Semua Tentang Belajar Teknologi Digital Dalam Kehidupan Sehari - Hari

  • IC Timer 555 yang Multifungsi

    IC timer 555 adalah sirkuit terpadu (chip) yang digunakan dalam berbagai pembangkit timer, pulsa dan aplikasi osilator. Komponen ini digunakan secara luas, berkat kemudahan dalam penggunaan, harga rendah dan stabilitas yang baik

  • Ayo Migrasi TV Digital

    Kami bantu anda untuk memahami lebih jelas mengenai migrasi tv digital, apa sebabnya dan bagaimana efek terhadap kehidupan. Jasa teknisi juga tersedia dan siap membantu instalasi - setting perangkat - pengaturan antena dan distribusi televisi digital ke kamar kos / hotel

  • Bermain DOT Matrix - LOVEHURT

    Project Sederhana dengan Dot Matrix dan Attiny2313. Bisa menjadi hadiah buat teman atau pacarmu yang ulang tahun dengan tulisan dan animasi yang dapat dibuat sendiri.

  • JAM DIGITAL 6 DIGIT TANPA MICRO FULL CMOS

    Jika anda pencinta IC TTL datau CMOS maka project jam digital ini akan menunjukkan bahwa tidak ada salahnya balik kembali ke dasar elektronika digital , sebab semuanya BISA dibuat dengan teknologi jadul

  • Node Red - Kontrol Industri 4.0

    Teknologi kontrol sudah melampaui ekspektasi semua orang dan dengan kemajuan dunia elektronika, kini semakin leluasa berkreasi melalui Node Red

Tampilkan postingan dengan label dasar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label dasar. Tampilkan semua postingan

Senin, 18 Februari 2013

Penurun dan Penstabil Tegangan DC Dengan Linear Regulator 78XX





Ketika diperlukan tegangan yang berbeda dari suatu sumber tegangan DC, maka yang terpikir adalah dengan menggunakan hukum pembagian tegangan menggunakan Resistor seperti gambar dibawah ini .






Berdasarkan rumus , Vout sangat dipengaruhi oleh resistansi/impedansi dari beban yang dipasang. Kemudian munculah solusi dengan menggunakan dioda "terbalik" yang memanfaatkan tegangan breakdown dari dioda yang lazim disebut "ZENER". Umumnya zener dipasang seperti gambar berikut :

220px-Zener_diode_voltage_regulator.svg.png (220×180)
Series_reg.gif (142×96)


Kestabilan dari regulator menggunakan zener ditentukan oleh besar arus yang di alirkan ke beban. Selanjutnya para produsen komponen elektronika merancang komponen regulator tegangan linear dengan memanfaatkan sifat-sifat dari zener. Ada dua jenis linear regulator yaitu Fixed dan Variabel, untuk Fixed regulator umumnya berkode 78xx ( positif regulator) dan 79xx (negatif regulator) sedangkan untuk Variabel regulator contoh yang paling banyak digunakan adalah LM317.



contoh rangkaian regulator +12v  dan -12v


Untuk LM317 lebih flexibel dengan mengatur nilai resistor pada pembagian tegangan di kaki nomer 1





contoh rangkaian regulator variabel menggunakan LM317



IC 78xx maupun LM317 umumnya memiliki rating arus beban maksimum berkisar 1 Ampere, sehingga untuk melayani arus yang lebih dari 1 Ampere diperlukan rangkaian driver arus seperti berikut ini :





penggunaan TIP2955 / 2SC2955 (Transistor jengkol) untuk menaikkan rating arus Max 5 Ampere


Bagaimana dengan arus yang lebih tinggi? ya mudah saja dengan melakukan cascade dari transistor daya seperti rangkaian berikut :



Perlu diperhatikan bahwa regulator penurun tegangan linear mempergunakan prinsip penghambatan energi melalui zener internal, sehingga tegangan dari input harus lebih tinggi sekitar 2 volt dari output yang diinginkan. Jika tegangan input terlalu tinggi, maka kelebihan energinya akan dibuang menjadi panas, sehingga pemakaian heatsink / aluminium kisi2 udara mutlak diperlukan.



SELAMAT MENCOBA
Share:

Jumat, 08 Februari 2013

Pejelasan Mengenai Fusebit dari AVR

external-osc.jpg (527×554)


Ketika IC atau chip microcontroller-AVR keluar dari pabrik dapat dikatakan bahwa chip tersebut memiliki kondisi default. Umumnya produsen mensetting clock dari AVR bersumber dari oscillator R-C internal yang bernilai 1MHZ. Bagaimana jika ingin merubah menggunakan sumber clock yang lain? bagamana jika ingin mematikan fungsi dari JTAG dan sebagainya? Istilah FUSEBIT akan menjadi barang yang harus diketahui.

Fusebit pada umumnya merupakan bit yang disetting untuk menentukan fungsi-fungsi dari pin , clock dan fasilitas khusus. Seperti pada attiny2313 terdapat 3 buah fusebit yang terdiri dari  High Byte, Low Byte dan extended byte.



Fusebit khusus untuk Attiny2313 , ic microcontroller avr jenis lain mempunyai fusebit yg berbeda pula


Jangan dibingungkan dengan fusebit, karena beberapa fungsi nya dapat dibaca dari datasheet seperti diatas. Perubahan fusebit yang paling umum dilakukan adalah ketika ingin merubah sumber clock menjadi clock external, maka fusebitnya dirubah sesuai tabel berikut:


Masih kesusahan? Masuk aja ke menu programing fuse pada AVR studio dan kemudian fusebitnya dapat dirubah sesuai keinginan atau jika menggunakan programmer/downloader berbasis AVRDUDE dapat menggunakan fasilitas fusebit  manual di http://www.engbedded.com/fusecalc.

Ingat untuk berhati-hati dalam merubah fusebit karena ada beberapa fungsi yang tidak dapat diubah kembali seperti bit SPIEN (SPI enable). Untuk itu agar memperhatikan perubahan yg dilakukan secara baik-baik, karena jika kesalahan merubah sumber clock masih bisa dikerjakan dengan menyuntikkan sinyal generator ke kaki input xtal 0 dan kemudian merubah fusbit yang diinginkan. Jika tidak bisa maka diperlukan programmer parallel high voltage (HVPP) seperti ALL-7, ALL 10 dsb. Bersiaplah membuat IC AVR menjadi gantungan kunci jika salah menentukan fusebit.





Share:

Jumat, 04 Januari 2013

Animasi LED keren


Berdasarkan reques seorang pembaca , posting saya kali ini sesuai dengan video youtube dibawah ini.




Sebenernya project serupa pernah saya bahas di project led berjalan dengan ic 4017, hanya kali ini animasinya lumayan keren dan memakai banyak LED. Untuk mendrive LED yang banyak dibutuhkan transistor dan perhitungan tegangan sumber vs jumlah LED beserta kombinasi rangkaian paralel/seri sesuai rumus di www.ledcalculator.net

Gambaran driving led jumlah  banyak seperti gambar dibawah ini.


