Semua Tentang Belajar Teknologi Digital Dalam Kehidupan Sehari - Hari

  • IC Timer 555 yang Multifungsi

    IC timer 555 adalah sirkuit terpadu (chip) yang digunakan dalam berbagai pembangkit timer, pulsa dan aplikasi osilator. Komponen ini digunakan secara luas, berkat kemudahan dalam penggunaan, harga rendah dan stabilitas yang baik

  • Ayo Migrasi TV Digital

    Kami bantu anda untuk memahami lebih jelas mengenai migrasi tv digital, apa sebabnya dan bagaimana efek terhadap kehidupan. Jasa teknisi juga tersedia dan siap membantu instalasi - setting perangkat - pengaturan antena dan distribusi televisi digital ke kamar kos / hotel

  • Bermain DOT Matrix - LOVEHURT

    Project Sederhana dengan Dot Matrix dan Attiny2313. Bisa menjadi hadiah buat teman atau pacarmu yang ulang tahun dengan tulisan dan animasi yang dapat dibuat sendiri.

  • JAM DIGITAL 6 DIGIT TANPA MICRO FULL CMOS

    Jika anda pencinta IC TTL datau CMOS maka project jam digital ini akan menunjukkan bahwa tidak ada salahnya balik kembali ke dasar elektronika digital , sebab semuanya BISA dibuat dengan teknologi jadul

  • Node Red - Kontrol Industri 4.0

    Teknologi kontrol sudah melampaui ekspektasi semua orang dan dengan kemajuan dunia elektronika, kini semakin leluasa berkreasi melalui Node Red

Tampilkan postingan dengan label microcontroller. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label microcontroller. Tampilkan semua postingan

Kamis, 19 Desember 2013

[TUTORIAL] KEYPAD to 16 x 2 LCD MATRIX



Sebelum melanjutkan ke tutorial berikut ada baiknya membaca pembahasan terdahulu mengenai keypad dan menulis ke lcd


Episode berikut dari pembahasan mengenai keypad akan membahas mengenai pemindahan data dari keypad menuju LCD Matrix 16x2 . Display LCD yang umum didapatkan di toko hoby elektronika ini berharga dikisaran 40-60 ribu. Sedangkan modul keypad dijual dengan harga 30 ribu (keypad keras) dan 20 ribu untuk keypad pita/tipis. 


Pembahasan mengenai penulisan LCD pernah ditulis dalam blog ini, dimana akan digunakan library langsung pakai yang sangat simple yaitu pfleury. Ada 2 file yang harus dicopykan yaitu lcd.h dan lcd.c yang kemudian akan ditambahkan pada script. Untuk lcd.h perlu dilakukan penyesuaian terhadap penempatan kaki-kaki pin dari lcd terhadap microcontroller yang digunakan. Perhatikan skematik yg digunakan dalam tutorial ini.


klik pada gambar untuk memperjelas



Rangkaian diatas menggunakan AVR ATMEGA8535 , dengan PortA sebagai kontrol LCD dan mode data yg digunakan 4 bit. Jadi pada file lcd.h diubah sebagai berikut :





#define XTAL 1000000 //default clock adalah 1Mhz

#define LCD_LINES 2      // jumlah line LCD
#define LCD_DISP_LENGTH 16 // jumlah karakter per line


#define LCD_IO_MODE 1    // mode 0=8bit, 1=4 bit

// selanjutnya adalah definisi pin yang dipakai, berikut ini hasil edit yang sesuai skematik diatas

#define LCD_PORT PORTA
#define LCD_DATA0_PORT LCD_PORT
#define LCD_DATA1_PORT LCD_PORT
#define LCD_DATA2_PORT LCD_PORT
#define LCD_DATA3_PORT LCD_PORT
#define LCD_DATA0_PIN 3
#define LCD_DATA1_PIN 2
#define LCD_DATA2_PIN 1
#define LCD_DATA3_PIN 0
#define LCD_RS_PORT 
LCD_PORT
#define LCD_RS_PIN 6
#define LCD_RW_PORT 
LCD_PORT
#define LCD_RW_PIN 5
#define LCD_E_PORT 
LCD_PORT

#define LCD_E_PIN 4 

Jangan lupa juga dengan cara menambahkan library lcd.c seperti gambar berikut (AVR STUDIO 4)



Karena penulisan LCD matrix sangat simple , maka script pun menjadi semakin simple. Hanya dengan menggunakan logika sederhana untuk menentukan baris yang akan ditulis maka didapatkan script utama seperti berikut :




int main(void)

{

uint8_t keypad,posisi;
 
DDRA |= _BV(PA0) | _BV(PA1) | _BV(PA2) | _BV(PA3) | _BV(PA4) | _BV(PA5) | _BV(PA6)  ; //LCD PORT yg digunakan
  
    
   //keypad     
    DDRD &= ~_BV(PD0) & ~_BV(PD1) & ~_BV(PD2); //col 
    DDRD |= _BV(PD3) | _BV(PD4) | _BV(PD5) | _BV(PD6); //row


posisi=0; //variabel penanda posisi kursor


lcd_init(LCD_DISP_ON_CURSOR); //inisialisasi LCD

 while(1)

 {
   
keypad=tombol(); //fungsi keypad, silahkan baca pembahasan sebelumnya

if(keypad!= 100 && keypad !=21 && keypad !=20 ) //jika tombol ditekan
 {  
  

   if( posisi < 32 ) {    //ada 32 buah ruang untuk menulis  (16 x 2 )
      lcd_putc( keypad + 48 ) ; //48 adalah ascii dari angka 0
      posisi++; //tambahkan nilai posisi
 
      }

 
 if(posisi == 16){ //jika melewati 16 karakter di baris 1
 
 lcd_gotoxy(0,1); //pindah ke baris kedua

 } 


 _delay_ms(150);   
   

   }
   



if(keypad == 21 )  // penekanan * berarti hapus 1 kebelakang
 {  
  

 
 if(posisi != 0)  posisi--;  //posisi kursor dikurangi



 if(posisi < 16 ){ //baris 1

  lcd_gotoxy(posisi,0); //mundur 1 posisi di baris 1
  lcd_putc(' '); //bersihkan kursos
  lcd_gotoxy(posisi,0); //balik lagi


 } 

 else { //baris 2

  lcd_gotoxy((posisi - 16),1); //mundur 1 posisi di baris 2
  lcd_putc(' '); //bersihkan angka
  lcd_gotoxy((posisi - 16),1); //balik lagi

 }
 
 _delay_ms(150);   
   

   }


else if(keypad == 20 )  // penekanan # berarti bersihkan layar lcd
 { 

posisi = 0;

lcd_clrscr();


 _delay_ms(150); 

 }



}

return 0;

}



Yang menarik dari script diatas adalah karena yg ditampilkan berupa angka saja sedangkan LCD menerima input karakter ASCII, maka untuk merubah dari integer ke ascii cukup dengan menambahkan angka 48. Kenapa ? Karena ascii dari angka 0-9 berurutan dari 48-57 jadi simple saja menggunakan script  lcd_putc( keypad + 48)  Script selengkapnya dapat didownload di sini.


