Semua Tentang Belajar Teknologi Digital Dalam Kehidupan Sehari - Hari

  • IC Timer 555 yang Multifungsi

    IC timer 555 adalah sirkuit terpadu (chip) yang digunakan dalam berbagai pembangkit timer, pulsa dan aplikasi osilator. Komponen ini digunakan secara luas, berkat kemudahan dalam penggunaan, harga rendah dan stabilitas yang baik

  • Ayo Migrasi TV Digital

    Kami bantu anda untuk memahami lebih jelas mengenai migrasi tv digital, apa sebabnya dan bagaimana efek terhadap kehidupan. Jasa teknisi juga tersedia dan siap membantu instalasi - setting perangkat - pengaturan antena dan distribusi televisi digital ke kamar kos / hotel

  • Bermain DOT Matrix - LOVEHURT

    Project Sederhana dengan Dot Matrix dan Attiny2313. Bisa menjadi hadiah buat teman atau pacarmu yang ulang tahun dengan tulisan dan animasi yang dapat dibuat sendiri.

  • JAM DIGITAL 6 DIGIT TANPA MICRO FULL CMOS

    Jika anda pencinta IC TTL datau CMOS maka project jam digital ini akan menunjukkan bahwa tidak ada salahnya balik kembali ke dasar elektronika digital , sebab semuanya BISA dibuat dengan teknologi jadul

  • Node Red - Kontrol Industri 4.0

    Teknologi kontrol sudah melampaui ekspektasi semua orang dan dengan kemajuan dunia elektronika, kini semakin leluasa berkreasi melalui Node Red

Jumat, 29 Maret 2024

[RTL-SDR] Bosan dengerin cuap-cuap? Ayo main lebih jauh dengan GNU RADIO

 


SDR# Airspy sudah bosen, frekuensi polisi udah ketemu sampai tau update kegiatan mereka. Lalu liat decoding DMR juga ketemunya orang di gudang ekspedisi ngobrolin hal yg gak paham. Selanjutnya apa ya yang menarik untuk dibahas? 

 Ehh kebetulan nih saya sedang getol-getolnya menyambung pembelajaran lora dikampus unesa surabaya. Ada beberapa anak yang skripsi nya mengenai lora sedang saya bimbing dan ada anak magangnya juga. Ini juga yang menyebabkan saya membeli dongle rtl2832 merek Epro yang katanya KW. 

 

 

 Saya ingin membaca sinyalnya lora, dan memang berhasil membaca sak-"klebat "-an chirp lora di waterfall SDR#. Lalu kalau saya ingin men-decode-nya saya harus gimana? Inilah kemudian memutuskan saya untuk meng-eksplor lebih jauh menggunakan GNU RADIO.


Untuk menggunakan gnu radio, maka mau tidak mau saya harus menggunakan OS linux yang kebetulan PC saya terdapat distro paling umum Ubuntu didalamnya. Ya langsung saja saya install package Gnu-radio beserta driver RTL-SDR yang saya pakai. Langkahnya seperti ini kira kira:


Install melalui terminal, luangkan waktu sejenak dan internet yang kencang:    

 

sudo apt-get install gnuradio

 

Setelah itu kita diharuskan menginstall driver RTL-SDR yang sesuai agar tidak menggunakan mode DVBT, dibuat oleh osmocom jerman. Langkahnya seperti ini :


git clone https://gitea.osmocom.org/sdr/gr-osmosdr
cd gr-osmosdr/
mkdir build
cd build/
cmake ../ DINSTALL_UDEV_RULES=ON -DDETACH_KERNEL_DRIVER=ON
make
sudo make install
sudo ldconfig

 

Jika sudah selesai maka bisa melakukan test dengan perintah  $ rtl_test



Jika layar terminal tadi belum muncul seperti gambar diatas, mungkin butuh menambahkan  baris text ini  di /etc/modprobe.d/blacklist.conf

 

blacklist dvb_usb_rtl28xxu 

 


Gunakan : sudo nano /etc/modprobe.d/blacklist.conf agar lebih mudah mengeditnya.