Gambar yang diatas menunjukkan 5 buah LED yang langsung dihubungkan ke output 4017 karena ic 4017 diberi tegangan 12volt dimana jika memakai 5 LED maka masing-masing LED mendapatkan tegangan yang cukup. Jika Led lebih banyak maka diperlukan perhitungan seri-paralel sesuai rumus.

Pada video youtube terdapat 4 buah rangkaian LED yang disusun membentuk karakter. Berdasarkan sifat output 4017 maka untuk membuat animasi seperti pada video maka mudah saja dengan memberikan output single pada out  0 - 1 - 2 - 3  ke masing-masing huruf. Sedangkan untuk membikin kedip bareng maka yang disambungkan secara paralel adalah output 5 - 7 - 9. Agar animasi sesuai dan tidak numpuk maka ditambahkan dioda small signal 1N4148 yang disusun seperti rangkaian berikut:



(klik untuk memperbesar)



Mudah Bukan ? Selamat Mencoba
Share:

Cara Membuat Led Berjalan yang Panjang (cascade)






Banyak pertanyaan yang datang melalui sms, group BBM atau facebook yang bertanya bagaimana membuat rangkaian Led Berjalan (Running LED) yang memiliki panjang lebih dari 10 ? Jika anda googling maka akan diarahkan menuju website hobby yang sudah terkenal milik sesepuh elektronika BILL BOWDEN. Rangkaian pertama yang ditawarkan seperti berikut:


courtesy of BILL BOWDEN 's    http://www.bowdenshobbycircuits.info



(klik untuk memperbesar)


Rangkaian ini memanfaatkan 2 buah 4017 dan 10 transistor yang akan membuat led berjalan 25 buah, dan jika mau dapat di perpanjang sampai 10 x 10 atau 100 buah. Rangkaian ini memanfaatkan kombinasi scanning kolom dan baris seperti halnya dot matrix, akan tetapi jika LED disusun berurutan maka maksimum 100 sequence bisa diperoleh.

Rangkaian dasar dari running 10 LED seperti berikut :


(klik untuk memperbesar)


Sedangkan jika di cascade 2 buah 4017 caranya dengan menambahkan dioda dan beberapa resistor.





(klik untuk memperbesar)



Rangkaian cascade ini memanfaatkan output clock dari pin ke  3 dari  4017 pertama. Kadang-kadang orang pintar pun banyak salahnya dan rangkaian diatas tidak berhasil jika dicoba lhoo. Penulis akhirnya bereksperimen sehingga menemukan cara yang lebih akurat dengan menggunakan transistor sebagai pengendali input ke pin enable dan reset seperti rangkaian berikut.



(klik untuk memperbesar  , VDD = Tegangan (+)  VSS = Tegangan (-) atau Ground ) 



Komponen tambahan berupa dioda 1N4148, resistor 10K dan transistor NPN umum seperti 2N3904, BC107, 2N2222, C9013 dan lain sebagainya. Input clock dari rangkaian berasal dari rangkaian clock 555 (atau yg lainnya) yang sama diberikan ke tiap ic 4017.

Prinsip dari rangkaian adalah memberikan input ke pin 13 (chip enable yang aktif LOW ) pada sequence terakhir (Q9) dari sebuah IC 4017. Selama sequence belum berakhir maka  Q9 yang nilainya "LOW" akan mengenable kan IC serta me-Reset IC pada posisi setelahnya. Efek yang terjadi adalah bahwa hanya sebuah 4017 yang akan aktif sedangkan ic 4017 setelahnya berada pada kondisi "Reset" sedangkan pada ic 4017 posisi sebelumnya mendapatkan posisi disable.

Rangkaian ini dapat disusun sampai banyak 4017 tak terhingga, dan pada ic 4017 terakhir, sequence terakhir  (Q9) akan dihubungkan menuju reset pada ic 4017 pertama. Sebaiknya hubungannya diberikan dioda agar logikanya tidak mengambang (float). Kondisi ini akan mereset semua ic 4017 dan memulai sequence dari awal lagi. Output yang dikorbankan adalah Q0 dan Q9 sehingga berkurang 2 buah sequence tiap ic 4017.

Trick cascading ini sangat berguna untuk proses scanning kolom untuk rangkaian text scroll menggunakan led matrix yang jumlahnya banyak seperti pembahasan disini .


Cara lain yang cukup simple adalah memanfaatkan ic shift register seperti 74LS595 / 74HC164 tetapi ic shift register akan susah dijumpai di daerah-daerah pinggiran sehingga ic 4017 yang lebih universal menjadi pilihan terbaik.

(klik untuk memperjelas)



terjemahan dari web asli :

16 (bisa lebih) Tahap LED Sequencer

Sirkuit pada gambar di atas menggunakan hex ​​inverter Schmitt Trigger (74HC14) dan dua 8 bit Serial-In/Parallel-Out register geser (74HCT164 atau 74HC164) untuk urutan 16 LED. Rangkaian dapat diperluas ke panjang lebih besar dengan cascading shift register tambahan dan menghubungkan output ke-8 (pin 13) ke input data (pin 1) tahap berikutnya. sebuah Schmitt trigger osilator (74HC14 pin 1 dan 2) menghasilkan sinyal clock untuk register geser, dengan kecepatan clock yang kira-kira 1/RC. Dua tambahan tahap Schmitt trigger digunakan untuk me-reset dan memuat register saat dinyalakan. Ketepatan waktu tidak perlu terlalu diperhatikan , namun output pada pin 8 dari  Schmitt Trigger harus tetap "HIGH" selama "LOW" atau 0 yang pertama  dan digunakan untuk transisi clock ke "HIGH"di pin 8 dari register, dan harus kembali "LOW" sebelum sisi kenaikan clock untuk memuat satu bit. Jika clock rate meningkat, panjang sinyal pada pin 9 dari  Schmitt Trigger harus diturunkan secara proporsional untuk menghindari memuat lebih dari satu bit. IC dengan type HC biasanya akan menyediakan sekitar 4 mA (dinamakan arus sink) dari setiap output tetapi dapat memasok arus besar (mungkin 25 mA) jika hanya satu output dimuat. Umumnya  resistor 150 ohm membatasi arus bawah 25 mA jika menggunakan sumber daya 6 volt. Jika sirkuit ini dioperasikan dengan dua atau lebih LED pada pada saat yang sama, resistor mungkin diperlukan secara seri dengan masing-masing LED untuk menghindari melebihi total output maksimum saat ini untuk setiap IC dari 25 mA. Untuk kecerahan yang lebih besar, transistor buffer/daya dapat digunakan seperti yang pernah dibahas pada perancangan led berjalan 10 tahap disini.