SELAMAT MENCOBA
Share:

Rabu, 18 Desember 2013

[TUTORIAL] Keypad Matrix ke 7 segmen



Catatan : Untuk mempelajari tutorial ini agar memulai dengan praktek dasar input/output dan jam 7segmen


Tombol atau keypad merupakan alat input yg umum digunakan. Sebagai dasarnya adalah tactile switch seperti gambar berikut ini :


Gambar dikiri adalah contoh tactile switch (switch yg sensitif dan sekali sentuh) dan gambar dikanan adalah koneksi umum menggunakan pull up resistor 10k ohm , yang nantinya akan memberikan input dari logika HIGH (vcc) menuju logika LOW (gnd). Fungsi dari resistor adalah sebagai pembatas arus saat tombol ditekan sehingga tidak terjadi short antara vcc dan ground. Pada penekanan tombol yang akan kita cek adalah kondisi turun atau naik (menggunakan interupt) atau kondisi High / Low dengan teknik scanning. Kali ini akan dibahas metode scanning dengan script dasar pembacaan tombol sebagai berikut :


if (bit_is_clear(PIND, PIND5)) //tombol ada di pin D5
{
// kondisi yg diinginkan ditulis disini

_delay_ms(200); // delay untuk mengatasi de-bounching efek

}


Juga agar diperhatikan untuk mengeset pin D5 sebagai pin input pada inisialisasi port. Jika ingin menambahkan tombol lainnya cukup hanya dengan menambahkan rangkaian yg sama dan pencabangan di script if..else if. Jika memerlukan banyak tombol maka banyak pula pin microcontroller yang digunakan. Ada suatu teknik yg umum digunakan yaitu teknik scanning matrix dari tombol dengan mengubah pembacaan input dan output seperti yg biasanya kita dapatkan pada keypad matrix dibawah ini :



Gambar diatas menjelaskan bagaimana kombinasi dari 2 buah pin yang terhubung dan kemudian mewakili penekanan keypad. Keuntungan dari penggunaan matrix ini adalah berkurangnya penggunaan pin micro, yg seharusnya 12 pin menjadi hanya 7 pin Input Output saja. Mekanisme untuk pembacaan adalah dengan melakukan scanning dari kolom atau baris (pilih salah satu , digunakan sebagai OUTPUT) dan kemudian melakukan pembacaan pada pin yg dibuat sebagai INPUT.

Contoh penjabarannya adalah seperti berikut:


  • Row / Baris digunakan sebagai OUTPUT dan Micro akan membaca 3 pin Kolom
  • Micro akan melakukan output scanning "LOW" pada 4 pin baris (0111, 1011, 1101, 1110) secara bergantian
  • Micro kemudian akan membaca adakah input yg juga bernilai "LOW" , semisal saat scanning 0111 (paling kiri row 3), maka jika kolom 0 (sesuaikan pin microcontroller) bernilai "LOW" berarti yg ditekan adalah tombol " * " bintang begitu pula jika kolom 1 bernilai "LOW" maka yang ditekan adalah tombol " 0 ".
  • Pemilihan scanning aktif "LOW" atau "High" tergantung dari perlakuan pull up atau pull down dari pin input dalam hal ini pin kolom.


Secara scipt akan menjadi seperti ini :


uint8_t tombol(void)
{

uint8_t key=100; // nilai awal jika tidak ada penekanan


PORTD &= ~_BV(PD3);

PORTD |= _BV(PD4)|_BV(PD5)|_BV(PD6);  // scanning 0111
_delay_ms(1);


// berikut ini pembacaan tombol kolom sebagai input

if(bit_is_clear(PIND, PIND0))
{
key= 1;    
}
else if(bit_is_clear(PIND, PIND1))
{
key= 2;    
}

else if(bit_is_clear(PIND, PIND2))

{
key= 3;    
}


PORTD &= ~_BV(PD4);

PORTD |= _BV(PD3)|_BV(PD5)|_BV(PD6);  // scanning 1011
_delay_ms(1);

// berikut ini pembacaan tombol kolom sebagai input

if(bit_is_clear(PIND, PIND0)  )
{key= 4;    
}
else if(bit_is_clear(PIND, PIND1) )
{
key= 5;    
}

else if(bit_is_clear(PIND, PIND2) )

{
key= 6;    
}



PORTD &= ~_BV(PD5);

PORTD |= _BV(PD4)|_BV(PD3)|_BV(PD6); // scanning 1101
_delay_ms(1);

// berikut ini pembacaan tombol kolom sebagai input

if(bit_is_clear(PIND, PIND0) )
{key= 7;    
}
else if(bit_is_clear(PIND, PIND1) )
{
key= 8;    
}

else if(bit_is_clear(PIND, PIND2) )

{
key= 9;    
}



PORTD &= ~_BV(PD6);

PORTD |= _BV(PD4)|_BV(PD5)|_BV(PD3); // scanning 1110
_delay_ms(1);

// berikut ini pembacaan tombol kolom sebagai input

if(bit_is_clear(PIND, PIND1) )
{
key= 0;    
}

else if(bit_is_clear(PIND, PIND2))

{
key= 21; //mewakili *   
}
else if(bit_is_clear(PIND, PIND0) )
{key= 20;    //mewakili #
}


return key; // nilai integer dari variable key dikembalikan ke pemanggil




}



Dengan mengasumsikan bahwa pembaca sudah melakukan praktek microcontroller "jam sederhana" maka kita dapat melanjutkan menuju ke praktek sesungguhnya. Skematik dapat dilihat pada gambar berikut, menggunakan micro AVR ATMEGA8535 , micro lain tinggal menyesuaikan.




(klik pada gambar untuk memperjelas)



Sedangkan script lengkap pada percobaan ini sebagai berikut :


#define F_CPU 1000000L
#include <avr/io.h>
#include <util/delay.h>

uint8_t pencet, angka[4];

void segmen(int digit) // konversi angka ke segmen

{
    switch (digit)        
          {

  case 0 :  
     {

    PORTC &= ~_BV(PC0) & ~_BV(PC1) & ~_BV(PC2)  & ~_BV(PC3) 
            & ~_BV(PC4)  & ~_BV(PC5);

            PORTC |= _BV(PC6);
   
   break;
           }
  case 1 :
     {
      
   PORTC &= ~_BV(PC1) & ~_BV(PC2);

            PORTC |= _BV(PC0)|  _BV(PC3)|  _BV(PC4)|  _BV(PC5)|  _BV(PC6);
   
   break;
           }
  case 2 : 
     {
   PORTC &= ~_BV(PC0) & ~_BV(PC1) & ~_BV(PC6) & ~_BV(PC4) & ~_BV(PC3);