Selanjutnya apa ya ? Kamu bisa menggunakan IDE Drag & Drop dari gnuradio companion ( $ gnuradio-companion ) untuk menambahkan semua komponen perangkat SDR. Sedikit njlimet dan saya akan memulai pada memperkenalkan Gnu Radio Companion  untuk menyetel frekuensi radio FM. silahkan di baca bagian selanjutnya ya..





Share:

Kamis, 28 Maret 2024

[RTL-SDR] Teknologi Radio Analog Jadul, Dapat Apa Sih di 2024 ?

 



Jadul amat di tahun 2024 main radio analog ? Hellukk jangan gitu dong, semua yang telah menjadi digital (saat tulisan ini disusun), juga berasal dari analog lhoo... Namun karena memang kebutuhan akan frekuensi sebagai sumber daya alam terbatas, maka dengan hadirnya ilmu digital, menjadikan pemanfaatan spektrumnya menjadi lebih efieien. GSM 5G yang kalian pakai sekarang juga diawali oleh teknologi selular AMPS di tahun 90an yang kemudian dengan kebutuhan yang meningkat dapat dilayani oleh sistem digital GSM dengan lebih bagus. Kita akan bahas secara pelan dilain kesempatan, dan kali ini saya akan berbagi dapat apa sih pada frekuensi radio di wilayah saya  ?

Namun pertama kita lihat dulu pembagian spektrum frekuensi radio yang dibagi oleh ITU dan dilokalkan di Indonesia oleh Kominfo.  



Wikipedia menulis seperti ini :

  • Tremendously low frequency (TLF): < 3 Hz: >100.000 km: Natural Electromagnetic Noise
  • Extremely Low Frequency (ELF): 3 – 30 Hz: 10.000 – 100.000 km: Submarines
  • Super Low Frequency (SLF): 30 – 300 Hz: 1.000 – 10.000 km: Submarines
  • Ultra Low Frequency (ULF): 300 – 3.000 Hz: 100 – 1.000 km: Submarines, mines
  • Very Low Frequency (VLF): 3 – 30 kHz: 10 – 100 km: Navigation, time signal, Submarines, heart rate monitor
  • Low Frequency (LF): 30–300 kHz: 1 – 10 km: Navigation, time signal, Radio AM (long wave), RFID
  • Middle Frequency (MF): 300 – 3.000 KHz: 100 – 1.000 m: Radio AM (medium wave): (Banyak digunakan dalam radio siaran swasta niaga)
  • High Frequency (HF): 3 – 30 MHz: 10 – 100 m: Short wave Broadcast, RFID, radar, Marine and Mobile radio telephony: (Banyak dipakai untuk hubungan ke tempat yang jauh/ terpencil.)
  • Very High Frequency (VHF): 30 – 300 MHz:1 – 10 m: Radio FM, Television, Mobile Communication, Weather Radio: (Banyak digunakan untuk kepentingan hubungan jarak dekat)
  • Ultra High Frequency (UHF): 300 – 3.000 MHz: 10 – 100 cm: Television, Microwave device / communications, mobile phones, wireless LAN, Bluetooth, GPS, FRS/GMRS: (Banyak digunakan untuk kepentingan hubungan jarak dekat)
  • Super High Frequency (SHF): 3 – 30 GHzv: 1 – 10 cm Microwave device / communications, wireless LAN, radars, Satellites, DBS: (Banyak digunakan untuk tererstrial dan satelit )
  • Extremely High Frequency (EHF): 30 – 300 GHz: 1 – 10 mm High Frequency Microwave, Radio relay, Microwave remote sensing: (Banyak digunakan untuk tererstrial dan satelit )
  • Tremendously High Frequency (THF): 300 – 3.000 GHz: 0.1 – 1 mm: Terahertz Imagin, Molecular dynamics, spectroscopy, computing/communications, sub-mm remote sensing.


Sedangkan untuk radio amatir milik Orari maupun Rapi memiliki band plan seperti berikut :


klik / download gambar untuk lebih jelas


Lalu apakah yang bisa saya lakukan untuk mengetes apakah dongle usb RTL-SDR yang katanya kw ini bekerja atau tidak ? Mari kita tuning ke stasiun radio FM terdekat dan jangan lupa sambungkan antena seperti yang sudah saya bahas disini.