SELAMAT MENCOBA
Share:

Kamis, 03 Januari 2013

Interrupt - solusi eksekusi perintah real time

interrupt.jpg (537×694)


Secara harfiah interrupt dapat diartikan sebagai "pemecah" atau "penyelaan" dari suatu keadaan yang sedang berlangsung. Ya begitulah interrupt dapat diartikan seperti halnya interupsi pada sidang-sidang dewan di senayan. Jika di tarik kedalam proses suatu microcontroller maka interrupt merupakan suatu keadaan "menyela" dari program utama untuk masuk kedalam proses yg dikendalikan oleh interrupt itu sendiri. Ingat bahwa proses kerja dari microprosessor atau microcontroller adalah melakukan perintah sesuai script yang diberikan dari atas ke bawah. Jadi perhatikan proses membaca tombol berikut ini seperti yang dibahas pada project dasar input - output :


int main(void)

{

DDRB |= (1<<PB5)|(1<<PB0) ; //inisialisasi port B#5 & B#0 sebagai output
DDRB &= ~(1<<PB1) & ~(1<<PB2) ; //inisialisasi port B#1 & B#2 sebagai input

PORTB |= (1<<PB5) | (1<<PB0); //kita SET LED NYALA semuanya

while(1)
{

// membaca jika port input B#1 di set atau HIGH 
//  atau 1 ( posisi awal di ground /LOW )

if (bit_is_set(PINB, PINB1)) 
{
PORTB ^=(1<<PB5) ; //TOGGLE LED di PORT B#1
_delay_ms(500);

}

// membaca jika port input B#2 di set atau HIGH 
// atau 1 ( posisi awal di ground/LOW )

if (bit_is_set(PINB, PINB2)) 
{
PORTB ^=(1<<PB0) ; //TOGGLE LED di PORT B#2
_delay_ms(500);
 
}
}

return 0;
}

Script diatas merupakan perintah pembacaan tombol yang terdapat pada PORT B1 dan B2 yang akan mengendalikan nyala dari 2 buah LED pada PORT B0 dan B5. Perintah pembacaan tombol ini merupakan cara 'pooling' dimana terpadat proses IF yang menunggu sampi BIT dari tombol berubah dari 0 ke 1. Bagaimana jika scipt nya panjang semisal ada proses perhitungan yang panjang ? Yang akan terjadi adalah proses pembacaan tombol harus menunggu beberapa waktu sampai posisi akumulator dari processor berada tepat pada proses IF.

Solusi dari permasalahan pooling adalah dengan menciptakan suatu table interupt yang memiliki prioritas tertentu dan tentunya prioritasnya lebih dari proses pooling biasa. Interupt ada beberapa jenis tergantung fasilitas yang disediakan oleh microprocessor atau microcontroller. Interupt dapat di kendalikan oleh proses luar (input external) maupun internal. External interupt umumnya merupakan proses perubahan logika(logic) dari pin input (biasanya pin ditentukan sebagai pin INT). Jenis perubahan logika ini terdiri dari :

-  AKTIF HIGH  : interupt akan dieksekusi ketika pin input mendapat logika "1"
-  AKTIF LOW   : interupt akan dieksekusi ketika pin input mendapat logika "0"
-  RISING EDGE  : interupt akan dieksekusi ketika pin input berubah dari logika "0" ke logika "1"
-  FALLING EDGE  : interupt akan dieksekusi ketika pin input berubah dari logika "1" menuju logika "0"

Ada 2 buah istilah baru yaitu rising dan falling edge yang lebih menekankan ke perubahan logika dari input interupt. Hal ini lebih bermafaat dikarenakan umumnya proses interupt dieksekusi sekali saja. Semisal kita akan menunggu interupt dari suatu pulsa untuk menambah atau mengurangi suatu nilai variabel ,  sehingga hanya perubahan yang dikehendaki saja akan menambah nilai tersebut dan hebatnya akan ditambah hanya sekali saja dalam proses interuptnya.

Interrupt secara internal pada umumnya di trigger oleh suatu kondisi dari hasil eksekusi program dan contoh yang paling sering kita temui adalah interupt yang di trigger oleh proses timer.

Untuk ATTINY 2313 proses interrupt external dikendalikan oleh 2 buah INT0 dan INT1 serta interupt lainnya berupa Pin Change Interupt yang dapat dipasang diantara PINB 0-7. Register atau memory yang merupakan memory kontrol dari interupt attiny seperti berikut :
















Contoh script dari  inisialisasi interupt external pada attiny2313 adalah sebagai berikut :


int main(void)
{

   // aktifkan interrupt 0 dan 1
   GIMSK |= (1<<INT0) |(1<<INT1);
   
   // interrupt rising EDGE ( perubahan 0 ke 1) 
   MCUCR |= (1<<ISC01) | (1<<ISC00) |(1<<ISC11) | (1<<ISC10); 

   
sei();   // perintah bahwa interupt aktif / enable

while(1)

{

//looping tak berhingga

}

return 0;

}


Sedangkan perintah (susunan script) ketika interupt mendapat trigger dan berada pada posisi aktif ditempatkan dengan posisi seperti berikut :




SIGNAL (SIG_INT0)
{

// masukkan perintah eksekusi interupt di pin INT0  
    
}

SIGNAL (SIG_INT1)
{

// masukkan perintah eksekusi interupt di pin INT1  
    
}



Berikut akan ditampilkan contoh interupt internal yang ditrigger oleh timer. Proses timer dengan interrupt sangatlah akurat sehingga cocok dipakai untuk timer atau jam digital.




void init_jam(void)
{
   TCCR1B |= (1 << WGM12); // konfihurasi timer 1 mode CTC 
   TIMSK |= (1 << OCIE1A); // Enable CTC interrupt 
   OCR1A  = 31249; //nilai timer 1 detik dari CTC A 
   TCCR1B |= (1 << CS11)|(1 << CS10); // Start timer Fcpu/64
   TCNT1 = 0;
   
   sei();
}


ISR(TIMER1_COMPA_vect) // interupt internal dari timer akurat 1 detik

{ 

detik++;

if(detik >= 60)

{  
   detik=0;
   menit++;



}

if(menit >= 60)

     { menit=0; 
       jam++;
     }

if (jam >= 24) jam = 0 ;




}






SELAMAT MENCOBA
Share:

Selasa, 01 Januari 2013

Script Break Down - Episode Love Hurt






SELAMAT TAHUN BARU 2013 kepada para pembaca setia blog tercinta. Dengan semangat baru di tahun yang baru ini kita mulai dengan pembahasan script-script yang terdapat di blog ini karena ada beberapa teman yang merasa "terintimidasi" dengan bahasa pemrograman yang dianggap terlalu susah. 

Kali ini kita akan membahas script dari percobaan led matriks  "love hurt" yang ditulis agustus 2011. Project love hurt ini juga terdapat dalam paket belajar dasar microcontroller  yang dapat anda pesan dengan harga yang cukup terjangkau oleh  kantong anak SMA sekalipun.