            PORTC |= _BV(PC2)|  _BV(PC5) ;
   
      break;
           }  
  case 3 : 
      {

   PORTC &= ~_BV(PC0) & ~_BV(PC1) & ~_BV(PC2) & ~_BV(PC3) & ~_BV(PC6);

            PORTC |= _BV(PC4)|  _BV(PC5) ;
        
   break;
           }
  case 4 :
     {
      
   PORTC &= ~_BV(PC5) & ~_BV(PC1) & ~_BV(PC2) & ~_BV(PC6) ;

            PORTC |= _BV(PC3)|  _BV(PC4) |  _BV(PC0);
   
   break;
           }
  case 5 : 
     {

   PORTC &= ~_BV(PC0) & ~_BV(PC2)  & ~_BV(PC3) & ~_BV(PC6)  & ~_BV(PC5);

            PORTC |= _BV(PC1) |  _BV(PC4);
   
   break;
           }
  case 6 : 
     {

   PORTC &= ~_BV(PC0) & ~_BV(PC2)  & ~_BV(PC3) & ~_BV(PC6)  & ~_BV(PC5) & ~_BV(PC4);

            PORTC |= _BV(PC1) ;
   
      break;
           }
  case 7 : 
     {

   PORTC &= ~_BV(PC0) & ~_BV(PC1) & ~_BV(PC2);

            PORTC |=  _BV(PC3)|  _BV(PC4)|  _BV(PC5)|  _BV(PC6);
   
      break;
           }  
  case 8 : 
     {
   PORTC &= ~_BV(PC0) & ~_BV(PC1) & ~_BV(PC2)  & ~_BV(PC3) 
            & ~_BV(PC4)  & ~_BV(PC5)  & ~_BV(PC6);

      break;
           }
  case 9 : 
     {

   PORTC &= ~_BV(PC0) & ~_BV(PC1) & ~_BV(PC2)  & ~_BV(PC3) 
             & ~_BV(PC5)  & ~_BV(PC6);

   PORTC |= _BV(PC4); 

      break;
           }
  case 10 :
     {
         PORTC |= _BV(PC0) |  _BV(PC1) |  _BV(PC2) |  _BV(PC3)|
                _BV(PC4) | _BV(PC5) |  _BV(PC6) ;

      break;
           }



  }
}



void posisi(uint8_t pos) //posisi scanning 7 segmen

{
    switch (pos)   
    {
    case 0 :  
     {

           PORTA &= ~_BV(PA4) &  ~_BV(PA5)& ~_BV(PA6) & ~_BV(PA7) ;
               
   break;
           }

    case 1 :  
     {

            PORTA |= _BV(PA4);

            PORTA &= ~_BV(PA5) & ~_BV(PA6) & ~_BV(PA7) ;
   

               
   break;
           }

    case 2 :  
     {

            PORTA |= _BV(PA5);

            PORTA &= ~_BV(PA4) & ~_BV(PA6) & ~_BV(PA7) ;
           
   break;
           }

    case 3 :  
     {

            PORTA |= _BV(PA6);

            PORTA &= ~_BV(PA4) & ~_BV(PA5) & ~_BV(PA7)  ;
   
                 
   break;
           }


    case 4 :  
     {

            PORTA |= _BV(PA7);

            PORTA &= ~_BV(PA4) & ~_BV(PA5) & ~_BV(PA6)  ;

   break;
           }

         }

}


void tulis(void) //menulis angka ke 7 segmen

{  

    posisi(1);
    
    if( pencet <1) segmen(10); 
    else segmen(angka[0]);
 } 
 
    _delay_us(300);
    segmen(10);
     

    posisi(2);
    
    if( pencet <2) segmen(10);
    else segmen(angka[1]);
 } 
 
    _delay_us(300);
    segmen(10);

    posisi(3);
    
    if( pencet <3) segmen(10);
    else segmen(angka[2]);
 } 
 
    _delay_us(300);
    segmen(10);

    posisi(4);
    
    if( pencet <4) segmen(10);
    else segmen(angka[3]);
 } 
 
    _delay_us(300);
    segmen(10);
 

 


}




uint8_t tombol(void) //penerjemahan penekanan tombol
{

uint8_t key=100;

PORTD &= ~_BV(PD3);
PORTD |= _BV(PD4)|_BV(PD5)|_BV(PD6);
_delay_ms(1);


if(bit_is_clear(PIND, PIND0) )
{key= 1;    

}
else if(bit_is_clear(PIND, PIND1) )
{
key= 2;    

}

else if(bit_is_clear(PIND, PIND2))
{
key= 3;    

}


PORTD &= ~_BV(PD4);
PORTD |= _BV(PD3)|_BV(PD5)|_BV(PD6);

_delay_ms(1);

if(bit_is_clear(PIND, PIND0)  )
{key= 4;    

}
else if(bit_is_clear(PIND, PIND1) )
{
key= 5;    

}

else if(bit_is_clear(PIND, PIND2) )
{
key= 6;    

}



PORTD &= ~_BV(PD5);
PORTD |= _BV(PD4)|_BV(PD3)|_BV(PD6);

_delay_ms(1);

if(bit_is_clear(PIND, PIND0)  )
{key= 7;    

}
else if(bit_is_clear(PIND, PIND1) )
{
key= 8;    

}

else if(bit_is_clear(PIND, PIND2) )
{
key= 9;    

}



PORTD &= ~_BV(PD6);
PORTD |= _BV(PD4)|_BV(PD5)|_BV(PD3);
_delay_ms(1);


if(bit_is_clear(PIND, PIND1) )
{
key= 0;    

}

else if(bit_is_clear(PIND, PIND2) )
{
key= 21;  // mewakili *

}
else if(bit_is_clear(PIND, PIND0) )
{key= 20;  // mewakili #

}


return key;


}




int main(void)

{

uint8_t keypad;
 
   DDRA |= _BV(PA5) | _BV(PA6) | _BV(PA7) | _BV(PA4) ; //scanning 7 segmen 
   DDRC |= _BV(PC0) | _BV(PC1) | _BV(PC2) | _BV(PC3) | _BV(PC4) | _BV(PC5) | _BV(PC6) ; //segmen
    
   //keypad     
    DDRD &= ~_BV(PD0) & ~_BV(PD1) & ~_BV(PD2); //col 
    DDRD |= _BV(PD3) | _BV(PD4) | _BV(PD5) | _BV(PD6); //row


pencet=0;

angka[0]=1;
angka[1]=2;
angka[2]=3;
angka[3]=4;

 while(1)

 {
   
keypad=tombol();

if(keypad!= 100 && pencet == 0)
 {  
  
  angka[0]=keypad;
  pencet = 1;

 _delay_ms(150);   
   

   }
   

else if(keypad!= 100 && pencet == 1)
 {  
  
  angka[1]=keypad;
  pencet = 2;

 _delay_ms(150);   
   

   }
   
else if(keypad!= 100 && pencet == 2)
 {  
  
  angka[2]=keypad;
  pencet = 3;

 _delay_ms(150);   
   