Untuk modulasi paling umum ada 2 yaitu AM dan FM, dimana AM biasanya digunakan oleh perangkat radio dibawah 80Mhz dan juga yang masih menggunakan nya adalah airband / komunikasi bandara dan pesawat di 108 - 137Mhz. Selebihnya komunikasi lebih bagus menggunakan FM termasuk radio amatir analog maupun digital. Saya beri contoh hasil capture radio AM broadacst dan amatir di rentang frekuensi medium wave  dari penerima SDR Airspy di australia, yang terhubung ke network SDR#.




Sedangkan yang menarik kalau di amerika ada banyak radio broadcast yang masih mengudara di jalur short wave seperti Indonesia tahun 80-90an (jaman saya remaja). Dan di amerika sana ada stasiun radio timer / penanda waktu WWV yang masih mengudara di frekuensi 2, 2.5, 5, 10 dan 15 MHz. Rekamannya seperti dibawah ini.




Sedangkan di Surabaya sini penggunaan frekuensi masih cukup banyak oleh instansi pemerintah, tni, kereta api, satpam dan lain sebagainya. Kebetulan saya tinggal dekat pelabuhan tanjung perak maka saya sering mendengar percakapan antara tower pelindo dengan kapal yang mau sandar di dermaga, atau kantor ekspedisi kontainer. Kode-kode yang mereka gunakan masih membuat saya tertawa namun masih cukup seru untuk disimak.




Untuk frekuensi lainnya yang pernah saya scan adalah percakapan kereta api yang akan sampai (menggunakan radio lokomotif) ke PPKA di pasar turi.


Jaman sekarang telah hadir juga perangkat radio amatir digital, sehingga butuh encoder khusus untuk mendengarkannya.



Sebenernya masih banyk lagi hasil scanning saya, dari mulai tukang sapu jalan (DLH SURABAYA), kepolisian, markas TNI AL dan yang kadang menjengkelkan ada pengguna radio amatir yang kadang menyetel lagu sambil karakoean di frekuensi amatir. Gak ada kerjaan kali ya....

Share:

Selasa, 26 Maret 2024

[Modbus] Menampilkan Sensor Suhu Infra Red ke Matrix P10

 



Sambungan dari praktek membaca sensor suhu infra red RS-WD-HW-N01 yang saya bahas sebelumnya disini , saya akan ajarkan bagaimana menampilkan suhunya di dot matrix display P10. Display dot matrix ini paling umum digunakan di layar sekolah, toko, masjid dll, ini sangat banyak yang membahas di blog maupun youtube, dengan harga yang sangat murah (menyebabkan 10 tahun lalu saya berhenti jadi pengrajin display led matrix), namun kali ini kebetulan ada proyek dan akan saya bagi ilmunya secara perlahan.


PINOUT 



Pinoutnya berupa header 2x8 dan beberapa seller online shop diluar sana menjual header converter ke arduino uno seperti gambar diatas. Jika ingin buat sendiri tentunya tidak akan menjadi kesulitan. Untuk tegangan 5 volt sebaiknya diberikan terpisah dari arduino dengan adaptor 5v yang mempunyai ampere lebih tinggi.



LIBRARY


Library asli dibuat oleh produsen aslinya yaitu FREETRONICS dan dapat di unduh disini. Pemilihan portnya berbasiskan port SPI dimana akan memanfaatkan 2 pin MOSI (13) dan SCK (11). Sedangkan pemilihan pin OE (output enable) harus berhubungan dengan timer1 sehingga kakinya jangan dirubah dari nomer 9.




Untuk menambahkan font yang lebih keren, beberapa pengembang elektronika mikrokontroller di Indonesia berkreasi dengan library DMD3 yang bisa di googling sendiri. 


 SCRIPT 


Saya bagi aja langsung dan semoga bermanfaat untuk belajar kalian maupun tugas di sekolah/kampus.