Seperti pada posting led matrix love hurt rangkaian yang digunakan seperti skematik berikut ini :



Rangkaian nya sangat simple, sesimple scriptnya juga dan marilah kita break down scriptnya


HEADER


#define F_CPU 1000000UL
#include < avr/io.h >
#include < util/delay.h >
#include < avr/pgmspace.h >
#include < string.h >
#include < avr/eeprom.h >

Pada penjelasan terdahulu mengenai dasar-dasar bahasa GCC maka dapat dilihat pada header terdapat inisialisai dari beberapa parameter. Yang pertama adalah #define F_CPU yang menjelaskan clock microcontroller yang digunakan. Berdasarkan skematik rangkaian dapat dilihat jika microcontroller attiny2313 yang dipakai tanpa menggunakan xtal sehingga dapat dikatakan memakai internal clock (Calibrated RC Oscillator). Secara default ketika ic attiny2313 keluar dari pabrik memiliki clock internal 8MHz dengan pembagian CLKDIV8=ON yang berarti clock dibagi 8 sehingga menghasilkan angka 1MHz. Untuk melihat clock yang dipakai dapat dilihat pada pembacaan fusebit, dapat dilakukan melalui menu programming pada AVRSTUDIO.

  
Image Hosted by PicturePush - Photo Sharing


Selanjutnya didalam header dituliskan beberapa include yang berguna dalam script love hurt seperti definisi kaki micro (io.h) ,delay.h sebagai pengatur delay waktu, pgmspace.h sebagai trick memanfaatkan flash memory sebagai static ram, string.h sebagai pengolah data berupa string dan eeprom.h yang memudahkan penulisan script untuk akses eeprom (memory non-volatile / tidak hilang saat micro tanpa power) .


DEFINISI VARIABEL , RAM & EEPROM


//Progmem simpannya di FLASH memory

const char love1[] PROGMEM =
{
0b0011110,
0b0100001,
0b1000010,
0b0100001,
0b0011110

};

const char love2[] PROGMEM =
{
0b0001100,
0b0010010,
0b0100100,
0b0010010,
0b0001100

};

const char L[] PROGMEM ={0x7f, 0x7f, 0x40, 0x40, 0x20};
const char O[] PROGMEM ={0x3e, 0x7f, 0x41, 0x41, 0x3e};
const char V[] PROGMEM ={0x3f, 0x7e, 0x40, 0x20, 0x1f};
const char E[] PROGMEM ={0x7f, 0x7f, 0x49, 0x49, 0x41};
const char H[] PROGMEM ={0x7f, 0x7f, 0x08, 0x08, 0x7f};
const char U[] PROGMEM ={0x3f, 0x7f, 0x40, 0x40, 0x3f};
const char R[] PROGMEM ={0x7f, 0x7f, 0x11, 0x29, 0x46};
const char T[] PROGMEM ={0x03, 0x03, 0x7f, 0x03, 0x02};

const char creature[]={0x4e, 0x31, 0x35, 0x31, 0x4e}; //simpan di memory/RAM aja

uint8_t EEMEM tengkorak[5]= {0x1e, 0x75, 0x61, 0x75, 0x1e}; //simpan di EEPROM

uint8_t EEMEM pacman[5]= {0x26, 0x67, 0x67, 0x7f, 0x3e}; //simpan di EEPROM


char dotnya[5],scrolnya[7];



Untuk mengetahui angka hexa yang terdapat dalam array ada lebih baiknya terlebih dahulu membuka software generator dot matrix yang dapat dilihat disini.

Pada penulisan array diatas ada 3 type yang dipergunakan yaitu RAM, PROGMEM dan EEMEM. Kenapa mesti seperti ini ya karena dikarenakan attiny2313 yang memiliki kapasitas RAM yang super irit yaitu 128byte saja, sehingga untuk menambah memory maka kita manfaatkan memory flash (program) yang cukup lumayan 2048byte atau 2Kbyte (ini aja masih kecil banget). Untuk memanfaatkan flash diperlukan inisialisasi tambahan berupa PROGMEM dan tidak bisa dipakai langsung seperti halnya jika ditempatkan pada RAM umum, harus ada proses memindahkan flash PROGMEM menuju memory RAM. Tentunya tidak semuanya tapi yang akan diolah saja yang dipindahkan. Pada inisialisasi variabel array diatas terdapat 2 buah array RAM yaitu dotnya[5] dan scrolnya[7] yang akan ditimpa dengan isi PROGMEM jika dibutuhkan.

Pada project lovehurt diperlihatkan juga cara mengakses memory EEPROM dengan inisialisai berupa EEMEM. Tujuan menggunakan memory EEPROM adalah sifatnya yang tidak terhapus jika baterai atau power dimatikan (non-volatile memory)


BAGIAN MENULIS KE LED MATRIX

void tulis(uint8_t lama)
{
  uint8_t a,b;

for(a=0 ; a<lama ; a++)
   {
   for(b=0 ; b<5 ; b++)     
  {
         PORTB = ~(1<<b) ;
         PORTD = dotnya[b];
                _delay_ms(2);
  }

   }
}


void geser(uint8_t lama)
{
  uint8_t a,b;
   for(a=0 ; a<11 ; a++)     
    {
    if( a<6) 
      { 
                for(b=0 ; b<(5-a) ; b++)  dotnya[b]=0x80;
                for(b=(5-a); b<5 ;b++) dotnya[b]=scrolnya[b-5+a];
     
                tulis(10);
        }
    else if (a==6) tulis(lama);

    else 
       {        for(b=0 ; b<11-a ; b++) dotnya[b]=scrolnya[a-5+b];
                for(b=(11-a); b<11 ;b++) dotnya[b]=0x80;  
      
                tulis(10);
       }     
     }  
}

void naik (uint8_t lama)

{ uint8_t q,step=0;
  
  
  while(step!=16)
   {
 if( step <8)
    {   
                for(q=0 ; q < 5 ; q++) dotnya[q] = scrolnya[q] << (7 - step) ; 

                tulis(10);
           } 
   
        else if (step == 8)
           {    
             tulis(lama); 
    
           }      
 else 
    {   
              for(q=0 ; q < 5 ; q++)  dotnya[q] = scrolnya[q] >> (step - 7) ;  
          
              tulis(10);
     } 
        step++; 
   }    
}

}

Nah inilah bagian utama dari penggerak tulisan geser kiri atau naik. Perhatikan pertama bagian function tulis dimana terdapat isian variabel lama yang berarti lama looping dieksekusi yang akan menentukan lama tulisan ditampilkan. Begitu pula jika ingin menggeser maka variabel lama perlu dimasukkan untuk menentukan lama nya teks diam setelah digeser.

