Semua Tentang Belajar Teknologi Digital Dalam Kehidupan Sehari - Hari

  • IC Timer 555 yang Multifungsi

    IC timer 555 adalah sirkuit terpadu (chip) yang digunakan dalam berbagai pembangkit timer, pulsa dan aplikasi osilator. Komponen ini digunakan secara luas, berkat kemudahan dalam penggunaan, harga rendah dan stabilitas yang baik

  • Ayo Migrasi TV Digital

    Kami bantu anda untuk memahami lebih jelas mengenai migrasi tv digital, apa sebabnya dan bagaimana efek terhadap kehidupan. Jasa teknisi juga tersedia dan siap membantu instalasi - setting perangkat - pengaturan antena dan distribusi televisi digital ke kamar kos / hotel

  • Bermain DOT Matrix - LOVEHURT

    Project Sederhana dengan Dot Matrix dan Attiny2313. Bisa menjadi hadiah buat teman atau pacarmu yang ulang tahun dengan tulisan dan animasi yang dapat dibuat sendiri.

  • JAM DIGITAL 6 DIGIT TANPA MICRO FULL CMOS

    Jika anda pencinta IC TTL datau CMOS maka project jam digital ini akan menunjukkan bahwa tidak ada salahnya balik kembali ke dasar elektronika digital , sebab semuanya BISA dibuat dengan teknologi jadul

  • Node Red - Kontrol Industri 4.0

    Teknologi kontrol sudah melampaui ekspektasi semua orang dan dengan kemajuan dunia elektronika, kini semakin leluasa berkreasi melalui Node Red

Tampilkan postingan dengan label tulisan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tulisan. Tampilkan semua postingan

Senin, 30 Desember 2019

ARTPRENEUR WEEK 2019 - Ikut meramaikan di akhir tahun 2019

Di penghujung 2019 ini kami diminta oleh sebuah sekolah kejuruan di surabaya untuk mengisi anjungan dengan produk kami pada kegiatan pameran berjudul ARTPRENEUR WEEK 2019 yg diadakan oleh komunitas artpreneur.rek! surabaya. Kegiatan ini berlangsung tanggal 26-29 desember 2019 di Mall Ciputra world surabaya. Di tengah suasana liburan menjadi sebuah tantangan untuk mempersiapkan konten pameran dalam waktu singkat.





SMK ketintang surabaya sejak pertengahan 2019 meminta kami untuk menggali potensi siswa dibidang industri jaman now yg kedepannya akan berevolusi menjadi industri 4.0 dimana otomasi industri akan berhubungan erat dengan istilah baru yaitu Data Mining , Artificial Inteligence, Machine Learning dan Internet Of Things. Awalnya kami aisi555 sedikit galau mewujudkannya ke dalam suatu paket pembelajaran yg dapat dicerna oleh anak SMK yg notabene bukan berbasis teknologi melainkan berbasis Akutansi (awalnya merupakan SMEA). Untuk yang berbau teknologi SMK ketintang hanya memiliki jurusan Teknik Komputer Jaringan serta Multimedia. Apa yg terjadi adalah menjadi tantangan tersendiri selama paruh kedua semester 2019 dan menjadikan pengalaman baru yg sangat menarik tentunya.


Lalu apakah nyambung dengan tema pameran yg bertajuk "ART" + "ENTREPRENEUR" dengan yg saya sampaikan di sekolah? Ya sebaiknya disambung-sambungkan aja biar tidak terlalu mumet di kepala. Karena saya yakin suatu saat Indonesia bisa menyambungkan seni dengan IOT. Coba perhatikan mesin jahit elektronik yg tampil di pameran ini.  


Seni ketrampilan menjahit kini sudah bergeser ke teknologi jaman now dimana bukan hanya mekanik saja. Microcontroller sudah merambah ke dunia jahit-menjahit looo...coba kita lihat video youtube dibawah dimana sebuah mesin jahit sudah sangat maju memanfaatkan teknologi masa kini.



Nah terbukti dunia seni dan iot bisa menjadi satu peluang di masa depan. Tentunya aisi555 sangat berkeinginan untuk mengembangkannya dari sekarang setelah melihat peluang-peluang di pameran ARTPRENEURWEEK 2019. Yang kami tampilkan pada pameran ini merupakan modifikasi dari praktek pembelajaran yang pernah dibahas pada blog yaitu smartphone vs esp8266






Harapan kedepannya aisi555 tidak hanya menjadi penggembira pada pameran tapi dapat memberikan kontribusi untuk kemajuan dunia IOT di Indonesia


Share:

Senin, 25 November 2019

Membantu Sekolah Vokasi Menerjemahkan Dunia Kerja Jaman Now



Tidak terasa 5 tahun sudah terakhir kalinya saya membuka amplop slip gaji  , apalagi terakhir kali  ketika slip gajinya dibuka berisi lembaran uang. Bukan isapan jempol ini kejadian nyata waktu "mampir" bentar di pabrik di daerah berbek selama setahun, pernah merasakan gembiranya menerima slip gaji + lembaran uang biru didalamnya. Perasaan De-Ja-Vu itu muncul lagi tahun 2019 ini ketika saya diminta untuk mengisi kelas  tiap jumat membahas "teknologi jaman now" di sebuah SMK di Surabaya, dan  jika dihitung lembaran uang di amplop slip itu nilainya lebih besar (sedikit) daripada waktu saya bekerja di pabrik 15 tahun yg lalu.



