm35 (1) lora (5) MATV (1) memory (1) metal detector (4) microcontroller (70) micropython (6) mikrokontroler (1) mikrokontroller (14) mikrotik (5) modbus (9) mqtt (3) ninmedia (5) ntp (1) paket belajar (19) palang pintu otomatis (1) parabola (88) pcb (2) power (1) praktek (2) project (33) proyek (1) python (7) radio (17) raspberry pi (4) remote (1) revisi (1) rfid (1) robot (1) rpm (2) rs232 (1) script break down (3) sdcard (3) sensor (2) sharing (3) signage (1) sinyal (1) sms (6) software (18) solar (1) solusi (1) tachometer (2) technology (1) teknologi (2) telegram (2) telepon (9) televisi (167) television (28) transistor (2) troubleshoot (3) tulisan (93) tutorial (108) tv digital (6) tvri (2) vu meter (2) vumeter (2) wav player (3) wayang (1) wifi (3)

Arsip Blog

Diskusi


kaskus
Forum Hobby Elektronika