Bagaimana sih cara menghidupkan dotmatrix ? sebaiknya baca penjelasannya disini . Jadi pada intinya nilai hexa yang diinisialisaikan pada array diawal berjumlah 5 buah array. Sedangkan bit yang digunakan adalah 7 bit karena memang dot matrix yang dgunakan bertype 5x7 (5 kolom  x 7 baris) . Perhatikan loop berikut :


 for(b=0 ; b<5 ; b++)
{
PORTB = ~(1<<b) ;
PORTD = dotnya[b];
                 _delay_ms(2);
}


Skematik menunjukkan bahwa kolom di kontrol oleh port B0 - B4 dan baris dikontrol oleh port D0 - D6. Loop diatas menunjukkan proses geser kolom (scanning) dengan perintah PORTB = ~(1<<b)  yang artinya angka 1(biner) digeser ke sebelah kiri  sebanyak dari nilai b kemudian dinegasi .  Variabel b mengontrol pergeseran berdasarkan loop. Jika kolom dot matrix '0' akan menyebabkan LED pada baris yang mendapat bit '1' menyala. Hal ini dapat dikatakan kolom aktif LOW dan baris aktif HIGH. Urutan loop dari scanning pada PORTB seperti berikut (11110) , (11101) ,(11011) ,(10111) ,(01111).

Ingat penjelasan terdahulu bahwa array yang ada pada flash (PROGMEM) atau EEPROM harus dipindahkan kedalam array memori RAM  dotnya[b]. Sekali lagi variabel b berperan dalam menentukan array baris yang sesuai dengan kolom yang sedang aktif atau mendapat scanning "LOW" (0).

Untuk proses geser ke kiri dan geser keatas ada sebuah variabel yaitu step yang berfungsi sebagai penanda posisi pergeseran yang sedang tampil sehingga text yang tampil pada dot matrix memiliki efek bergeser. Selebihnya yang diperlukan hanya proses kreatif mengeser-geser bit dari baris berdasarkan loop yang sedang berjalan dan dipindahkan ke array scrolnya[ ].


MAIN PROGRAM



int main(void)
{
 DDRD = 0b1111111; // untuk baris
 DDRB = 0b11111;  // untuk kolom

 PORTD =0; // Set all pins low
 PORTB =0b11111; //matikan layar
    
    
 
 
 while(1)
 {
    // yang ini nulis langsung 
  
     strncpy_P(dotnya,love2,5);
     tulis(20);
     strncpy_P(dotnya,love1,5);
     tulis(40);
     strncpy_P(dotnya,love2,5);
     tulis(20);
     strncpy_P(dotnya,love1,5);
     tulis(40);
     strncpy_P(dotnya,love2,5);
     tulis(20);
     strncpy_P(dotnya,love1,5);
     tulis(40);     

//yang ini pake function geser 

     strncpy_P(scrolnya,L,5);
     geser(50);
     strncpy_P(scrolnya,O,5);
     geser(50);
     strncpy_P(scrolnya,V,5);
     geser(50);
     strncpy_P(scrolnya,E,5);
     geser(50);
     strncpy_P(scrolnya,H,5);
     geser(50);
     strncpy_P(scrolnya,U,5);
     geser(50);
     strncpy_P(scrolnya,R,5);
     geser(50); 
     strncpy_P(scrolnya,T,5);
     geser(50); 

//geser ambil dari RAM
 
     strncpy(scrolnya,creature,5);  //tanpa _P karena ambil di RAM
     naik(50); 
 
//ambil dari eeprom ..mengirit..

     eeprom_read_block((void*)&scrolnya,(const void*)&tengkorak, 5); 
     naik(50);

     eeprom_read_block((void*)&scrolnya,(const void*)&pacman, 5); 
     geser(50);

   }
 
 return 0;
}



Pada bagian awal dari function main( ) terdapat inisialisai port dari attiny yang digunakan yaitu PORTB dan PORTD yang kesemuanya diberi bit 1 yang artinya port tersebut dipakai sebagai port output.

Script yang digunakan untuk memindahkan memory flash (PROGMEM) menuju RAM adalah  operasi string strncpy_P, ingat array dari char (8byte) dapat dianggap sebagai string,   seperti contoh  strncpy_P(dotnya,love2,5)  yang artinya isi dari array dotnya[ ] diisi dengan array dari array PROGMEM love2. Jika diambil dari RAM langsung maka operasi copy ini menggunakan strncpy( ) tanpa _P.

Untuk pemindahan isi dari EEPROM menuju RAM menggunakan syntax eeprom_read_block ( *pointer_ram_tujuan, *posisi_memori_eeprom, jumlah blok ), seperti contoh  eeprom_read_block((void*)&scrolnya,(const void*)&tengkorak, 5). Jangan dipusingkan dengan void dan * (pointer) karena itu hanya atribut yang menyatakan type data diabaikan.


MUDAH BUKAN ? jika ada pertanyaan atau request script break down yang lain akan saya bahas dengan senang hati.


SELAMAT TAHUN BARU 2013 KAWAN



Share:

Senin, 31 Desember 2012

[Part 3] Belajar dasar bahasa GCC - Kondisi Percabangan dan Pengulangan


Setiap bahasa pemrograman memiliki suatu proses yang dinamakan "conditonal statement". Yang dimaksud sebagai contional statement adalah percabangan dimana terdapat beberapa pilihan jalannya program sesuai dengan kondisi yang terjadi.
















Sementara itu pengulangan atau looping adalah proses pengulangan dari suatu perintah dimana bisa diberikan sebuah atau lebih kondisi yang menyebabkan pengulangan atau looping akan berhenti. Secara flowchart dapat digambarkan seperti berikut:

for.gif (383×402)


Kondisi Percabangan


Dalam bahasa C terdapat beberapa kondisi percabangan yang sering kita temui. Kita akan bahas satu persatu dengan contoh-contoh yang sering dipakai pada project di blog ini.

IF



if(kondisi == 1)
{
  //script 1

}

else if(kondisi == 3 || kondisi == 4)
{
  //script 2

}
 else if(kondisi <= 10 && kondisi >5)
{
   //script 3

}

else
 {   

 //script kondisi terakhir

}



Ada yang perlu diperhatikan pada percabangan yaitu selalu ada kondisi pembanding. Kondisi pembanding yang terdapat pada bahasa C adalah:


Pembanding sederhana:

==         Sama dengan

!=         Tidak sama dengan

<           Kurang dari

>           Lebih besar dari

<=         Kurang dari atau sama dengan

>=         Lebih besar dari atau sama dengan


Pembanding logika :

Hal ini dapat menggabungkan pembanding untuk mendapatkan logika yang lebih kompleks

&&         Dan (and)

||             Atau (or)



secara umum proses pencabangan IF .. ELSE  atau   IF .... ELSE IF ....ELSE membandingkan satu kondisi dengan kondisi yang lain , dan dapat juga menggabungkannya dengan tambahan pembanding logika. Untuk pencabangan IF .... ELSE IF ...dst .. yang terdiri dari banyak kondisi ELSE IF maka pencabangan akan menjalankan perintah pada kondisi yang benar kemudian mengabaikan yang lainnya. Perlu diingat jika eksekusi dari pencabangan mengikuti urutan atas ke bawah sehingga penempatan dari statement kondisi sangat penting.