Seharusnya saya sudah menjadi "pengajar" 10 tahun lebih jikalau  dulu menerima sebuah tawaran mengajar di sebuah universitas, tapi entah kenapa hati saya kecil saya waktu itu  berkata kalau ilmu saya akan lebih berguna dibagikan saat saya sudah mendapatkan ilmu yg "sebenarnya" bertahun-tahun setelahnya. Ini mungkin terasa naif atau men "justifikasi" diri sendiri, tapi benar adanya panggilan jiwa saya yang saat itu baru kerja setahun lebih, lalu di minta untuk beralih profesi menjadi pendidik, saya merasakan sesuatu yg tidak klop. Akan terlalu gampang perjalanan hidup saya setelah ini. Dan apa yg terjadi kemudian berakibat kecaman keluarga saya di kampung. BODOH atau NAIF ya mirip-mirip lah karena ujungnya di tahun ke 10 memasuki dunia kerja saya di PHK dan dipaksa untuk berusaha cari uang sendiri. Kapok mu kapan broo ?



Balik ke awal perkenalan saya dengan dunia SMK mengingatkan kegalauan waktu itu karena perasaan aneh muncul, eealahhh ketemu dunia pendidikan lagi, gak nyesel dulu sempet nolak ? Kali ini beda posisinya karena saya diminta sebagai "pembimbing" dunia usaha di sekolah vokasi lewat program magang dari sebuah SMK di kediri. Dikirimlah beberapa anak untuk mencoba menjadi pegawai di usaha yg saya kelola dan kebetulan (atau tidak ya?) saat itu project yg saya geluti tidak menuntut skill berat, hanya cukup keberanian naik genteng.



Saya buang jauh-jauh kenangan "di cela" masa lalu dan bertekad membesarkan usaha yg terlihat recehan ini. Kenyataannya berwirausaha itu tidak seperti grafik y=x^2 melainkan y= sin(x), ada saat UP dan DOWN tapi harus bisa tetap semangat. Ya setidaknya anak SMK yg magang dapat merasakan bagaimana BOS nya galau marah-marah muka cemberut atau ada kalanya baik hati ngajak makan di mall. Mungkin tidak akan didapatkan kalau mereka magang di dinas pemerintahan atau pabrik yg sudah established. Harapannya mereka jadi tau kalau yg menulis "meme" wirausaha dan  mencatut nama almarhum Om Bob Sadino lupa menambahkan foot note term and condition : *) USAHA BISA BANGKRUT !





Foto diatas diambil saat diminta menandatangani kerjasama program magang bersama beberapa nama "besar" pelaku usaha di Jawa Timur. Perasaan minder saya buang jauh-jauh karena ini  menjadi pembuktian bahwa usaha saya ini layak disejajarkan dengan perusahaan-perusahan besar itu ( preeetttt )....ahhh bawaannya pesimis dan low self esteem mulu nih bapake.... kapan lagi kesempatan muncul untuk membanggakan usaha sendiri ? Asal gak berlebihan aja.



Bulan agustus 2019 saya mendapatkan kesempatan untuk berbagi ilmu jaman now ke sebuah SMK di Surabaya. Bapak kepala sekolahnya galau melihat tuntutan kurikulum dari kemendikbud dengan kompetensi guru-guru SMK (yg dulunya smea) tidak selaras dengan tuntutan Revolusi Industri 4.0. Terlihat muluk-muluk ya padahal tinggal mengajar sesuai buku saja kok repot ? Akan tetapi memang begitu adanya  di tahun 2019 karena sekolah sekarang dituntut membuka pandangan yg lebih luas kepada siswa mengenai topik jaman now seperti : Online business, Internet of Things, Machine learning , Coding dan sebagainya. Jadilah saya menyusun beberapa kelas untuk membantu ibu dan bapak guru yg tidak bisa CATCH UP dengan kemajuan jaman.



Salah satu kelas Teori - Praktek yang saya bahas adalah untuk membantu ibu guru pengajar di jurusan  " OTOMATISASI TATA KELOLA PERKANTORAN" , sebuah nama yang dahsyat untuk jurusan yg dulunya identik dengan tukang ketik. Dan tentu saja para siswa sangat tertarik dengan penjelasan beserta praktek yang saya bawakan. Jadi pengalaman saat mengatur teleconfrence jaman kerja di dunia telco , berguna setelah 10 tahun kemudian. Sesuailah harapan saya saat menolak tawaran menjadi pengajar beberapa tahun sebelumnya, karena pada akhirnya ilmu yg saya berikan sesuai PRAKTEK dan bukan copy paste dari hasil googling ....yess..yesss...yess....( sombong amat ! )


Sementara untuk jurusan "BISNIS DARING dan PEMASARAN" saya ajarkan prospek kerja di dunia Online Shoping bagaimana menjaring peluang "Niche Market" melalui jualan di medsos sampai menyusun bisnis secara lebih rapi melalui BMC seperti gambar diatas.  Saya juga mengajak narasumber yang sudah berpengalaman di dunia online shoping untuk berbagi ilmu ke anak kelas XI dan XII.



Bertepatan dengan hari guru yg diperingati saat tulisan ini saya ketik, mendorong saya untuk lebih gencar menyebarkan ilmu "PRAKTEK" yg sepertinya sudah menjadi kebiasaan saya, baik di dunia Solder Menyolder , Coding, Jaringan internet, Parabola dan banyak lainnya. Kebetulan saja bersamaan momennya dengan menteri pendidikan yg jebolan GOJEK yang kedepannya akan mendorong lebih ke PRAKTEK dari pada TEORI.