/*      Sensor Suhu Infra merah
       Tampilan ke Led Matrix P10   
	type : RS-WD-HW-N01 RS485
	www.aisi555.com
	ahocool@gmail.com
*/

#include "BIG7SEGMENT.h"
#include "DMD3.h"
#include "DejaVuSans9.h"
#include "bmz9.h"
#include "bmz6x7.h"

#include <SoftwareSerial.h>
SoftwareSerial mod(12, 10); // RX (A) , TX (B) ke rs485 sensor 


DMD3 display (1,1);


byte baca[] = {0x01, 0x03, 0x00, 0x00, 0x00, 0x01, 0x84, 0x0A};//perintah baca suhu


byte bufferDataModbus[18];
byte *ptr;

int incomingByte ;

int suhune, puluhan, satuan;

bool terima = false;
unsigned long previousMillis = 0;


char dmdBuff1[10]; //Suhu Digit Depan koma
char dmdBuff2[10]; //belakang koma


void scan()
{
    display.refresh();
}

void setup() {
  Serial.begin(9600);
  Serial.println(F("Sensor infra red ke p10"));
  Serial.println(F("http://www.aisi555.com"));
  Serial.println();
 
  mod.begin(4800);
  ptr = bufferDataModbus;

    Timer1.initialize(1350);
    Timer1.attachInterrupt(scan);
    Timer1.pwm(9,255);
 
}

void loop() {
 unsigned long currentMillis = millis();
 
  if(currentMillis - previousMillis >= 5000) {
    // timer baca sensor tiap 5 detik 
    previousMillis = currentMillis;   
    //kirim perintah ke modbus baca suhu
   mod.write(baca, sizeof(baca));

   
   
    }

  //check modbus timeout
  long millisResponModbus = millis() + 1000;
  while (!mod.available())
  {
    if (millisResponModbus < millis())
    {
      break;//timeout
    }
  }
 
 // baca data serial yang masuk dari modbus lalu simpan pada pointer
  while (mod.available())
  { 
    byte b = mod.read();
    *ptr++ = b;
    Serial.print("0x");
    Serial.print(String(b, HEX));
    Serial.print(" ");
    delay(2);
    terima = true;
  }


if (terima){
	ptr = bufferDataModbus;

	suhune = (ptr[3] *256) + ptr[4];
	puluhan = suhune / 10;
	satuan = suhune % 10;

	Serial.print("Suhu = ");
	Serial.print(puluhan);
	Serial.print(",");
	Serial.print(satuan);
	Serial.println(" Celcius");

	memset(bufferDataModbus, 0x00, sizeof(bufferDataModbus));
	terima =false;

    display.clear();

    //tulis suhu ke p10
    display.setFont(BIG7SEGMENT);
    sprintf(dmdBuff1, "%.2d", puluhan);
    sprintf(dmdBuff2, "%.1d", satuan);

    display.drawText(0, 0, dmdBuff1);
    display.setFont(bmz9);
    display.drawText(26, -1, "C");
    display.drawRect(22,1,24,3,1);

    display.setFont(bmz6x7);
    display.drawRect(22,13,23,14,1);
    display.drawText(25, 8 , dmdBuff2);
}


}

Share:

[RTL-SDR] Perkenalan dunia radio dengan dongle usb ePro - Fitipower - FC0012

 




Tulisan saya mengenai topik radio RTL-SDR ini mungkin terkesan " kok baru sekarang ?" padahal sejak 2010an saya sudah menjadi pembaca setia di forum internet mengenai SDR, terutama di forum kaskus saat itu. Namun karena memang topiknya entah sudah bosen, wajar saja saat itu saya bekerja di vendor perangkat telco, maka hal ini hanya menjadi selingan bacaan seru melihat para kaskuser rakom berhasil membuat SDR sederhana, menggunakan sound card sebagai ADC nya dan radionya bekerja di frekuensi HF 80m band. Seru sekali saya melihatnya sampai suatu ketika saya menemukan website websdr.

WEBSDR merupakan website yang menyediakan kumpulan penghobi atau lab di kampus yang menyediakan perangkat DSR berbasis DSP/FPGA dan kemudian di share ke pengguna melalui online. Jadi saat itu ketika melihat alat DSP nya mereka canggih-canggih membuat nyali ciut, walau saya familiar dengan FPGA namun kemudian saya berpikir toh dengan klik mouse saja sudah bisa merasakan berselancar ke berbagai radio analog di seluruh dunia. Mulai dari siaran broadcast sampai ke radio milik polisi di belanda sana. Seru deh, coba aja berkunjung.