   }

else if(keypad!= 100 && pencet == 3)
 {  
  
  angka[3]=keypad;
  pencet = 4;

 _delay_ms(150);   
   

   }



if(keypad == 21 || keypad == 20)  // penekanan * atau # membersihkan 7 segmen
 {  
  
  pencet = 0;

 _delay_ms(150);   
   

   }


}

return 0;

}






SELAMAT MENCOBA 
Share:

Rabu, 27 November 2013

[Script Breakdown] Bikin Jam Di Televisi

Untuk melanjutkan ke project berikut ini disarankan agar menuju ke pembahasan awal mengenai Microcontroller VS Televisi di sini : Part#1 Part#2 Part#3 dan Pakman 







Siapkan Bahan-bahan berikut ini:


  1. Micro-AVR ATTiny 2313
  2. Breadboard
  3. Power suply 5v , atau adaptor 12v dan diregulasi 7805
  4. Resistor 10K, 470
  5. Tombol push button 2 buah
  6.  Xtal 20Mhz + capasitor 22pF
  7. Programer AVR + header isp (2 x 10)
  8. Pesawat TV yg nganggur (pastikan tidak bentrok dengan jadwal mama nonton tv)

Kemudian skematik yg digunakan seperti gambar berikut :


Klik pada gambar buat memperjelas gambar
*) Rangkaian sama persis dengan project pakman hanya tombol yg digunakan  berada pada INT0 dan INT1


Kita akan breakdown scriptnya secara satu persatu agar pembaca semakin mengerti (atau tambah mumet .....mungkin looo). SIlahkan Baca Penjelasan disela-sela script.

>>> Header <<

#define F_CPU 20000000UL  //Frekuensi xtal yg digunakan, ubah fusebit untuk mengaktifkan
#include <avr/io.h>
#include <util/delay.h>
#include <avr/interrupt.h>
#include <avr/pgmspace.h>


#define FONTHEIGHT 12 //Tinggi font yg diwakili lebar array font

#define HSYNC PORTB=0; //PORTB=0 sebagai bit sinkronisasi horizontal atau penghasil 0 volt
#define BLACK PORTB=1;//PORTB=0 sebagai warna putih
//Berikut ini rumus untuk menampilkan warna dot putih di televisi berdasarkan array
#define COL(r) textnya=word[r][fontzoom];

static uint8_t fontline = 0; //variabel fontline
static uint8_t fontzoom = 0; //variabel zoom font untuk besar karakter yg ditampilkan

//BERIKUT INI ARRAY DOT YG MEWAKILI ANGKA 0 - 9 :
const unsigned char font[12][FONTHEIGHT] PROGMEM = { 
   {    //0
 0b00000000,
 0b01111100,
 0b11000110,
 0b11001110,
 0b11011110,
 0b11010110,
 0b11110110,
 0b11100110,
 0b11000110,
 0b01111100,
 0b00000000,
 0b00000000,
 },
 {//1
 0b00000000,
 0b00010000,
 0b00110000,
 0b11110000,
 0b00110000,
 0b00110000,
 0b00110000,
 0b00110000,
 0b00110000,
 0b11111100,
 0b00000000,
 0b00000000,
 },
 {//2
 0b00000000,
 0b01111000,
 0b11001100,
 0b11001100,
 0b00001100,
 0b00011000,
 0b00110000,
 0b01100000,
 0b11001100,
 0b11111100,
 0b00000000,
 0b00000000,
 },
 {//3
 0b00000000,
 0b01111000,
 0b11001100,
 0b00001100,
 0b00001100,
 0b00111000,
 0b00001100,
 0b00001100,
 0b11001100,
 0b01111000,
 0b00000000,
 0b00000000,
 },
 {//4
 0b00000000,
 0b00001100,
 0b00011100,
 0b00111100,
 0b01101100,
 0b11001100,
 0b11111110,
 0b00001100,
 0b00001100,
 0b00011110,
 0b00000000,
 0b00000000,
 },
 {//5
 0b00000000,
 0b11111100,
 0b11000000,
 0b11000000,
 0b11000000,
 0b11111000,
 0b00001100,
 0b00001100,
 0b11001100,
 0b01111000,
 0b00000000,
 0b00000000,
 },
 {//6
 0b00000000,
 0b00111000,
 0b01100000,
 0b11000000,
 0b11000000,
 0b11111000,
 0b11001100,
 0b11001100,
 0b11001100,
 0b01111000,
 0b00000000,
 0b00000000,
 },
 {//7
 0b00000000,
 0b11111110,
 0b11000110,
 0b11000110,
 0b00000110,
 0b00001100,
 0b00011000,
 0b00110000,
 0b00110000,
 0b00110000,
 0b00000000,
 0b00000000,
 },
 {//8
 0b00000000,
 0b01111000,
 0b11001100,
 0b11001100,
 0b11101100,
 0b01111000,
 0b11011100,
 0b11001100,
 0b11001100,
 0b01111000,
 0b00000000,
 0b00000000,
 },
 {//9
 0b00000000,
 0b01111000,
 0b11001100,
 0b11001100,
 0b11001100,
 0b01111100,
 0b00011000,
 0b00011000,
 0b00110000,
 0b01110000,
 0b00000000,
 0b00000000,
 },
 {//:
 0b00000000,
 0b00000000,
 0b00000000,
 0b00110000,
 0b00110000,
 0b00000000,
 0b00000000,
 0b00110000,
 0b00110000,
 0b00000000,
 0b00000000,
 0b00000000,
 },
 {//blank
 0b00000000,
 0b00000000,
 0b00000000,
 0b00000000,
 0b00000000,
 0b00000000,
 0b00000000,
 0b00000000,
 0b00000000,
 0b00000000,
 0b00000000,
 0b00000000,
 }};



uint8_t word[7][12]; //array dari dot

int tick; //variabel untuk mendapatkan pulse tiap sync

uint8_t jam,menit,detik,textnya;//variabel jam dan text





>>> TIMER <<

void timer_init(void){ //timer untuk menentukan pewaktu Hsync 64us

 TCCR1B |= (1<<WGM12);
 TIMSK |= (1<<OCIE1A);
 OCR1A = 1280; //64 (us)* 20(Mhz) sesuaikan dengan xtal yg dipakai
 TCCR1B |= (1<<CS10);
}





>>>GESER PER PIXEL <<

void geser(void)
{ uint8_t a;

//loop untuk menggeser Array angka yg ditampilkan dalam 64 us
for(a=0;a<8;a++){ 
PORTB = (textnya & 0x81) + 1;
textnya <<=1;
 asm("nop");
 asm("nop");
 asm("nop");
//sesuaikan banyak asm("nop"); dengan lebar karakter yg diinginkan
}






>>>TIMER INTERRUPT dan RASTER <<

/* Timer interrupt */

ISR (TIMER1_COMPA_vect) { //64 us
 static uint16_t rasterline=0;
 