Ada yg mau meng "hire" saya mengajar teknologi jaman now di sekolah kalian  ? Ealaaahhh iklan ternyata....just call me 0813-3133-9072 ....semoga bisa membantu menyelaraskan kebutuhan dengan kenyataan. 
Share:

Rabu, 20 November 2019

Memahami Cloud Biar Ga Kelaut - AWS Cloud Day Surabaya 2019



Seminggu setelah mengikuti acara "jualan" dari Amazon Indonesia saya malah ditanyain oleh istri "Mana sih foto foto seminar kamu? Biasanya sudah narsis aja kok kali ini nggak? " Padahal aslinya tangan gatel juga buat ambil kamera smartphone kayak ibu-ibu yg duduk di depanku. Ya mungkin karena ada sedikit kegalauan penulis memahami cloud yang ditawarkan oleh sebuah company pelopor online shoping ini. Kenapa galau? Awalnya saat sign up buat ikutan acaranya yang terbayang paling juga jualan storage online atau server online gak jauh-jauh lah ekspektasi saya. Tapi ketika saya daftar untuk mencoba layanan cloud nya aws, akhirnya inilah yg membuat saya bingung dan jadi males untuk selfie di acara seminarnya.


Gambar diatas saya buat saat menyiapkan video "show off" yg saya persiapkan untuk acara ini, siapa tau ada yg bisa saya prospek dan tertarik dengan project iot saya. MQTT dan database mongodb yg saya gunakan pada project ini semuanya berbasis AWS akan tetapi saya tidak sadar bahwa layanan yg saya pakai merupakan layanan 3rd party yg sepenuhnya jauh dari harapan saya yaitu IOT yg langsung ke system IOT CORE nya amazon. Tools yg saya gunakan ternyata tidak lebih hanya memanfaatkan platform "remote computing" dan "serverless script" yg terdapat pada AWS. Semakin bingung nih saya sampai akhirnya tercerahkan saat mengikuti seminar.


Nah loo..gimana gak bingung saat saya memulai berkenalan dengan AWS, uuakehh poool item yg ditawarkan dan saya mulai dari mana nih ? Wahh gak usah datang aja ke seminarnya, bakalan mati kutu nih? hihihii gitu aja nyerah kan ada google-yotutube-facebook dan sebagainya dan benar saja saya menggunakan youtube untuk mejawab "Saya Mulai Dari Mana?" Jawabannya adalah EC2 dimana berada di paling ujung awal dari list servis yg ditawarkan oleh AWS (panjang banget kepotong tuh gambarnya). Tentu saja saya sangat mengenal EC2 (sombong amatttt) karena ternyata gak jauh berbeda dengan VPS alias server virtual berbasis windows maupun linux.








Ahh cupu amat masih pake windows ? Ya mampunya bikin scriptnya di windows sih lagian biar gak pusing-pusing beradaptasi karena kebetuan saja python yg sedang saya oprek berbasis windows. Linuxnya bagaimana ? Mau jadi bingung ? nih saya connect kan ya...



Tuh bisa kan ? Jadi setelah saya mempunyai VPS serasa punya PC baru di "CLOUD" dan saya bisa menaruh script di sana. Hasilnya cakep juga dan bisa dilihat dari 2 video youtube berikut:








Terasa sudah keren banget dan ahli nih saya, sampai saatnya jadi peserta seminar dan ketemu sama  orang-orang keren dari teamnya Amazon Indonesia. Dan saya sukses balik ke level newbie ...


AWS cloud day surabaya ini berlangsung tanggal 13 nopember 2019 dan lebih ditujukan kepada pelaku bisnis di surabaya dengan harapan tertarik menggunakan layanan cloud AWS. Tentu saja harapannya seperti itu dengan dibawanya pelaku bisnis lokal yg sudah memindahkan server dan aplikasinya ke platform cloud computing. Jawapos dot com ternyata telah berbasis cloud sejak 2016 dan saat ini sudah memangkas 1/2 budget jika menggunakan server premise (server fisik di data center). Dan yg menjadi momok bagi pegawai penjaga server adalah monitoring 24 jam, dan kini sepenuhnya dilakukan oleh AWS sehingga pekerja di jawapos dot com bisa tidur nyenyak kemudian bisa mencurahkan perhatiannya lebih ke konten dan kreativitas.

Apalagi sekarang AWS menjadi salah satu andalan berbagai perusahaan di dunia dalam hal pengaturan administrasi perusahaan dengan platform cloud computingnya berupa EC2 (elastic cloud computing) dan S3 (Simple Storage Service) sehingga aplikasi berupa SAP dan ERP sejenis bisa dijalankan di cloud. Lagi-lagi biaya maintenace server menjadi "0" NOL. Ya karena tentunya pihak amazon akan mengontrol sepenuhnya dengan garansi SLA 100% comply.

Topik industri 4.0 berupa pengolahan data alias Data Mining, Artificial Inteligent, dan Machine learning mungkin terlalu berat dipraktekkan dan cenderung hanya mudah diucapkan. Untuk itu AWS menawarkan solusi yaitu membuat orang yg awam, tidak perlu harus menjadi Data Scientist untuk mengolah data, semisal data forex forecasting. Saking banyaknya servis yg ditawarkan sampai-sampai terlihat AWS layaknya warteg yg "kebanyakan" menu dan semuanya enak untuk dicicipi.