SWITCH

Pola pencabangan yang lain adalah metode switch case seperti pada contoh berikut :


ISR(USART_RX_vect)

{ 

 char databyte;

 databyte = UDR; 



     switch (databyte)       

  {
     

    case 0xD : {  

             kirim_text(menu) ;

              break; }

    case '1' : {  

                     PORTB ^=(1<<0);

                     break; }

    case '2' : {

            
             PORTB ^=(1<<1);


                break; }

    default :{   
              PORTB |=(1<<1);
              break;}
  }  

}

Ketika mendefinisikan ekspresi kondisi yang hasilnya akan mengarah pada pelaksanaan program yang spesifik dan umumnya berjumlah banyak maka dapat menggunakan "switch".  Hasil yang berbeda tercantum dalam tiap tubuh "case" dari pernyataan switch dan setiap case memiliki eksekusi sendiri. Tubuh pernyataan switch dibatasi dari pembukaan ke penutupan kurung  kurawal: "{"   "}" dan jika memerlukan eksekusi tunggal maka diberikan perintah terminasi "break".  Sintaks dari kondisi switch seperti berikut :


switch(Expression)
{
    case Choice1:
        Statement1;
    case Choice2:
        Statement2;
    case Choice-n:
        Statement-n;
}






PENGULANGAN / LOOPING 


Pengulangan membantu program untuk menghemat penulisan pada urutan syntaxnya dengan memberikan kondisi keluar tertentu. Loop yang paling dasar adalah for(;;), yang memiliki 3 buah isian didalamnya berupa "kondisi awal" ; "kondisi keluar" ; "proses update" ; . Jika for tanpa isian seperti contoh for ( ; ; ) maka akan menciptakan looping tidak berhingga yang tak akan pernah selesai.


void proses (void) 

{
int a;


for(a=0; a < 10 ; a++) 
   {
      PORTB = a;
      PORTC = (10 - a) ;
   }

}


script diatas memiliki penjelasan bahwa nilia a berawal pada angka 0, akan diulang terus bila nilai a lebih kecil dari 10  sedangkan kondisi update nilai a ditambah 1 tiap pengulangan. Jadi nilai a bermula dari 0 diteruskan menuju 1,2,3,4,5,6,7,8,9  kemudian pada saat nilai a mencapai nilai 10 maka loop akan  selesai.


Jenis looping yang lain memiliki pola yang sama yaitu while(condition) {  }  dan do { } while(condition). Kondisi keluar dari loop ditentukan pada awal atau akhir namun memiliki pola yang sama yaitu kondisi awal dan akhir harus dirubah berdasarkan pengulangan atau kondisi luar ,seperti contoh berikut :




int a;
a=0;
while(a < 10)
{
  PORTB=a;
  PORTC=(10-a);

   a++;
}
a=0;


do
{
PORTB=a;
a++;
}
while(a <10)


while(bit_is_set(PIND, PIND3) )
{

PORTB|=_BV(PB3);
 
}


Ingat jika kondisi dari variabel harus di inisialisasikan terlebih dahulu sehingga tidak menimbulkan kesalahan dan warning saat dicompile. Contoh yang terakhir menunjukkan bahwa kondisi looping akan berhenti jika ada perubahan nilai dari luar , dalam hal ini nilai logika biner dari port microcontroller PIND3 .


SELAMAT BELAJAR


Share:

Minggu, 30 Desember 2012

[Part 2] Belajar dasar bahasa GCC - Function & Array

png00002.png (1329×937)
Bagian kedua dari tutorial akan membahas susunan scipt GCC yang digunakan sebagai bahasa pemrogramman microcontroller. Setelah sebelumnya kita membahas bagia header, maka sekarang kita bahas mengenai "function". Dalam bahasa C  semua kode dieksekusi berada dalam suatu function. Function adalah sebuah blok yang mempunyai nama  yang melakukan tugas dan kemudian akan mengembalikan kontrol ke pemanggil. Perhatikan bahwa bahasa pemrograman lain mungkin membedakan antara "function", "subroutine", "subprogram", "procedure", atau "metode" -  sedangkan dalam C hal ini semuanya sama dan bernama function.  Array dalam Bahasa C  dapat didefinisikan sebagai jumlah lokasi memori, yang masing-masing dapat menyimpan tipe data yang sama dan yang bisa menjadi referensi melalui nama variabel yang sama.


FUNCTION

Sebuah function sering dieksekusi (dipanggil) beberapa kali, dari beberapa tempat yang berbeda, selama eksekusi dari sebuah program. Setelah menyelesaikan subrutin, program ini akan bercabang dan kembali ke titik setelah dimana function ini dipanggil. Function adalah alat pemrograman yang kuat yang merupakan salah satu kelebihan bahasa C.


Secara umum pada pemrograman microcontroller berbasis GCC - Winavr, pola function paling utama adalah seperti berikut:


int main(void)

{  
  uint8_t a;
  DDRA  |= (1<<PA6)|(1<<PA7); //port yg digunakan PA6 & PA7  
  a=100;
  while(1)

   {    
    
  a=200;
    }
   
   return 0;

  }


function yang bernama main() merupakan function utama dimana awal dari program microcontroller dimulai. Function ini sebaiknya diberikan tipe data yang akan di kembalikan (return) karena beberapa compiler menanggap semua function itu sama. Jika tidak diberi type maka di depan main diberikan tanda void. Trus kenapa di dalam kurung terdapat void juga ? perhatikan jenis function berikut ini.




void coba_fungsi_1(void)

{  DDRA  |= (1<<PA6)|(1<<PA7);
//isi fungsi bebas ................
}


 int coba_fungsi_2(int var_a,  int var_b  ) 
 {
int var_c;
 
var_c = var_a + var_b ;
   
return (var_c);
   
  }
  
function yang berisikan kata-kata void berarti bahwa type dan variabel dari function tidak digunakan. Bandingkan dengan contoh function yang ke dua yang bertype integer dengan 2 buah variabel didalam kurung, yang jika dipanggil menggunakan perintah seperti berikut :


int main(void)

{  

int output;

 //panggil function1

    coba_fungsi_1();

  //panggil function2

   output = coba_fungsi_2(5, 3);


 // nilai dari variabel output =  8


  }



ARRAY

Array adalah penamaan kolektif yang diberikan kepada sekelompok data pada memory dalam jumlah yang sama. Jumlah yang sama ini contohnya bisa berupa nilai dari 100 siswa, jumlah kursi di rumah, atau gaji dari 300 karyawan atau usia dari 25 orang siswa. Jadi array adalah kumpulan elemen yang sama. Biasanya array dari banyak karakter disebut sebagai "string" array. Semua elemen dari setiap array yang diberikan harus dari jenis yang sama semisal kita tidak bisa memiliki sebuah array dari 10 buah nomor , yang 5 bertipe integer dan 5 sisanya bertipe uint8_t.