 HSYNC; //mulai h sync
        //tulis jika diantara line 100 dan 160  
 if( rasterline > 100 && rasterline <= 160 ) {
  _delay_us(4);
  BLACK;
  _delay_us(8);
        asm("nop");
        asm("nop");
        asm("nop");

       //tampilkan dot putih(1) atau hitam(0)sesuai array gambar angka
    COL(0); //tampilkan puluhan jam
    geser();
    COL(1); //tampilkan satuan jam
    geser();
    COL(2); //tampilkan :
    geser();
    COL(3);//tampilkan puluhan menit
    geser();
    COL(4);//tampilkan satuan menit
    geser();
    COL(2);//tampilkan :
    geser();
    COL(5);//tampilkan puluhan detik
    geser();
    COL(6);//tampilkan satuan detik
    geser();
  
  fontline++; //tambahkan line / pindah raster selanjutnya
  if(fontline % 6 ==0)fontzoom++; 
// ubah angka 6 untuk mengatur tinggi karakter yg tampil di tv , fontzoom menyatakan berapa jumlah line raster yg akan ditampilkan (sama) sebelum menuju ke array baris karakter selanjutnya. semakin lama ditampilkan maka karakter akan semakin memanjang. sesuaikan nilai if di atas (  if( rasterline > 100 && rasterline <= 160 )  )


 } 

 //yang ini bagian Vertical sync, hanya menggunakan raster genap saja,  karena efek kelembaban mata tidak perlu menampilkan karakter saat raster ganjil (menghemat memory)
 else if( rasterline >= 0 && rasterline < 5 ) {
  _delay_us(27);
  BLACK;
  _delay_us(5);
  HSYNC;
  _delay_us(27);
  BLACK;
 } else if( (rasterline >= 5 && rasterline <= 10) ) {
  _delay_us(2);
  BLACK;
  _delay_us(28);
  HSYNC;
  _delay_us(2);
  BLACK;
 } else if( rasterline >311-6 ) {
  _delay_us(2);
  BLACK;
  _delay_us(28);
  HSYNC;
  _delay_us(2);
  BLACK;
 } else { //yang ini mereset nilai array karakter
  _delay_us(3);
  BLACK;
   fontline = -1;
  fontzoom=0;
   }

 rasterline++;
 //bagian dibawah ketika layar ga tampil maka pindahkan nilai waktu
 if( rasterline > 311 )
   { rasterline = 0;
   

   memcpy_P(&word[0],&font[jam/10],12);
   memcpy_P(&word[1],&font[jam%10],12);
   memcpy_P(&word[2],&font[10],12);
   memcpy_P(&word[3],&font[menit/10],12);
   memcpy_P(&word[4],&font[menit%10],12);
   memcpy_P(&word[5],&font[detik/10],12);
   memcpy_P(&word[6],&font[detik%10],12);
 
      }


//yang ini mengakali nilai 1 detik , karena resource timer  termakan oleh proses sinkronisasi
  tick++;

    if(tick == 15625){ //ubah nilai tick sehingga pas 1 detik
    tick=0;
       detik++;
    if(detik==60){
      menit++;
   detik=0;}

       if(menit==60){
    menit=0;
    jam++;}
    if (jam==24) jam=0;
    }
}





>>>TOMBOL <<

SIGNAL (SIG_INT0)  //Tombol Tambah Jam
{
jam++;

if(jam == 24) jam=0;

detik=0;
}

SIGNAL (SIG_INT1)// Tombol Tambah Menit
{
menit++;  

if(menit == 60) menit =0;


detik=0;
}







>>>MAIN PROGRAM <<

int main() {
tick=0;
jam=00;
menit=00;
detik=00;

 
 
 
 MCUCR |= (1<<ISC01)  |(1<<ISC11) ; // interupt tombol fall edge

 GIMSK |= (1<<INT0) |(1<<INT1); //aktifkan interrupt 0 dan 1

 DDRB = (1<<PB7)|(1<<PB0); //PB0=1K, PB7=470 ohm

 timer_init(); //hidupkan timer
 sei(); // aktifkan interrupt

 for( ;; ); //muter terussssss
}





>>>HASILNYA <<





SELAMAT MENCOBA
Share:

Jumat, 15 November 2013

REVISI : 3 Led Matrix - Overlimit RAM usage !



Setelah beberapa pembaca mengeluh karena gagal pada project 3 led matrix ...dan saya juga bingung dibuatnya, akhirnya terdeteksi bahwa saya menggunakan script dengan ARRAY yang melebihi RAM seperti gambar berikut ini :



JADI MOHON DIMAAFKAN !!

Share:

Rabu, 18 September 2013

[TUTORIAL] AVR - BLUETOOTH - ANDROID ...... it's easy



Sebelum lanjut ke topik pembahasan, saya pingin ngeluh, bangga atau sedih dengan kenyataan mengenai komponen elektronika pabrikan dari china. Teringat ketika disuatu terminal bis 10 tahun yg lalu pada pedagang asongan yang menjual radio FM mini dengan harga 10 ribu rupiah. Secara saya pernah merakit sendiri radio FM serasa ga masuk akal deh harga segitu. Sekarang di tahun 2013 apa sih komponen yg tidak dibikin murah sama pabrikan china ? Dan kenapa bisa murah ? Yang saya tahu bahwa komponen elektronika di china sudah menjadi industri rumah tangga dan mereka didukung pemerintah komunis untuk memproduksi komponen diskrit kelas rendah seperti resistor, kapasitor , transistor dsb. Hasilnya ya dapat dilihat dari murahnya hasil output barang-barang rakitan atau seperti modul Bluetooth seri HC-XX yang saya beli ini dengan harga tidak masuk akal ! Ohh Indonesiaku kapan bisa seperti itu....


MODUL BLUETOOTH


Kembali ke LAAPPTOPP (gaya tukul arwana) .... Kita akan mulai dengan membuka komponen yg baru dibeli yaitu modul bluetooth HC-05. Kenapa saya pilih HC-05 ? Ya karena beberapa tulisan di internet menyatakan bahwa lebih worthed untuk membeli versi ini karena dapat berfungsi sebagai Master atau Slave. Mode ini menunjukkan bahwa si modul dapat menginisialisasi (ala vicky saskia ghotik) koneksi dan juga standar sebagai penerima koneksi dari perangkat lain. 

Dan yang bikin lumayan pusing adalah modul yg dibeli belum di breakout (yg jual ke saya ternyata bohong), terpaksa deh saya break out pada kaki-kaki yang akan digunakan. Trick nya adalah dengan memanfaatkan kawat atau sisa kaki komponen yang tipis kemudian di solderkan pada lekukan pin modul. Lakukan dengan hati-hati karena cukup kecil ukurannya. Juga yang menjadi perhatian adalah space antar lekukan yang tidak standar seperti space pin komponen umum, sehingga perlu di kreasikan agar pas seperti contoh yang saya buat di gambar berikut.