Bagaimana dengan harga servis yg ditawarkan ? Ternyata sangat flexible dimana kita akan membayar sesuai apa yg kita butuhkan dan gunakan. Jadi semisal saat suatu layanan kita rasa berlebih maka bisa downgrade begitu juga sebaliknya. Saat kita tidak memerlukan layanan semisal lagi libur atau lagi ada kejadian tertentu maka user sepenuhnya memiliki hak untuk mematikan layanan tanpa harus membayar saat layanan mati. Bayangkan jika server kita berada di data center maka akan dikenakan charge bulanan yg FIX.


Lalu bagi penggiat microcontroller 8 bit bisa juga menggunakan layanan IOT Core dari AWS dan yg senang dengan Node.js bisa menggunakan AWS Lambda untuk menjalankan scriptnya secara SERVERLESS. Sampai tulisan ini saya buat penulis belum berhasil menghubungkan arduino dengan AWS IOT Core karena ada beberapa term "Security" yg sangat ketat dan sepertinya berlebihan diterapkan oleh AWS. Ya akhirnya penulis kembali lagi ke penggunaan EC2 untuk  menjalankan server mqtt dan selama response nya cepat maka tidak menjadi masalah.

Sebenarnya banyak yg ingin saya bagi tapi akan saya tulis lagi saat ilmu saya sudah banyak. Maklum saja ilmu KELAUT ini masih menjadi hal baru bagi penulis. Dan bila anda membaca 5 tahun setelah tulisan ini di posting dapat dipastikan anda sudah menggunakan layanan CLOUD lebih sering daripada saat tulisan ini ditulis. Para pelajar di SMK jurusan TKJ tidak akan lagi belajar menyambung kabel UTP tapi belajar configurasi node js serverless. Dan anak-anak dirumah main game nya bukan di PC bapaknya tapi di CLOUD.




Share:

Kamis, 31 Oktober 2019

Cara Belajar IOT : Menyimpan Data Sensor lewat NBIOT untuk Ditampilkan Ke Chart dan Peta



Bahasan kali ini sempat tertunda akibat gejolak politik Indonesia sebelum pelantikan presiden. "Sombong Amat" hehehe...ya tertundanya secara tidak langsung sih karena coba deh perhatikan penampakan alat saya dibawah ini yg saya bawa keliling-keliling surabaya di awal oktober 2019.


Ngeri kali bukan? apalagi saat kasus penusukan pak wiranto saya jadi was-was membawa keliling alatnya ntar dikira mau sabotase kali...hehehe...ngelanturnya kejauhan kali ya ? Balik yuk ke topik utama dan kali ini IOT nya semakin lebih jauh dimana sensor akan dibawa berkeliling dan tiap pembacaan akan disimpan pembacaan  GPS nya. Seperti ini loo pesan mqtt berformat JSON yg dikirim oleh arduino...



Dari pesan MQTT diatas maka jika ingin mengolah data ber "GEO" atau memiliki data koordinat GPS maka tiap pembacaan sensor perlu disimpan ke dalam database. Arduino secara kemampuan nya yg 8 bit tentunya megap-megap kalau dihubungkan ke SQL, lalu berpikir apasih yg digunakan orang-orang diluar sana untuk database IOT ? Jawabanya adalah PYTHON + MONGODB






Jadilah saya belajar bahasa asing lagi nih...ya untung saja sukses dan langkah belajarnya seperti ini untuk membantu pembaca memahami lebih mudah.


PYTHON + MQTT

Masih ingat tulisan terdahulu tentang ESP dan MQTT ? Sekarang dengan python ada library khusus menangani pesan PUBLISH dan SUBSCRIBE dengan nama pahomqtt. Jadi setelah berhasil mempelajari dasar-dasar python tidak lama kemudian saya berhasil menguasai pahomqtt seperti script berikut ini :

import paho.mqtt.client as mqtt #import lib mqtt

led = 0
segmen = 0

############jika ada mqtt yg di sub masuk#########
def on_message(client, userdata, message): 
    print("message received " ,str(message.payload.decode("utf-8")))
    print("message topic=",message.topic)
    print("message qos=",message.qos)
    print("message retain flag=",message.retain)
    global led
    global segmen
    client.publish("/test/seg","SEG"+ str(segmen)) 
    print("Publishing message to topic LED & 7 SEG")    
    print("7 SEGMEN : " + str(segmen))
    segmen+=1
    if segmen == 10:
       segmen = 0
    if led == 0:    
       print("LED ON")
       client.publish("/test/led","ON")
       led = 1
    else :    
       print("LED OFF")   
       client.publish("/test/led","OFF")
       led = 0
    print('')
    print('')
########################################
broker_address="soldier.cloudmqtt.com"
broker_port=146xx
broker_user="xxxxxx"
broker_pass="xxxxxx"
print("creating new instance")
client = mqtt.Client("P1") #create new instance
client.on_message=on_message #attach function to callback
client.username_pw_set(broker_user,broker_pass)
print("connecting to broker")
client.connect(broker_address,broker_port) #connect to broker
#start the loop
print("Subscribing to topic","/test/DHT")
client.subscribe("/test/DHT")
client.loop_forever()




Script diatas merupakan koding python yg akan men SUB topik /test/DHT dan kemudian akan melakukan PUB terhadap LED dan 7 Segmen. oo iya jangan salah paham ya script python nya saya jalankan di PC yg terhubung ke internet bukan di ARDUINO.


PYTHON + MONGODB


Database umum yg digunakan saat ini pasti gak jauh dari SQL deh...tapi saya menemukan yg lebih simple dan ada GRATISAN nya yaitu MONGODB . Benar saja mongodb mungkin masih awam ditelinga orang tapi diluar sana bisa dilihat penggunaan mongobd cukup intensif mungkin dikarenakan karena data IOT yg bersifat tidak atau cenderung kurang relational dan tentunya datanya sederhana. Untuk itu kita bisa menggunakan mongodb gratis dengan nama MONGODB ATLAS dan bersifat cloud based.





