Semua Tentang Belajar Teknologi Digital Dalam Kehidupan Sehari - Hari

Rabu, 29 Maret 2017

Kuliah Salah Kaprah ... Buang-buang Duit ? Jalani Saja Prosesnya



Sinetron legendaris Si Doel Anak Sekolahan kembali diputar pagi hari di RCTI, walau mungkin ini re-run ke 10 kalinya dalam ingatan saya akan tetapi tetap saja saya menontonnya. Mungkin karena ingin nostalgia atau juga balas dendam karena saat sinetron ini diputar, RCTI belum nongol di kampung saya . Untuk beli parabola keluarga saya belum mampu waktu itu, jadinya hanya menjadi pendengar saja saat teman-teman sekolah membahasnya pagi-pagi sebelum kelas dimulai,

Si doel dimarahin babe saat ketahuan cuman jadi sopir, adegan lainnya si doel dilarang ikut jadi makelar tanah atau jadi pedagang dipasar. Babe salah ? Ya ada benarnya juga kalau si babe mengalami kesusahan jaman tahun 60-70 an dimana menjadi wirausahawan identik dengan dagang di pasar yg becek, makelar tanah identik dengan tipu menipu dan percaloan dan memang benar menjadi orang kantoran sangat kontras.... baju rapi tiap hari, berdasi kinclong, wah enak bener tiap bulan mendapat setoran rutin berupa GAJI.

Lalu babe pernah memarahi si doel dan mengungkit-ungkit berapa hektar tanah yang di habiskan untuk membiayai si doel, enakan dibuat ongkos naik haji nya babe sama enyak . Dalam hal ini saya tergelitik dengan pertanyaan ini : si doel kuliahnya dimana sih ?Tahun 90an yg seingat saya biaya kuliah super murah dan banyak beasiswa yg bisa menjadi modal kuliah. Mungkin babe harus jual pulau kalau si doel kuliah tahun 2010-an. Pantesan aja si doel ditolak kerja dimana-mana mungkin saja ijazahnya dari kampus swasta yang gak terakreditasi..bayangkan lulusan ITS tahun 90an rata-rata jadi penggede di perusahaan mana-mana saja alias sukses, karena jaman segitu memang almamater sangat menentukan diterima atau tidaknya di perusahaan. Bayangin deh tahun 2010an dimana lulusan sekelas ITB harus bersaing dengan kampus mana saja karena akreditasi semakin menyama-ratakan kampus negeri dan swasta.


SEKOLAH KEDINASAN




Nah ini nih yang menjadi pertanyaan lanjutan jika sketsa si doel dibuat dalam kehidupan nyata. Keluarga sabeni tinggal di pinggiran jakarta yang notabene informasi mestinya lebih cepat dan akurat, kali ini mengenai sekolah yg langsung kerja alias kedinasan. Seingat saya jaman 90an itu, di kota kecil di utara Bali , musim ebtanas atau sekarang UN pasti bertebaran brosur-brosur kampus kedinasan yg ditempel di majalah dinding sekolah. Si Doel sekolahnya di kolong jembatan kali ya ?

Babe mungkin bisa naik haji juga jika Si Doel masuk STAN atau STIS yg kampusnya ada di jakarta, karena kampus ini bisa dibilang "gratis" jaman 90-an, apalagi ga' perlu ongkos pemondokan atau kost dan  pulang kampung cuman naik oplet juga sampe, bayangin tuh anak dari makassar atau papua jaman segitu berhari-hari naik kapal laut kalau mau pulang kampung dari jakarta.

Habis lulus kuliah mungkin si doel ga perlu dimarahin babe lagi karena dia sudah langsung diterima kerja di kantor-kantor pemerintahan dan satu lagi BERDASI ! Ironi sekali dengan keadaan tahun 90an atau mungkin si doel setingnya salah lokasi ya ? Pas nya tu sinetron Si Doel anak sekolahan lokasinya di Halmahera atau Gorontalo ..nah ini cocok jika di hubungkan dengan kejadian asli di dunia nyata..bukan untuk kepentingan TV yaa....bukan...kalau TV kadang logika ga maen yg penting rating bagus !


IDEALISME KEBABLASAN




Entah si doel aktivis kampus atau penghuni LAB ga dijelaskan di sinetronnya yg pasti si doel rajin mengaji dan belajar silat. Nah berarti si doel jarang di kampus kalau begini (menurut saya) dan ini sedikit menjelaskan kenapa dia susah mendapat pencerahan karena idealisme lulusan teknik mesin harus bekerja di lingkungan industri dan pabrik. Bahkan ketika ditawarin si bule HANS untuk mengurusi export import, si doel pun menolak . Katanya bukan bidangnya ...lhaa export import mesin-mesin pabrik dan sparepartnya kan nyerempet dikit-dikit juga, lagian keahlian di bidang permesinan bisa jadi kelebihan karena bisa langsung tau kualitas barang yg di beli atau yg akan dijual.

Tidak mau mempelajari hal diluar bidang keahlian itu sama saja bunuh diri jaman sekarang. Coba aja si doel th 2000an hanya tau mesin tapi ga bisa nguasai komputer ya bunuh diri namanya sebab desain permesinan sudah FULL computerized begitu juga kontrol-kontrolnya. Apa salahnya belajar mengenai personalia alias ketenaga kerjaan toh akhirnya di pabrik berhubungan dengan buruh-buruh yg menjadi anak buahnya, bisa-bisa tiap hari demo tuh si buruh karena ditekan seperti robot.