Seperti halnya komponen jaman sekarang yg biasa digunakan pada perangkat bertenaga baterai maka HC-05 (harus diingat dalam-dalam)  level tegangan yang dipakai adalah 3.3V. Akibatnya semua logic dan supply tenaga yang diberikan memiliki range yang berbeda dengan level TTL yang 5V. Komunikasi yang akan kita pakai adalah UART serial sederhana tapi memiliki level 3.3 volt. Jadi sebelum berkomunikasi dengan microcontroller ataupun menuju ke PC via RS232 (kali ini memakai MAX232) maka cukup diberikan level shifter yang dapat dibuat dengan komponen sederhana seperti berikut ini.


Untuk menghasilkan tegangan 3.3v saya gunakan regulator tegangan AIC 1722-33 yg sangat simple dengan bentuk seperti transistor (TO-92). Apabila mengalami kesusahan mencari komponen ini maka dapat digunakan regulator variabel LM317 yang mudah didapatkan atau bisa juga memakai 7805 dengan modifikasi sebagai berikut.


Atur resistansi R2 sampai output mencapai 3.3V

SKEMATIK

Oke ilmu awal sudah cukup, dan sebaiknya langsung aja dirakit biar ga pusing (biasanya kalo dibiarkan ide atau keinginan menyolder mengendap di otak akan menimbulkan kegalauan tingkat tinggi) . Skematiknya seperti berikut, harap di klik biar jelas.



IC AVR yg digunakan ATMega16, bisa juga menggunakan ATMega 8535/32I


Jika rangkaian sudah dirakit kita lanjut dengan membahas rangkaian diatas. Microcontroller avr merupakan otak dari semua system. HC05 melalui level shifter akan berkomunikasi dengan micro menggunakan mode serial UART. Selain itu harus diingat ketika HC05 keluar pabrik memiliki baudrate 38400 bps dengan nama bluetooth "HC05" passkey : "1234". Untuk merubah nama dan setting lainnya diperlukan koneksi ke UART PC melalui Max232. Seperti alat komunikasi standar maka AT command merupakan metode perintah yang akan digunakan walaupun agak berbeda sedikit dengan AT command untuk perangkat telepon yang pernah dibahas disini.

Untuk menuju ke mode AT command, maka hubungkan jumper serial port ke arah MAX232 dan pasang jumper Key sehingga pin key mendapat logika 1 (high). Jika ini dilakukan sebelum diberikan tegangan maka mode UART menjadi 38400 (otomatis), sedangkan jika jumper dipasang setelah power dinyalakan maka baudrate mengikuti baudrate yg telah diset sebelumnya (semisal 9600). Gunakan software terminal seperti Putty untuk memasukkan command, dan  yang umum adalah :

AT+NAME? , AT+NAME=[masukkan nama] , AT+PSWD? , AT+PSWD=[pasword baru], AT+UART?  

Selengkapnya dapat di download commandnya disini . Ketika mode AT dijalankan maka LED pin 31 akan menyala pelan dan akan menyala terus atau mati terus saat memberi respon ke kita. Ingat command yang dikirim tidak diketik ulang (echo) oleh modul dan reply akan keluar terus menerus sampai ada penekanan tombol keyboard. Jadi agak sedikit berbeda dengan AT command pada modem wavecom.

Setelah tersetting seperti keinginan (kali ini baudrate kita set 9600), maka kita menuju ke pemrograman pada AVR dan ini tidak jauh berbeda dengan pembahasan sebelumnya mengenai kontrol via serial . Jika pembahasan terdahulu komunikasi serial melalui kabel USB to serial dan kontrol dilakukan di PC maka sesuai judul kita akan menggunakan smartphone ANDROID dengan software terminal "SENA Bterm".


SCRIPT

#define F_CPU 4000000UL //sesuaikan dengan xtal yg dipakai
#include <avr/io.h>
#include <util/delay.h>
#include <inttypes.h>
#include <avr/interrupt.h>
#include <avr/pgmspace.h> 


#define USART_BAUDRATE 9600  //sesuaikan dengan baudrate Bluetooth
#define BAUD_PRESCALE (((F_CPU / (USART_BAUDRATE * 16UL))) - 1) 

//teks reply, sesuaikan dengan keinginan
const char menu[] PROGMEM = " \ntest BLUETOOTH by ahocool\n\r" ;
const char satu[] PROGMEM = " \ntombol 1 \n\r";
const char dua[] PROGMEM = " \ntombol 2 \n\r";
const char tiga[] PROGMEM = " \ntombol 3 \n\r";



void USART_Tx(unsigned char data)
{   
    
   while (!(UCSRA & (1<<UDRE)));{} // wait till transmit Data register is empty
    UDR = data; // Send data to the computer

}

void kirim_text(const char *data)
{
   while (pgm_read_byte(data) != 0x00)
     USART_Tx(pgm_read_byte(data++));
} 




void init_usart(void)
{

cli();

   UCSRB |= (1 << RXEN) | (1 << TXEN);   
   UCSRC |= (1 << UCSZ0) | (1 << UCSZ1); 
   UBRRL = BAUD_PRESCALE; 
   UBRRH = (BAUD_PRESCALE >> 8);
   UCSRB |= (1 << RXCIE);  //interupt serial usart
sei();
  }




ISR(USART_RX_vect)
{ 
 char databyte;
 
  
  databyte = UDR;   

  
     switch (databyte)        
 
  {
 //sesuaikan dengan tombol keyboard yg digunakan
     
     case 0xD : {
             kirim_text(menu) ;
    break; }
     case '1' : {
             kirim_text(satu) ;
    break; }
     case '2' : {
             kirim_text(dua) ;
    break; }
     case '3' : {
             kirim_text(tiga) ;
    break; }      
  
  }  
}  





int main(void)
{
 


 init_usart();


 while(1)
  {
    

  }

return 0;
}



MENJALANKAN DI ANDROID

Jika kamu tidak mempunyai android maka bisa memanfaatkan komputer yg memiliki bluetooth atau membeli dongle/usb bluetooth yg harganya murah saja sekitar 30ribuan. Selanjutnya bisa menggunakan koneksi serial via bluetooth dan software terminal untuk mengakses com port yg dihasilkan oleh dongle. Untuk HP ANDROID maka meluncur saja ke GOOGLE PLAY dan di search "SENA BTerm" dan kemudian di install. Software terminal ini mendukung komunikasi serial ke bluetooth.


Hidupkan modul dan AVR yg sudah terprogram, jumper serial /UART terhubung ke micro AVR, Jumper Key dicabut dan kemudian ditandai dengan led pin 31 yg menyala cepat (2hz) yang berarti "ready for pairing". Jalankan SENA BTerm pada hp android dan kemudian pencet tombol menu dan pilih "bluetooth management" kemudian "connect to" ==> " Device Select ". Kemudian lanjutkan dengan scanning perangkat bluetooth dan pilih sesuai nama bluetooth modul HC05 yang telah diseting sebelumnya. Masukkan juga password pairing yang sesuai.