Jika anda pengguna SQL maka record dan field pada mongodb diistilahkan sebagai collection . Python sendiri tidak mempunyai fasilitas khusus untuk mongodb sehingga dibutuhkan library PYMONGO sebagai bahasa dasar untuk simpan-hapus-filter-update database. Secara singkat hasil pembelajaran saya membaca suhu dan kemudian menyimpannya pada MONGODB seperti script berikut ini :


import paho.mqtt.client as mqtt #import the client1
import pymongo
import json
from datetime import datetime


myclient = pymongo.MongoClient("mongodb+srv://user:pwd@cluster0-jb06l.mongodb.net/test?retryWrites=true&w=majority")
mydb = myclient["humitemp"]
mycol = mydb["data_humitemp"]

##########simpan DB###########
def save_db(isi):
    dateTimeObj = datetime.now()
    print('')   
    print("<===SAVE TO MONGODB===>")
    print(dateTimeObj)
    x=json.loads(isi)
    y={"waktu":dateTimeObj , "suhu": x["suhu"]  , "humi": x["humi"]  }
    z = mycol.insert_one(y)
   #print list of the _id values of the inserted documents:
    print("database masuk dengan id : ")
    print(z.inserted_id)
    print("========================")
    print('')
###############BACA SUB MESSAGE#################
def on_message(client, userdata, message):
    print("message received " ,str(message.payload.decode("utf-8")))
    print("message topic=",message.topic)
    print("message qos=",message.qos)
    print("message retain flag=",message.retain)
    save_db(str(message.payload.decode("utf-8")))
   
################################
broker_address="soldier.cloudmqtt.com"
broker_port=146xx
broker_user="xxxx"
broker_pass="xxxxxx"
print("creating new instance")
client = mqtt.Client("P1") #create new instance
client.on_message=on_message #attach function to callback
client.username_pw_set(broker_user,broker_pass)
print("connecting to broker")
client.connect(broker_address,broker_port) #connect to broker
 #start the loop
print("Subscribing to topic","/test/DHT")
client.subscribe("/test/DHT")
client.loop_forever()


Hasilnya tidak mengecewakan pada MONGODB atlas karena ada fasilitas report CHART grafik sehingga sangat menyingkat waktu coding



Yang menjadi titik menariknya adalah data GEOSPATIAL juga bisa ditampilkan melalui MONGODB ATLAS.



Nanti deh kita bahas kapan-kapan setelah pembaca mahir di PYTHON vs ARDUINO...selamat mumet kawan...
Share:

Sabtu, 01 Desember 2018

[Parabola] Hunting Komponen Parabola di Pasar Genteng Surabaya dan Sekitarnya


Wuiihhhh gak salah nih Bang Vicky Prasetyo jadi tukang parabola ? Kan hasil dari penggrebekan kemarin nih, yang menurut bang deddy corbuzier "setingan" dan melibatkan rupiah yg luar biasa besar, apa gak cukup ? heheheh bercanda nih saya.. tapi memang mirip banget foto yg saya comot dari grup di facebook dengan bang vicky. Bang vicky sepertinya lagi treking ke satelit di angkasa nun jauh disana dengan resolusi haiigh definisyong  ber spektrum frekwensi gigahertzzzzzz.....ahhh ngomong apaan sihhh


Setahun belakangan ini memang dapat diakui dunia parabola mini yg dipelopori ninmedia freesat sangatlah booming dan menjadi inceran para penghoby sinyal satelit maupun pencari nafkah alias tukang parabola. Toko Online toped, BL, Shopee dll sangat sering  dilihat bersliweran penjual grosir maupun reseller perangkat parabola seperti: dish mini 45 - 100 cm , LNB Ku dan C band, receiver parabola, bracket, dan masih banyak lagi. Di dunia online shop siapa yg tidak mengenal tamtam boyz ?




Tokonya lumayan sederhana di sebuah perumahan di bagian barat surabaya, pertamanya harapan saya sih (karena lokasi saya dekat) terbayang toko elektronika di surabaya pusat dan pasar genteng , yg pernah saya bahas disini. Dan memang saya terkejut akan kondisi tokonya yg tidak semeriah jualan tamtam boy di hampir semua marketplace. Eiittt...jangan salah, beberapa rumah disekitar toko ini ternyata merupakan markas bersar dari mas rio tamtama. Suatu ketika saya agak sore ke tokonya saya melihat beberapa orang keluar dari dalam rumah di depan toko dan tentu saja sebagai orang yg sempat tau dunia per online shop an, kumpulan orang yg lumayan banyak itu adalah para CS dan buzzer online shop nya. Semoga saya tidak salah duga yg keluar itu orang habis arisan kaleee...hehehhe. Kini tamtam sudah menjadi raja olshop parabola sampai ke seluruh nusantara, bahkan ada orang malaysia yg pernah minta bantuan saya menukarkan rx nya ke tamtam.