Gambar diatas bukan iklan di blog saya ya, namun memang saya ketemukan suatu ketika saya browsing dan terkejut ada yg menjual RTL-SDR dongle dengan harga lumayan tidak masuk akal. Padahal sekitar 5 tahun sebelumnya saya melihat dongle yang "asli" walau sebenarnya adalah TV tuner DVBT dijual masih cukup mahal. Ini 65 ribu bedanya apa ya ? Jika kalian penasaran saya kasi spoiler bedanya ya..




Dongle DVBT yang warna biru itu menjadi incaran saya sejak lama karena merupakan dongle bikinan realtek yang asli dan bisa dioprek menjadi penrima radi dari frekuensi 25Mhz -1700Mhz . Sedangkan yang sebenarnya yang ditawarkan oleh penjual di olshop ini adalah yang sebelah kanan, jelasnya bentuknya begini.



Larilah saya ke bagian komentar dan rating, dan ya memang ada yang puas karena murahnya tentu, dan ada yg teriak karena dianggap seller telah menipunya. Namun ada juga yang bilang kalau sesuai harga karena frekuensi responsenya dari 25-980 Mhz saja. Googling lagi dan web rtl-sdr memang memberi warning akan penipuan dongle rtl-sdr KW yang ternyata berbeda di chipset tunernya, walau sama-sama menggunakan chip DSP RTL2832U. Yang asli menggunakan tuner produk rafael micro sedangkan yg epro ini menggunakan fitipro fc0012. Keputusan saya? PENCET ORDER AJA !  





Dan datanglah barangnya lalu saya coba dengan menggunakan berbagai resource internet yang ada, dan bagi pemula saya sarankan menggunakan SDR# (sdr sharp) sebagai software sdr nya dan menginstall driver dari file yang diberikan (berbasis zadig). Saya gak akan menjelaskan lagi karena banyak sekali blog dalam maupun luar serta video youtube yang menjelaskan langkah instalasi. 



Lalu yang sangat krusial adalah pemilihan antena, dan kebetulan setahun ini saya telah bergelut dengan berbagai antena selama migrasi tv digital, dan saya colokkan aja ke dongle usb ini karena memang colokannya cocok berupa jack tv RG6. Hasilnya bagaimana ?




Tulisan pembukaan ini akan pendek saja, lain kali akan saya bagi berbagai pengalaman eksplorasi dongle ini terutama berhubungan dengan DAB (digital radio) dan DMR ( Digital Mobile Radio).


 

Share:

Kontak Penulis



12179018.png (60×60)
+628155737755

Mail : ahocool@gmail.com

Site View

Categories

555 (8) 7 segmen (3) adc (4) amplifier (2) analog (19) android (12) antares (8) arduino (26) artikel (11) attiny (3) attiny2313 (19) audio (5) baterai (5) blog (1) bluetooth (1) chatgpt (2) cmos (2) crypto (2) dasar (46) digital (11) dimmer (5) display (3) esp8266 (25) euro2020 (13) gcc (1) iklan (1) infrared (2) Input Output (3) iot (58) jam (7) jualan (12) kereta api (1) keyboard (1) keypad (3) kios pulsa (2) kit (6) komponen (17) komputer (3) komunikasi (1) kontrol (8) lain-lain (8) lcd (2) led (14) led matrix (6) line tracer (1) lm35 (1) lora (5) MATV (1) memory (1) metal detector (4) microcontroller (70) micropython (6) mikrokontroler (1) mikrokontroller (14) mikrotik (5) modbus (9) mqtt (3) ninmedia (5) ntp (1) paket belajar (19) palang pintu otomatis (1) parabola (88) pcb (2) power (1) praktek (2) project (33) proyek (1) python (7) radio (18) raspberry pi (4) remote (1) revisi (1) rfid (1) robot (1) rpm (2) rs232 (1) script break down (3) sdcard (3) sensor (2) sharing (3) signage (1) sinyal (1) sms (6) software (18) solar (1) solusi (1) tachometer (2) technology (1) teknologi (2) telegram (2) telepon (9) televisi (167) television (28) transistor (2) troubleshoot (3) tulisan (93) tutorial (108) tv digital (6) tvri (2) vu meter (2) vumeter (2) wav player (3) wayang (1) wifi (3)

Arsip Blog

Diskusi


kaskus
Forum Hobby Elektronika