Untuk melakukan koneksi mode serial maka pencet tombol "Connect (ATDxxxx)" sampai ada muncul tulisan connected data.


Berdasarkan script diatas maka ketika tombol enter, 1, 2 dan 3 ditekan maka akan muncul reply seperti berikut :



Selanjutnya kreativitas tak terbatas dapat dibuat dengan komunikasi wireless ini. Tapi ingat bahwa bluetooth hanya berjarak udara cukup pendek kira-kira 10 meter tanpa halangan dan harap ini menjadi perhatian tersendiri jika ingin medesain suatu system remote jarak jauh.


SELAMAT MENCOBA

Share:

Minggu, 18 Agustus 2013

Instalasi DT HiQ AVR-51 (AVRISP MK2) - AVRSTUDIO - Jungo untuk WIN 64 bit




Bagi kamu yang kebingungan setelah membeli downloader DT-Hiq AVR51 (versi AVRISP MK2) sedangkan komputer yang digunakan WIN 64 bit, berikut saya bagi langkah-langkah yang sebenarnya sudah banyak di share di internet. Tapi buat para pembaca setia yang belum bisa ga ada salahnya kita bahas lagi disini.

Berikan power ke programmer AVR ISP MK2 melalui baterai atau adaptor yg tidak melebihi 5v sehingga led power menyala. Bisa juga menyambung langsung ke rangkaian target sehingga bisa langsung melanjutkan ke proses pemrograman.


Jika tidak menggunakan rangkaian, maka cukup memberi tegangan (+) ke pin header no 2 dan tegangan (-) / Ground ke header pin no 4. Setelah Led hijau menyala maka port usb dapat dicolokkan ke PC/Laptop.



Jika menggunakan win32 biasanya saat instalasi avr studio maka otomatis diberi pilihan untuk menginstal jungo, sedangkan jika menggunakan win64 maka avrstudio versi lawas tidak menyediakan drivernya dan bisa di download disini lalu diextract ke hardisk. Jika menggunakan Atmel Studio 6 sebenernya driver jungo ada di instalasi hanya saja hardwarenya tidak akan kedetect sehingga perlu di "ADD LEGACY HARDWARE" seperti pada gambar di device manager berikut:




Lanjut klik next dan select "Install the hardware, that I manually select from a List (Advanced)" , lalu select "Show All Devices" dan click on "Have disc" dan arahkan ke  "C:\Program Files (x86)\Atmel\AVR Tools\usb64\windrvr6.inf" atau folder tempat extract hasil download sebelumnya.


Pilih "WIN DRIVER" dan kemudian tinggal melanjutkan klik next-next saja. Jika Instalasi benar akan muncul seperti gamabr dibawah serta LED merah (status) pada programmer akan menyala


Selanjutnya AVRSTUDIO dan programmer DT-HiQ yang kamu beli dapat digunakan seperti biasanya.

Untuk yang lebih suka menggunakan AVRDUDE untuk melakukan programming maka perlu menginstal libusb 64 bit yang bisa didownload disini. Selanjutnya tutorial menggunakan AVRDUDE bisa dibaca disini.


SELAMAT MENCOBA ...
Share:

Selasa, 06 Agustus 2013

Kreasi Pembaca: VU Meter Untuk Sound Level dengan ATMega8535 (Versi Digital)



Kreasi pembaca lanjutan dari tulisan sebelumnya merupakan penggabungan dari beberapa pembahasan mengenai penulisan ke lcd dan topik yang membahas tentang ADC (Analog To Digital Converter). Sinyal yang diterima oleh mic condenser kemudian dikuatkan dua kali oleh op-amp LM358 kemudian output yang berupa tegangan ini akan memberikan inputan menuju ADC port pada minimum system 8535. Sebelumnya alangkah baiknya kita ketahui dulu bagaimana response tegangan dengan suara yang tidaklah linear akan tetapi logaritmik.




Microcontroller 8 bit akan mengalami kesulitan jika dipaksakan berhitung di skala logarithmic (entah micronya yg bakal error atau kepala yg bikin script akan pusing hebat). Nah untuk itu kita akan mengambil sampling data sound level dari sebuah bunyi (tone generator) , kemudian kita ukur pada dbMeter yang difungsikan sebagai kalibrator. Pada saat yang bersamaan kita catat pula level pembacaan ADC yang keluar pada layar LCD minimum system. 

Karena sudah memakai minimum system maka rangkaian yg kita tampilkan hanya berupa penguat dari mic condenser.



Klik gambar untuk memperjelas gambar
*) VCC 5v tidak sebagai input, melainkan input dari supply 9-12v


Jika pembaca sudah terbiasa dengan pembahasan ADC ungkin akan sangat mudah tetapi tetap saja saya tempel scriptnya demi kemudahan bagi pembaca setia.


//Insisialisasi awal

#define F_CPU 4000000UL //frek minsys 8535 versi innovative
#include <string.h>
#include <avr/io.h>
#include <util/delay.h>
#include "lcd.h"

// silahkan baca pembahasan menulis di lcd
//fungsi untuk menulis angka ke ASCII LCD
void reverse(char s[]) 
{ 
   int c, i, j; 
    
   for (i = 0, j = strlen(s)-1; i < j; i++, j--){ 
      c = s[i]; 
      s[i] = s[j]; 
      s[j] = c; 
   } 
} 
void itoa(int n, char s[]) 
{ 
   int i, sign; 
    
   if ((sign = n) < 0) // record sign 
      n = -n;         // make n positive 
   i = 0; 
   do {   // generate digits in reverse order 
      s[i++] = n % 10 + '0'; // get next digit 
   } while ((n /= 10) > 0); // delete it 
   if (sign < 0) 
      s[i++] = '-'; 
   s[i] = '\0'; // add null terminator for string 
   reverse(s); 
}  


//insisialisasi ADC

void initADC()
{
ADMUX=(1<<REFS0);// Aref=AVcc;
ADCSRA=(1<<ADEN)|(1<<ADIE)|(7<<ADPS0);
MCUCR |= _BV(SE);  // Sleep Enable, jadi abis ini processor diturunkan loadnya
MCUCR |=_BV(SM0);  // mode ADC NOISE REDUTION
}


//Baca ADC, pilih pin portA yg diinginkan

uint16_t ReadADC(uint8_t ch)
{

   //Select ADC Channel ch must be 0-7
   ch=ch&0b00000111;
   ADMUX|=ch;

   //Start Single conversion

   ADCSRA|=(1<<ADSC);

   //Wait for conversion to complete
   while(!(ADCSRA & (1<<ADIF)));

   //Clear ADIF by writing one to it
   ADCSRA|=(1<<ADIF);

   return(ADC);

}


int main(void)
{


uint16_t baca,decimal,pecahan;
uint8_t a;