Suatu hari saya mendapatkan servisan parabola jaring yg kehilangan siaran trans 7, trans TV dan ANTV. Biasalah karena satelit telkom1 yang kabur entah kemana dan terjadi migrasi siaran televisi ke telkom 3S. Yang saya ingin ceritakan bukan cara menggeser parabolanya akan tetapi karena saat itu saya baru ingin masuk ke dunia per parabolaan komersial,  ada beberapa kali saya perhatikan kesamaan stiker pengaman garansi dari perangkat yg saya beli di tamtam, toko online , dan dipasar genteng sekalipun stikernya sama. Waktu itu sih saya masih nitip-nitip belanja perangkat sama anak buah...dan suatu hari saya kembali jalan-jalan ke surga yg saya sempat tinggalkan...Pasar Genteng Surabaya. Kali ini saya bukan mencari komponen solder menyolder digital, akan tetapi hunting saya kali ini bertema komponen parabola.



Ya namanya orang kangen lama gak kesana, saya gak langsung hunting ke toko parabola (seingat saya ada di pinggir lt2, diatas parkir timur dan di ruko depan pasar genteng) , saya silaturahmi ke kawan lama pedagang komponen elektronika digital. Dan saya bertanya LMP itu apa? dan dia ketawa saja kalau LMP itu lumen parabola....ooaaalaaahhh toko kecil di pinggiran lantai 2 itu ternyata grosir "besar" parabola di surabaya dan banyak mensuplay  sampai ke Indonesia timur. Sepertinya gak menyangka toko sekecil itu sampai luar biasa penjualannya. Sekali waktu sempat penulis dapat project besar dan harus mengambil di gudangnya di perumahan kedung baruk surabaya dan rumah di kompleks itu penuh dengan perangkat parabola.



Bila pembaca ingin ke LUMEN maka dari parkiran motor atau dari pintu depan pasar genteng, mendongaklah ke lantai 2 dan geser pandangan ke kanan sampai menemukan parabola kecil sampai jaring berjejer digelar di dekat pagar railing, kalau dari gambar diatas yg warna merah ya...kalau yg warna kuning itu jualan parabola juga ..tapi...coba sendiri yaaa kalau ke pasar genteng mana yg lebih rekomended. Yang menjadi sensasi kalau ke belanja ke lumen parabola adalah melatih kesabaran tawar menawar ke taciknya yg super baik hati....hehehehehe




Toko kedua yang sering saya belanja perangkat elektronika adalah ANEKA persis diseberang lumen ( di ruko kiri pertokoan genteng electronic baru) . Aneka memiliki toko online juga melalui websitenya (bisa di googling). Bagi anda yg mencari produk-produk tanaka disinilah pusatnya.


Nah gambar posting facebook diatas adalah seorang pendekar parabola di surabaya yg bisa menjadi andalan untuk barang-barang bekas yg masih sangat layak pakai. Produk unggulannya adalah dish cabutan transvision 100 x 90 cm beserta corong CSR untuk hunting satelit thaicom. Saran nih kalau belanja via whatsapp dan harga deal, akan senang hati barang belanjaan akan diantarkan langsung ke rumah, dan jangan lupa sediakan waktu yg cukup dan kopi biar ngobrolnya bisa panjanggggg.... harapannya pembicaraan jadi ngelantur sampai lupa minta bayaran perangkat yg dijual....SEMOGA....wkwkwkwkw




Mudah-mudahan informasi yang saya bagikan kali ini dapat membantu para pencari sinyal satelit baik penghobi maupun komersial. SALAM TREKER BERSATU. 
Share:

Rabu, 28 November 2018

Nostalgia Bersama Buku Dasar Digital Legendaris dari Forrest M. Mims III



Tulisan mengenai buku legendaris ini mungkin sudah pernah saya bahas beberapa tahun yg lalu, saat pertama kali saya menemukan harta karun ini di pusat buku bekas Kampung Ilmu Surabaya jalan semarang (dekat stasiun pasar turi). Beberapa  kali saya diminta untuk memperbanyak alias fotocopy atas desakan teman-teman forum elektronika di facebook kala itu dan lumayan s/d 500 copy  seingat saya berhasil terjual. Tapi karena buku ini sudah berumur lebih dari 30 tahun saya takut akan rusak jika sering ditekuk saat masuk mesin fotocopy lalu saya putuskan untuk berhenti saja. Rencananya saya mau susun PDF nya atau saya scan dan bahas satu per satu halaman di blog, tapi itu akan memakan effort yg lumayan keras. Dan tentunya yg bikin malas scan adalah sudah tersedia PDF nya diluar sana seperti yg kalian bisa unduh disini  .




Yang saya tunjukkan link pdf diatas merupakan edisi pertama dan sedikit berbeda dengan yg saya punya tapi pada intinya tetap mengupas dasar-dasar elektronika digital dasar mulai dari pengenalan GATE sampai IC CMOS/TTL melalu praktek-praktek elektronika era 80an. Mungkin jika pembaca generasi milenial akan butuh sedikit penyesuaian, sebagai perbandingan pembahasan membuat RAM 4 bit serasa  sangat tidak efektif dijaman prosesor 64bit sekarang ini. Tapi saya sebagai orang yg berada di generasi penghubung era digital clasic dan era smartphone merasakan manfaat yg sangat besar. Bagaimana jika anda dituntut men desain alat yg berupa data angka 2 digit pada pc 64 bit ? Anda akan merasakan ketimpangan yg terlalu besar jika bermain dengan IOT yg hanya butuh mengolah data dan mengirimkan hasil pembacaan sensor berupa angka 1 sd 100. Anda akan merasa sangat  beruntung jika menguasai prinsip dasar RAM yg walau hanya 4 bit tapi sangat berguna di dunia IOT.