Contoh array yang sering dipakai dalam project-project di blog ini adalah array untuk data teks pada project led matrix "love hurt".



const char love[5]  =

{

0b0011110,

0b0100001,

0b1000010,

0b0100001,

0b0011110



};


const char L[5]  ={0x7f, 0x7f, 0x40, 0x40, 0x20}; 

const char O[5] ={0x3e, 0x7f, 0x41, 0x41, 0x3e};


char isinya[5],hasilnya[10];


const char creature[]={0x4e, 0x31, 0x35, 0x31, 0x4e}; 

uint8_t EEMEM tengkorak[5]= {0x1e, 0x75, 0x61, 0x75, 0x1e}; 




Dapat dilihat bahwa array memiliki nilai yang dapat di inisialkan terlebih dahulu atau nilainya kosong. Besar dari data yang dipesan untuk array sebaiknya di tentukan namun jika datanya seragam dapat juga dikosongkan. Array ini dapat kemudian dipindahkan ke dalam variabel lain ataupun di ubah nilainya.




int main(void)

{


  
//memindahkan data dari data yang sudah ada ke memory lain
 isinya[0]=creature[0]
 isinya[1]=creature[1];   
 isinya[2]=creature[2];
 isinya[3]=creature[3];   
 isinya[4]=creature[4];


//merubah data dari array secara sengaja

love[4]=0b0001100;

 
}





Jadi perlu diperhatikan ukuran dan jenis dari array yang akan dipindah-pindah haruslah sesuai.


nantikan pembahasan part#3  yang lebih seru pada lain waktu


Share:

Sabtu, 29 Desember 2012

[Part 1] Belajar dasar bahasa GCC - bahasa untuk programming Microcontroller

meditate.jpg (1280×1112)

Gnu Compiler Collection merupakan sebuah project compiler berbasis open source untuk beberapa bahasa pemrograman. Karena sifatnya yang "terbuka" inilah membuat pengembang bahasa pemrograman untuk microcontroller memilih bahasa C yang digabungkan dalam environment GCC, sebagai bahasa pemrogramman pada beberapa compiler seperti WINAVR atau TOOLCHAIN.

Kali ini akan kita bahas GCC yang digunakan paling umum untuk menyusun script dari pemrogramman AVR yang digunakan umum pada AVR STUDIO yatu WINAVR. Atmel sebagai produsen microcontroller AVR memiliki beberapa kerjasama dengan bahasa pemrograman lain seperti IAR akan tetapi banyak juga yang memilih versi gratisnya dengan menginstall plugin WINAVR. Pola pemrograman dari winavr umumnya seperti berikut :


HEADER


#define F_CPU 4000000UL
#include <avr/io.h>
#include <avr/interrupt.h>
#include "coba.h"

uint8_t jam,menit,detik,show;

#define hidup PORTB|=_BV(PB3)



Pada  bagian header ini dinyatakan beberapa syntax yang berhubungan dengan pre-processor (#define),  variabel global serta  "include" yang merupakan rujukan compiler untuk menyertakan file-file eksternal. mari kita bahas satu persatu.


#define nama kondisi

Setelah #define terdapat  dua buah kalimat yang dipisahkan dengan spasi. Kalimat sebelah kiri merupakan rujukan sedangkan sebelah kanan merupakan proses yang dilakukan. Seperti contoh diatas maka dapat diartikan bahwa setiap syntax yang ditulis sebagai "nama" akan berubah menjadi "kondisi", contoh lain #define F_CPU 4000000UL berarti setiap syntax pada script yang berisikan "F_CPU" maka akan digantikan dengan "4000000UL" .

Jika ditulis seperti ini #define hidup PORTB|=_BV(PB3) maka setiap kita menulis  " hidup; " pada syntax maka akan terjadi kejadian pada port B3 akan menjadi "high" atau kalau dikasi LED akan menyala. Kenapa? karena syntax hidup telah diartikan sebagai syntax PORTB|=_BV(PB3) yang merupakan syntax untuk menghidupkan port B3.

Berguna banget apabila kita menggunakan perulangan "kondisi" yang banyak sehingga menyingkat dalam penulisan dan mempermudah proses tracing atau debuging error(kesalahan) syntax serta jalannya dari program yang diinginkan.


#include "nama.file"

Bagian ini untuk melakukan penyertaan compiling kepada file-file external. Contoh yang paling gampang adalah #include <avr/io.h> dimana compiler akan menyertakan directory pada instalasi WINAVR pada folder "include/avr" . File io.h merupakan file yang berisikan definisi port input output yang disesuaikan dengan jenis IC microcontroller yang digunakan. Include yang lain juga sangat berguna dan disesuaikan dengan kebutuhan, contohnya delay.h yang berhubungan dengan delay, interrupt.h yang berhubungan dengan interupt, string.h yang berhubungan dengan operasi string dan lain sebagainya. Untuk itu dapat dibaca pada website WINAVR di : http://winavr.sourceforge.net.

Untuk file include yang menggunakan tanda petik merupakan penyertaan file lokal yang diletakkan di folder atau direktori yang sama dengan direktori project


int variabel;

Untuk menyimpan suatu nilai pada memory maka diperlukan pemesanan lokasi variabel terlebih dahulu. GCC memiliki cara dinamis untuk menempatkan memory sehingga memudahkan dalam penyusunan. Variabel ini tentunya harus diberitahukan jenisnya sehingga dapat dipesankan sesuai kebutuhan. Contoh dari type variabel yang sering digunakan adalah seperti berikut :

- unsigned : menyatakan kalau type variabel berupa 8 bit sehingga nilainya antara 0-255, sama seperti char
- int : integer, merupakan memory 16 bit memiliki nilai antara -32768 sampai + 32767

ada beberapa type integer yang dapat diambil dengan menggunakan #include <inttypes.h>

- uint8_t  : 8 bit
- uint16_t: 16 bit
- uint32_t: 32 bit

sebagai contoh kita akan menyompan data karakter huruf, cukup dengan menggunakan unsigned char atau char saja karena karakter ascii merupakan data dengan lebar 8 bit. Sedangkan untuk perhitungan timer 16 bit maka sebaiknya menggunakan uint16_t yang memiliki lebar data 16 bit dan selalu bernilai positif.



bersambung di part#2
Share:

Senin, 26 November 2012

JOULE THIEF : Menghidupkan LED dengan 1 Baterai 1,5V



Ga mungkin ahh ? kan LED biasanya hidup dengan 2 baterai 1,5v  ..