//inisialisasi port I/O 

//PORTC menuju LCD & BUzzer
//PC0=buzzer, dapat tidak digunakan
DDRC  |= (1<<PC0)|(1<<PC1)|(1<<PC2)|(1<<PC3)|(1<<PC4)|(1<<PC5)|(1<<PC6)|(1<<PC7);
//PC1=Rs PC2=R/W PC3= E PC4-PC7 = data lcd 4 bit
//inisialisasi LCD
lcd_init(LCD_DISP_ON);
lcd_clrscr();


initADC();
char dum; //dum = variabel sementara penyimpan angka


   while(1)
   {

      baca=ReadADC(1); //baca tegangan output op-amp
      lcd_clrscr();
      lcd_gotoxy(0,0);

    // baca merupakan binner 10 bit, range 0-5V
    // jadi binnernya 0-1023  
    
  // berikut ini untuk buat animasi level VU
 for(a=0; a< (baca/64); a++) 
    {

     if(a<16) lcd_putc(0xFF); //tulis kotak ke LCD sesuai level

 }

// yang ini penentuan level buzzer, gunakan sesuai keinginan 
    if(a>13) PORTC|=(1<< PC0);
 else PORTC &= ~(1<< PC0);

//buzzer dapat tidak digunakan

      
   decimal= (baca * 5)/1000 ;

   pecahan= ( ((baca * 5) - (decimal * 1000) ) /10);

// tampilan tegangan ke LCD
      lcd_gotoxy(0,1);
      lcd_puts("teg =");

      itoa(decimal,&dum);
   lcd_puts(&dum);
   lcd_putc(',');
      
       if(pecahan <10) lcd_putc('0');

      itoa(pecahan,&dum);
   lcd_puts(&dum);

   lcd_puts(" V    ");
  

      _delay_ms(100);  //delay pembacaan, ubah2 sesuai keinginan, makin cepet susah dibaca tapi makin realtime

   }


return 0;

}




Selanjutnya jika menginginkan perhitungan dB (desibel) dari level suara, maka kita buat tabel seperti contoh berikut :


dB P1 P2 P3 AVG BINER
45 2.09 2.22 2.12 2.14 429
50 2.12 2.25 2.19 2.19 437
47 2.15 2.27 2.21 2.21 442
48 2.18 2.31 2.22 2.24 447
49 2.25 2.32 2.23 2.27 453
51 2.28 2.34 2.24 2.29 457
52 2.32 2.35 2.26 2.31 462
53 2.36 2.37 2.27 2.33 467
55 2.41 2.39 2.29 2.36 473
56 2.47 2.42 2.31 2.40 480
58 2.53 2.44 2.33 2.43 487
59 2.56 2.46 2.34 2.45 491
61 2.57 2.48 2.35 2.47 493
62 2.59 2.49 2.37 2.48 497
65 2.60 2.53 2.41 2.51 503
67 2.62 2.54 2.43 2.53 506
68 2.63 2.56 2.44 2.54 509
70 2.66 2.58 2.47 2.57 514 



Dengan perolehan data seperti diatas maka dapat dilakukan pengambilan sample level db vs voltage(rata-rata) kemudian secara mudah dapat dilakukan menggunakan lookup array ataupun paling primitif menggunakan "IF ELSE" saja seperti contoh berikut:




  if( baca <= 429) lcd_puts("<45 dB");
  else if( baca > 429 && baca <= 437 ) lcd_puts(" 45 dB");
  else if( baca > 437 && baca <= 442 ) lcd_puts(" 50 dB");
  else if( baca > 442 && baca <= 447 ) lcd_puts(" 47 dB");
  else if( baca > 447 && baca <= 453 ) lcd_puts(" 48 dB");
  else if( baca > 453 && baca <= 457 ) lcd_puts(" 49 dB");
  else if( baca > 457 && baca <= 462 ) lcd_puts(" 51 dB");
  else if( baca > 462 && baca <= 467 ) lcd_puts(" 52 dB");
  else if( baca > 467 && baca <= 473 ) lcd_puts(" 53 dB");
  else if( baca > 473 && baca <= 480 ) lcd_puts(" 55 dB");
  else if( baca > 480 && baca <= 487 ) lcd_puts(" 56 dB");
  else if( baca > 487 && baca <= 491 ) lcd_puts(" 58 dB");
  else if( baca > 491 && baca <= 493 ) lcd_puts(" 59 dB");
  else if( baca > 493 && baca <= 497 ) lcd_puts(" 61 dB");
  else if( baca > 497 && baca <= 503 ) lcd_puts(" 62 dB");
  else if( baca > 503 && baca <= 506 ) lcd_puts(" 65 dB");
  else if( baca > 506 && baca <= 509 ) lcd_puts(" 67 dB");
  else if( baca > 509 && baca <= 514 ) lcd_puts(" 68 dB");
  else if( baca > 514 ) lcd_puts(">70 dB");



Hasilnya pada video berikut ...jangan terkejut alau kualitas video jelek dan ada suara latar yang sangat "menggetarkan hati..."





Dan seperti biasa kabar gembira muncul dari hasil bimbinganku ini, tugas akhir yang dibuat mahasiswi dari aceh ini mendapatkan nilai "A"  . Duh ...senangnya.....


SELAMAT MENCOBA
Share:

Kontak Penulis



12179018.png (60×60)
+628155737755

Mail : ahocool@gmail.com

Site View

Categories

555 (8) 7 segmen (3) adc (4) amplifier (2) analog (19) android (12) antares (8) arduino (26) artikel (11) attiny (3) attiny2313 (19) audio (5) baterai (5) blog (1) bluetooth (1) chatgpt (2) cmos (2) crypto (2) dasar (46) digital (11) dimmer (5) display (3) esp8266 (26) euro2020 (13) gcc (1) iklan (1) infrared (2) Input Output (3) iot (59) jam (7) jualan (12) kereta api (1) keyboard (1) keypad (3) kios pulsa (2) kit (6) komponen (17) komputer (3) komunikasi (1) kontrol (8) lain-lain (8) lcd (2) led (14) led matrix (6) line tracer (1) lm35 (1) lora (7) MATV (1) memory (1) metal detector (4) microcontroller (70) micropython (6) mikrokontroler (1) mikrokontroller (14) mikrotik (5) modbus (9) mqtt (3) ninmedia (5) ntp (1) paket belajar (19) palang pintu otomatis (1) parabola (88) pcb (2) power (1) praktek (2) project (33) proyek (1) python (7) radio (28) raspberry pi (4) remote (1) revisi (1) rfid (1) robot (1) rpm (2) rs232 (1) script break down (3) sdcard (3) sensor (2) sharing (3) signage (1) sinyal (1) sms (6) software (18) solar (1) solusi (1) tachometer (2) technology (1) teknologi (2) telegram (2) telepon (9) televisi (167) television (28) transistor (2) troubleshoot (3) tulisan (93) tutorial (108) tv digital (6) tvri (2) vu meter (2) vumeter (2) wav player (3) wayang (1) wifi (3)

Arsip Blog

Diskusi


kaskus
Forum Hobby Elektronika