Forrest Mims merupakan penulis yg rajin mengisi di majalah Elektronika sangat terkenal di era 70 sd 90 an yaitu POPULAR ELECTRONICS. Jarang ditemukan buku yg sangat detail menleaskan dasar dan aturan-aturan dunia digital di halaman depan, bahkan di buku seri engineers notebook ini terdapat sekitar 10 halaman yg hanya membahas aturan sebelum melakukan praktek.



Seperti flashback ke jaman dahulu ketika saya kuliah dan dosen kami (yg sempat kuliah di amrik) juga flashback mengenai radio shack - popular electronics  - dan korespondensi surat menyurat dengan penulis artikelnya. Jadi saya seperti melakukan relay flashback..heheheh....untungnya beberapa kali saya membaca blog orang amerika dan video di youtube mengenai kejayaan radio shack dan popular electronics jaman dulu. Tentu saja ini mengkonfirmasi cerita dosen kami yg kuliah di amrik tahun 80an tersebut. 



Jadi dapat diceritakan pada jaman keemasannya, popular elektronics merupakan semacam marketplace untuk hobby elektronika ( jika di analogikan jaman sekarang) dimana akan dibahas peralatan elektronika terbaru beserta penjelasannya dan tentunya diakhir tulisan akan terdapat alamat dimana membeli kit project DIY ini. Mulai dari metal detector, alat penyadap, penangkap sinyal satelit sampai ke microcomputer pun dibahas dan disertakan project yg dapat dipesan. Bahkan PC pertama di dunia yaitu Apple 1 pun dijual pertama kali melalui majalah ini dan bekerjasama dengan retailer elektronika saat itu Radio Shack. Jadi jika anda membaca artikel hari ini maka keesokan harinya dapat meluncur ke kedai radio shack terdekat untuk memesan KIT dari percobaan yg dibahas di majalah.




Buku ini sangat lengkap dalam hal pembahasan IC TTL dan CMOS. Mungkin beberapa IC sudah obsolete atau tidak diproduksi tapi tetap bisa dicarikan padanannya. Beragam project dasar sampai menengah dapat diikuti rangkaian elektronik nya dengan TULISAN tangan asli dari mister Forrest Mims. Gak percaya ? perhatikan gambar berikut...



Pada bagian awal bukunya terdapat dasar elektronika digital yg para mahasiswa elektro pasti harus lulus. Dan saya pun cukup lulus dengan nilai C ...ahhh masa itu saya sangat bingung dengan logika  elektronika tukang solder yg kurang sreg ketika harus ditulis dalam kertas. Buktinya ketika saya praktikum di matakuliah yg sama topik (beda nama dan sks) saya mendapatkan nilai A, mungkin karena saya lebih paham ketika logika 1 dan 0 di praktekkan dengan lampu led hidup atau mati, bukan seperti tabel "kebenaran" atau Truth table seperti yg digambarkan bapak forrest dibawah ini.




Bagi yg tidak sabar untuk membaca bukunya bisa mengunduhnya disini  . Jika ada waktu luang akan saya mencoba membahas beberapa project yg terdapat pada buku yang masih relevan di jaman sekarang. Selamat belajar elektronika digital.





Share:

Selasa, 27 November 2018

Siaran langsung olahraga bergeser ke streaming ?



"...yang abadi hanyalah perubahan" ..era berganti peluang dilihat lalu uang didapat, yang tak berubah akan mati ..

Begitu kiranya yg saya amati dari dunia televisi saat ini. Masih teringat jelas bagaimana fredy mercury mengeluh siaran RADIO GAGA kesayangannya mulai tersaingi televisi dan The Buggles menyebut dengan lantang dalam lirik lagu "video killed the radio star" saat MTV meluncurkan acara musik 24 jam tahun 1980. Perubahan inipun sangat dipengaruhi bagaimana perilaku dan trend kaum muda yang menjadi pasar yg potensial bagi pebisnis media. Yang terjadi pada episode berikutnya saat era milenium bergulir, muncul lagu parodi  "internet killed the video star", yg penulis pernah dengar sekitar tahun 2001. Ya tentunya jaman milenium awal,  internet tercepat dikampus via satelit VSAT hanya 128 kbps dan masih sangat jauh ceritanya jika televisi akan dikalahkan internet.


Penyedia layanan TV berbayar di era 2000 an mengalami masa jayanya dengan semakin murahnya teknologi DVB via satelit maupun cable, dengan penetrasi pasar yg umumnya di kota besar dengan karakteristik lahan rumah yg sempit menjadikan parabola mini menjadi idola demi menonton siaran TV premium. Sedangkan pada penyedia TV kabel hanya bisa melayani di kota2 besar secara komersial walau di pelosok Indonesia bertebaran TV kabel analog lokal. 



Dekade milenial berikutnya ditandai dengan semakin tingginya bandwith internet melalui layanan 4G / LTE atau Fiber optic ke rumah. IPTV menjadi the next big things dari dunia televisi dengan layanan catchup , rewind dan VOD (video on demand) . Kini kendali menonton TV benar ada di tangan pemegang remote karena semakin banyak pilihan tayangan. Tapi sepertinya ada tantangan dari kaum milenial yg terlahir terbiasa memegang SMARTPHONE. Mereka hanya menggunakan TV untuk jadi anak patuh demi menemani orang tuanya menonton tv.