Ujung dari suatu pekerjaan adalah nilai ke-ekonomisannya juga dan ini juga harus dikuasai. Tentunya si doel ga mau kan dipekerjakan sebagai insinyur yg kerja 12 jam yg sesuai passion tapi pulang dapat duit sedikit ? Apa bedanya dengan bekerja sebagai supir ? Ah jadi ngelantur, intinya jangan terkotak pada idealisme sempit....jika idealis jadi akademisi aja alias dosen, dijamin ketemunya itu-itu aja dan pasti sesuai dengan ilmu saat kuliah.


BUANG-BUANG DUIT MENJADI AKTIVIS KAMPUS




Mana ada orang tua yg mau mengirim anaknya ke kampus untuk menjadi aktivis kampus, bahkan orang tua sekelas penggede partai pun ga bakalan mau. Padahal kalau di teliti lebih dalam, awal dari pejabat-pejabat yg di DPR sana umumnya kan aktivis juga. Trus apa salahnya menjadi aktivis ?

Aktivis..pembela rakyat kecil ...Rakyat Bersatu Tak Bisa Dikalahkan ! Itu kira-kira yang sering dilontarkan saat demo. Tapi jangan lupa lulus kuliah yaa.. Lalu orang tua yg anaknya jadi aktivis umumnya berpikiran ..."Mau Jadi Apa Kamu Setelah Lulus  ?  Tiap Hari Demo."..Eitsss aktivis bakal di incar head hunter alias personalia pencari calon pekerja lhhooo.. Kenapa ? Mungkin ini alasannya:

  • Terbiasa mengorganisasi dan memimpin masa
  • Senang berada dalam tekanan
  • Lantang berbicara di depan publik
  • Teman nya buaaanyakkkk

Jadi orang tua jangan kawatir anak anda menjadi aktivis kampus.. cuman sering-sering saja mengingatkan kalau tujuan utama kuliah adalah "Lulus Kuliah "



JALANI SAJA PROSES NYA



Kenapa sih harus kuliah kalau hanya tamat SMK saja sudah bisa bekerja ? Mungkin yg bertanya seperti ini ga paham tentang "jaring" ilmu...semakin banyak ilmu maka seperti nelayan ber jaring pukat harimau maka semakin besar kesempatan mendapatkan ikan lebih banyak. Lulusan SMK mungkin harus menebar jaring di tempat yg sudah pasti banyak ikannya. Sedangkan orang yang kuliah sampai kepalanya botak semua bisa menempatkan jaringnya dimana ikannya sedikit tapi dengan akalnya menggunakan perangkat "GPS dan Fish Finder" akhirnya jaringnya meraup ikan yang lebih banyak dan orang lain gak ada yg mengetahuinya. Bahkan para lulusan kampus ini kemungkinan menjadi BOS bagi orang yg pendidikannya hanya SMK.

Jadi ikuti saja prosesnya dengan baik , karena dari berani ber "proses" inilah kunci kesuksesan. Rejeki udah ada yg ngatur tapi masa depan siapa tahu....

Pakai prinsip sederhana saja untuk menyikapinya:

Punya Uang Ya Kuliah di Kampus yg Bagus, Luar Negeri aja sekalian ..kenapa tidak ?
Ga punya uang ya sekolah SMK cukup..skill di perbanyak
Nakal dikit..carilah teman (baik) yg banyak, pergaulan baik akan menyelamatkanmu saat dewasa

Niscaya petuah orang-orang lama ini akan berguna dikemudian hari

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Kontak Penulis



12179018.png (60×60)
+628155737755

Mail : ahocool@gmail.com

Site View

Categories

555 (8) 7 segmen (3) adc (4) amplifier (2) analog (19) android (12) antares (8) arduino (26) artikel (11) attiny (3) attiny2313 (19) audio (5) baterai (5) blog (1) bluetooth (1) chatgpt (2) cmos (2) crypto (2) dasar (46) digital (11) dimmer (5) display (3) esp8266 (25) euro2020 (13) gcc (1) iklan (1) infrared (2) Input Output (3) iot (58) jam (7) jualan (12) kereta api (1) keyboard (1) keypad (3) kios pulsa (2) kit (6) komponen (17) komputer (3) komunikasi (1) kontrol (8) lain-lain (8) lcd (2) led (14) led matrix (6) line tracer (1) lm35 (1) lora (7) MATV (1) memory (1) metal detector (4) microcontroller (70) micropython (6) mikrokontroler (1) mikrokontroller (14) mikrotik (5) modbus (9) mqtt (3) ninmedia (5) ntp (1) paket belajar (19) palang pintu otomatis (1) parabola (88) pcb (2) power (1) praktek (2) project (33) proyek (1) python (7) radio (26) raspberry pi (4) remote (1) revisi (1) rfid (1) robot (1) rpm (2) rs232 (1) script break down (3) sdcard (3) sensor (2) sharing (3) signage (1) sinyal (1) sms (6) software (18) solar (1) solusi (1) tachometer (2) technology (1) teknologi (2) telegram (2) telepon (9) televisi (167) television (28) transistor (2) troubleshoot (3) tulisan (93) tutorial (108) tv digital (6) tvri (2) vu meter (2) vumeter (2) wav player (3) wayang (1) wifi (3)

Arsip Blog

Diskusi


kaskus
Forum Hobby Elektronika