Jangan bingung...rangkai saja seperti gambar skematik berikut



Bahan- bahan mudah didapat, kumparan di peroleh dari bekas lampu hemat energi atau bekas power supply komputer. Kumparan sebelah kanan jumlah lilitannya banyak, sedangkan kumparan sebelah kiri lilitannya kecil. Jadi cara simple nya adalah melilitkan kawat enamel atau kabel tipis diantara lilitan bekas kanibal. Ingat lilitan sebaiknya memiliki inti ferit/ toroida didalamnya. Komponen lainnya cukup mudah didapat, transistor yang digunakan merupakan transistor NPN yang umum dan (BC 327 , 2N2222 dsb)


SELAMAT MENCOBA
Share:

Minggu, 10 Juni 2012

Operasi geser Byte pada Win-AVR GCC untuk AVR microcontroller

Byte, bit, mega byte, giga byte ...itu hanya susunan 101010101010 loooo..
ah..cuma 2 angka ...eitt..jangan sepelekan...ini adalah penemuan paling brilian abad ke 20 yg memungkinkan kita bermain game , PC, internet blaa..blaaa....tanpa berlama-lama langsung kita goyang teory & operasi byte pada microcontroller dan bahasa C (win Avr)


"ingat , Micro AVR itu 8 bit ! , jadi semua data berpola 00000000-11111111" 


Kita akan mengambil contoh AVR yg paling sering digunakan pada blog ini yaitu ATTINY 2313
attiny2313dip.jpg (877×525)

ukuran memory FLASH (program) adalah 2kbyte (2048 byte), RAM 128 Byte dan EEPROM 128 byte juga.
Port input/output berjumlah 18 (Max) dengan register I/O A, B  dan D (paling umum digunakan register I/O B & D)IO port B berjumlah 8 (PB0-PB7) dan D berjumlah 7(PD0-PB6)  sedangkan portA jarang digunakan karena berhubungan dengan xtal dan reset.

attiny2313isp.jpg (530×291)


Operasi byte berguna saat melakukan perubahan register, memory dan juga input output. Semisal kita ingin melakukan setting PORT D menjadi output semua, maka kita tuliskan di listing seperti ini :

DDRD=0b1111111;
atau
DDRD=0x7F;
atau
DDRD=127;


begimana kalo ingin membuat port D0 input, port D2 output port D6 output ...gampang ...kita bikin aja seperti ini :

DDRD=0b1000010;

tapi tiba-tiba ditengah tengah program, ada pin yg ingin kita ubah menjadi fungsi yg berbeda tanpa menghiraukan bit yg lainnya? sebenernya bisa aja kita pake cara yg tadi...tapi percaya deh, cara ini lebih gampang dan akan berguna suatu saat nanti

semisal....kita ingin hanya memperhatikan port D3 sebagai output , yg laen gua ga peduli ...begini caranya: 

GESER YUKKK....

kita memanfaatkan angka 1 dimana 1 secara biner juga dipanggil 0b0000001. Jika kita ingin merubah port D3 sebagai output maka kita perlu menuliskan :

DDRD=0b0001000; 

hubungan antara 0b0000001 dan 0b0001000  adalah bergesernya bit 1 dari paling kanan ke 3 posisi disebelah kiri. Secara aritmetika binner dan bahasa C , operasi ini dapat dipanggil dengan :

 (1<<3)

artinya angka 1 digeser 3 kali ke kiri...dapet deh.. trus gimana jika kita ingin mengubah jadi input..ya sama aja kita geser aja nilai 0 ke kiri 3 kali (0 <<3) , tapi cara ini tidak elegan menurut para programmer. 

nah ... operasi diatas hanya bisa dilakukan jika nilai yg laennya 0 dan dilakukan di awal inisialisasi program, jika dilakukan ditengah2, kita perlu melakukan operasi laen yaitu operasi exclusive or (XOR) dan negasi AND. Cara ini efektif jika kita ingin merubah suatu register di posisi selaen awal program (semisal berubah ditengah2)

semisal kita pengen ngidupin led di port 4 dan 6  aja, tanpa menghiraukan port laen, kita tulis seperti ini :       

PORTD |=(1<<4) | (1<<6); 


sedangkan jika kita ingin mematikan LED di port 2 & port 5 maka yg kita tulis seperti ini (cara ini yg disarakan):

PORTD &=~(1<<2) & ~(1<<3); 


nah...hal ini berfungsi banget jika inisialisai register2 yg rumit didalam AVR, seperti contoh inisialisai timer berikut :


   TCCR1B |= (1 << WGM12); // Configure timer 1 for CTC mode
   TIMSK |= (1 << OCIE1A); // Enable CTC interrupt 
   OCR1A  = 62499; //compare the CTC A 1 sec
   TCCR1B |= (1 << CS11)|(1 << CS10); // Start timer at Fcpu/64


jadi kita tidak pusing-pusing lagi menyusun bit satu persatu, hanya perlu mencari nama register yg perlu di on / off ( 1/ 0)   kan ...beress dahhh...simple bukan ?


SELAMAT MENCOBA

Share:

Kontak Penulis



12179018.png (60×60)
+628155737755

Mail : ahocool@gmail.com

Site View

Categories

555 (8) 7 segmen (3) adc (4) amplifier (2) analog (19) android (12) antares (8) arduino (26) artikel (11) attiny (3) attiny2313 (19) audio (5) baterai (5) blog (1) bluetooth (1) chatgpt (2) cmos (2) crypto (2) dasar (46) digital (11) dimmer (5) display (3) esp8266 (25) euro2020 (13) gcc (1) iklan (1) infrared (2) Input Output (3) iot (58) jam (7) jualan (12) kereta api (1) keyboard (1) keypad (3) kios pulsa (2) kit (6) komponen (17) komputer (3) komunikasi (1) kontrol (8) lain-lain (8) lcd (2) led (14) led matrix (6) line tracer (1) lm35 (1) lora (7) MATV (1) memory (1) metal detector (4) microcontroller (70) micropython (6) mikrokontroler (1) mikrokontroller (14) mikrotik (5) modbus (9) mqtt (3) ninmedia (5) ntp (1) paket belajar (19) palang pintu otomatis (1) parabola (88) pcb (2) power (1) praktek (2) project (33) proyek (1) python (7) radio (26) raspberry pi (4) remote (1) revisi (1) rfid (1) robot (1) rpm (2) rs232 (1) script break down (3) sdcard (3) sensor (2) sharing (3) signage (1) sinyal (1) sms (6) software (18) solar (1) solusi (1) tachometer (2) technology (1) teknologi (2) telegram (2) telepon (9) televisi (167) television (28) transistor (2) troubleshoot (3) tulisan (93) tutorial (108) tv digital (6) tvri (2) vu meter (2) vumeter (2) wav player (3) wayang (1) wifi (3)

Arsip Blog

Diskusi


kaskus
Forum Hobby Elektronika