Benar saja layanan streaming TV yg 10 tahun lalu hanya menjadi cara ilegal menonton TV premium menjadi sesuatu yg benar-benar mencengangkan. Penulis mengikuti benar layanan streaming ilegal saat era P2P streaming lewat sopcast, ketika comcast di amrik sana  dengan tanpa enkripsi membuka port untuk play saluran TV melalu jaringan internet. Dan tentu saja pelopornya cracker asal china yg saat itu menyediakan beberapa software p2p streaming. Setelah IPTV menjadi platform umum menonton tv kabel maka layanan TV ilegal menjadi bergeser ke KODI yg memanfaatkan pengembang open souurce dengan menyebarnya repository dan layanan add ons. Penulis sempat menikmati kejayaan menonton KODI via android box TV sampai saat ajalnya ketika hampir semua repository terkenal di grebeg dan pembuatnya dikenakan hukuman pelanggaran hak cipta. 



Supersoccer TV mungkin dahulunya hanya dianggap iklan rokok oleh penonton siaran bola di TV Indonesia dan benar saja saya pun demikian. Ketika Serie A musim 2016 diambil exclusive oleh SSTV dimulailah era baru menonton TV lewat smartphone alias streaming di Indonesia. Infrastruktur Internet dan permainan kuota FUP dari operator sempat membuat layanan sport streaming ini seperti terlalu mahal karena selain bayar bulanan pengguna juga harus merogoh kocek lebih untuk beli kuota internet. 

Cerita berlanjut dengan masuknya pemain televisi tradisional ke dunia streaming seperti vidio dot com atau mnc mobile / me tube . Ini tidak lepas dari proyeksi bisnis televisi  diluar negeri sana yg menjadi kiblat pelaku televisi Indonesia, cenderung mengarah ke streaming semuanya. Amazon fire stick, roku, netflix,  bahkan yg mengehbohkan Facebook melirik pasar india sebagai laboratorium layanan tv streaming dengan membeli hak siar serie A  secara exclusive di tahun 2018. Yang gak kalah serunya kita nantikan kehadiran MOLA TV yg memenangkan hak siar Liga inggris 2019 s/d 2021 di Indonesia dan MOLA TV mengaku  sebagai platform TV Streaming. 



Dengan nilai bisnis yg menyentuh angka triliunan rupiah, platform baru ini akan menjadi pertaruhan besar bagi investor penyedia layanan streaming, sebab pengalaman penulis yg kurang mengenakkan saat menonton bareng final Champions League 2018 antara Liverpool vs Real madrid. Saat itu penulis bergabung bersama ribuan orang di acara nonton bareng di Sutos surabaya dengan sponsor utama Bein Sport Connect yg menyediakan streaming dilayar super besar. 

Apa yg terjadi ? LAG dan Buffering ! Di salah satu sudut cafe kecil yg menyetel siaran SCTV dari antena UHF sudah berteriak GOOL saat benzema membobol gawang karius. Dan dilayar besar beinsport connect para penonton keheranan karena gol telat hampir 20 detik dan menyuruh panitia untuk merubah menyetel SCTV . Keriuhan pun muncul saat gol balasan sadio mane beberapa menit berikutnya dan layar besar menjadi buffering. Dan dapat ditebak akhirnya siaran UHF SCTV yg diputar di layar besar. 

Kejadian ini bukan hanya di lokal sini saja (maklumlah infratruktur internet Indonesia bisa di kambing hitamnkan), karena menurut mbah google, banyak penonton superbowl ( final sepakbola gaya amerika ) yg sudah membayar mahal untuk siaran Pay Per View tanpa Iklan melalui streaming amazon, ternyata terjadi buffering dan delay. Hebohlah dunia televisi streaming. Tapi ini tidak menyurutkan minat para investor dan pelaku bisnis streaming, ini terbukti dengan jatuhnya hak siar NFL NHL MLB dan hampir semua siaran olahraga favorit di amerika sana ke tangan layanan streaming DAZN. 

Jadi siapkah anda menyambut siaran langsung olahraga melalui TV streaming dengan tambahan lag dan delay di Indonesia?  



Share:

Kontak Penulis



12179018.png (60×60)
+628155737755

Mail : ahocool@gmail.com

Site View

Categories

555 (8) 7 segmen (3) adc (4) amplifier (2) analog (19) android (12) antares (8) arduino (26) artikel (11) attiny (3) attiny2313 (19) audio (5) baterai (5) blog (1) bluetooth (1) chatgpt (2) cmos (2) crypto (2) dasar (46) digital (11) dimmer (5) display (3) esp8266 (25) euro2020 (13) gcc (1) iklan (1) infrared (2) Input Output (3) iot (58) jam (7) jualan (12) kereta api (1) keyboard (1) keypad (3) kios pulsa (2) kit (6) komponen (17) komputer (3) komunikasi (1) kontrol (8) lain-lain (8) lcd (2) led (14) led matrix (6) line tracer (1) lm35 (1) lora (7) MATV (1) memory (1) metal detector (4) microcontroller (70) micropython (6) mikrokontroler (1) mikrokontroller (14) mikrotik (5) modbus (9) mqtt (3) ninmedia (5) ntp (1) paket belajar (19) palang pintu otomatis (1) parabola (88) pcb (2) power (1) praktek (2) project (33) proyek (1) python (7) radio (26) raspberry pi (4) remote (1) revisi (1) rfid (1) robot (1) rpm (2) rs232 (1) script break down (3) sdcard (3) sensor (2) sharing (3) signage (1) sinyal (1) sms (6) software (18) solar (1) solusi (1) tachometer (2) technology (1) teknologi (2) telegram (2) telepon (9) televisi (167) television (28) transistor (2) troubleshoot (3) tulisan (93) tutorial (108) tv digital (6) tvri (2) vu meter (2) vumeter (2) wav player (3) wayang (1) wifi (3)

Arsip Blog

Diskusi


kaskus
Forum Hobby Elektronika